Deskripsi Penelitian HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

73

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT dalam pembelajaran ekonomi ini telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 2, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Penelitian diawali dengan kegiatan pra penelitian yang dilakukan dua kali yaitu pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012 pada jam kelima dan keenam di kelas XI IPS 1 dan pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2012 pada jam ketiga dan keempat di kelas XI IPS 2. Kegiatan pra penelitian meliputi observasi terhadap guru, observasi terhadap kelas, observasi terhadap siswa, wawancara dengan guru dan siswa, serta pembagian kuesioner motivasi. Kuesioner motivasi dibagikan kepada siswa kelas XI IPS 1 untuk mengukur validitas dan reliabilitas kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui keadaan awal kegiatan pembelajaran di kelas XI IPS, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 pada pukul 09.20 WIB sampai dengan pukul 10.40 WIB dan siklus kedua dilaksanakan hari Sabtu tanggal 10 November 2012 pada pukul 09.20 WIB sampai dengan 10.40 WIB. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi pra penelitian Observasi pendahuluan pra penelitian dilakukan di kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Observasi pendahuluan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 15 Oktober 2012 pada jam pelajaran ke- 5 dan 6 di kelas XI IPS 1 dan hari Jumat, 19 Oktober 2012 pada jam pelajaran ke- 3 dan 4 di kelas XI IPS 2. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Bapak Drs. Al. Candra Widyantara sebagai guru bidang studi ekonomi dan akuntansi. Observasi ini bertujuan untuk membandingkan situasi dan kondisi belajar siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelas mana yang tepat untuk diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2 dapat dilihat bahwa kelas XI IPS 2 tingkat motivasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas lebih rendah dibandingkan dengan kelas XI IPS 1. Hal tersebut dapat dilihat dari respon siswa ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa hanya beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru dan timbal balik siswa ketika guru memberikan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok, siswa tidak langsung berkumpul dengan kelompoknya dan harus menunggu guru untuk menegur mereka. Jumlah siswa kelas XI IPS 2 sebanyak 36 siswa, dengan siswa berjenis kelamin perempuan 17 siswa dan siswa berjenis kelamin laki-laki 19 siswa. Berikut ini diuraikan hasil observasi pendahuluan sebelum adanya penerapan TGT: a. Observasi guru observing teacher Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru lampiran 1a, hal 159. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, dan mengulas kembali materi sebelumnya. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab dengan siswa. Hal ini dilakukan untuk merangsang perhatian siswa sehingga siswa dapat mengerti akan materi yang akan dipelajari. Pada observasi ini, kondisi kelas belum kondusif untuk pembelajaran karena masih ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangku atau belakangnya dan melakukan aktifitas sendiri seperti menyanyi. Dalam hal ini guru berusaha untuk mengendalikan kelas dengan cara menyapa dan menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Secara perlahan kondisi kelas menjadi tenang dan kondusif untuk belajar. Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan bimbingan individu. Selesai menyampaikan materi pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa dan dikerjakan secara berkelompok. Setelah pembelajaran selesai, guru mengucapkan salam penutup dan mengingatkan siswa untuk belajar kembali mengenai materi yang dipelajari ketika proses pembelajaran. Tabel 5.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum TGT No Deskriptor Ya Tidak 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi √ 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalm diskusi kelompok √ 6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan √ 7 Guru memotivasi siswa agar ada kerjasama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya √ 8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9 Guru berinteraksi dengan siswa dan terlibat dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan √ 10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok dan bekerja sama dalam kelompok √ 12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas √ 13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan √ 14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku. √ 15 Guru meninggalkan kelas saat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan √ 16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran √ 17 Guru membiarkan siswa berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif √ 18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik √ 19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pretest dan posttest √ b. Observasi kelas observing classroom Keadaan kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan kelas lampiran 2a, hal 160. Secara fisik ruang kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 sangat mendukung untuk kegiatan belajar mengajar. Fasilitas di kelas lengkap, misalnya papan tulis, meja guru, kursi guru, meja siswa, kursi siswa, papan presensi, kipas angin, almari, dan penghapus. Ruang kelas bersih, dengan pencahayaan yang cukup karena terdapat beberapa ventilasi. Selain itu di depan kelas juga terdapat taman sehingga suasana terasa sejuk. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk kegiatan pembelajaran karena jauh dari jalan raya. Tetapi kadang juga terganggu dengan suara kereta api yang sedang melintas karena letak SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu berseberangan dengan rel kereta api. Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa terlihat belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga kelas terlihat gaduh. Dari kegiatan di kelas tersebut dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 5.2 Instrumen Pengamatan Kelas Sebelum TGT No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda √ 2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oeh para siswa √ 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan √ 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas sekolah √ 5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas √ 6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ 7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya √ 8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran √ 9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ 10 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ 13 Kelas terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ 14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit √ 15 Kelas dapat terorganisir dengan baik √ 16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan √ c. Observasi siswa observing student Keadaan siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal lampiran 3a, hal 161. Saat pelajaran akan dimulai, siswa masih sibuk dengan kegiatannya sendiri, seperti mengobrol dengan temannya dan menyanyi-nyanyi. Setelah guru mengucapkan salam, siswa mulai memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika guru bertanya jawab dengan siswa ada siswa yang aktif menjawab tetapi ada juga siswa yang hanya diam saja. Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan latihan soal kepada siswa dan siswa pun menanggapi dengan baik. Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Saat membuat kelompok siswa cenderung berkelompok dengan teman sebangku atau hanya dengan teman yang disukai saja. Di dalam kerja kelompok ada yang mengerjakan, ada yang jalan-jalan di dalam kelas, ada juga yang mencontek pekerjaan teman dengan alasan buku paket hilang. Peneliti melihat tidak adanya motivasi belajar yang baik ketika proses pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang tidak semuanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dan ketika tugas tersebut dicocokan hanya siswa yang aktif dalam kerja kelompok saja yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti menyimpulkan kurangnya motivasi belajar siswa yang menyebabkan kurang aktifnya siswa di dalam kerja kelompok. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa. Kegiatan siswa dan keaktifan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut lampiran 10a, hal 162. Tabel 5.3 Hasil Observasi Keaktifan atau Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Pra Penelitian No Komponen yang diobservasi Jumlah Siswa Presentase 1 Siswa mengajukan pertanyaan kepada gurukelompok mengenai materi yang diajarkan 6 634100 = 17,65 2 Siswa menjawab pertanyaan gurukelompok 23 2334100 = 67,65 3 Siswa mengemukakanmenang gapi pendapat 4 434100 = 11,76 4 Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan pada waktu kerja kelompok 16 1634100 = 47,06 5 Siswa yang mendiskusikan jawaban yang telah ditulis pada lembar jawaban 9 934100 = 26,47 6 Siswa mencatat materi yang diberikan oleh guru 23 2334100 = 67,65 Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru, observasi kegiatan kelas, dan observasi kegiatan siswa serta wawancara dengan guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan latihan soal. Metode tersebut memang mudah diterapkan akan tetapi metode tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Metode tersebut dapat mengakibatkan siswa mencari kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebangku, mengganggu teman yang sedang memperhatikan, dan menyanyi- nyanyi. Berdasarkan keadaan pembelajaran tersebut, permasalahan yang muncul adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar tersebut akan berdampak pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran rendah, siswa menjadi kurang aktif dan hanya menggantungkan jawaban pada teman. Peneliti menduga akar permasalahan rendahnya motivasi yang berakibat kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran adalah kurangnya variasi model pembelajaran guru ketika proses pembelajaran. Dari keadaan tersebut, selanjutnya peneliti dan guru berkolaborasi untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan model pembelajaran ini, siswa berkesempatan berperan lebih aktif karena model pembelajaran TGT membutuhkan kerja sama antara siswa satu dengan siswa yang lain di dalam kelompok sehingga mereka dapat saling berpendapat dan bertanya jawab dengan teman dalam kelompok. Dalam model pembelajaran tipe TGT siswa dibagi dalam kelompok untuk permainan games dan turnamen. Pada saat games dan turnamen siswa diharapkan dapat lebih aktif untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya serta menumbuhkan persaingan secara sehat antar kelompok selama turnamen berlangsung. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, siswa diharapkan lebih termotivasi saat pembelajaran di kelas, lebih aktif bertanya dan mengemukakan pendapat. Dengan demikian, penerapan model pembelajan kooperatif tipe TGT ini diharapkan dapat mengubah keadaan kelas yang semula kurang kondusif dan kurang aktif menjadi lebih kondusif dan siswa mejadi lebih aktif sehingga lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran. 2. Siklus pertama Penelitian siklus pertama dilaksanakan hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 pada jam ke- 4 dan 5 pukul 09.20-10.40 di ruang multimedia. Materi pembelajaran adalah kebijakan fiskal. Berikut ini diuraikan penerapan model penerapan kooperatif tipe TGT pada siklus pertama. a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama. 1 Peneliti dan guru mitra menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut menjadi dasar untuk membagi siswa dalam satu kelompok yang heterogen. Cara pembentukan kelompok yaitu dengan menggunakan rata- rata nilai UTS dan ulangan harian. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang, dimana kemampuan antara satu dengan yang lain berbeda. Ada 6 kelompok yang terbentuk, diantaranya kelompok fiskal, kelompok berimbang, kelompok surplus, kelompok defisit, kelompok pajak, kelompok dinamis. Nama anggota kelompok dapat di lihat lampiran 19, hal 206. 2 Peneliti mempersiapkan perangangkat pembelajaran yang akan digunakan. Meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, dan hadiah. Berikut uraian masing-masing perangkat pembelajaran: a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti membuat RPP berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran,dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP menguraikan secara rinci langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP dapat dilihat pada lampiran 11a, hal. 179 b Lembar Kerja Siswa LKS Lembar kerja siswa yaitu materi tentang kebijakan fiskal dan soal-soal yang harus dikerjakan siswa di dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar dalam tim, berdiskusi dan berbagi pengetahuan antara siswa yang satu dengan siswa lain dalam satu kelompok lampiran 12a, hal 192 c Pembagian Kelompok Jumlah kelompok ada 6, masing-masing kelompok ada 6 orang. Tiap meja dibentuk melingkar, dikelilingi kursi dan dilengkapi dengan papan nama kelompok. d Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat games dan turnamen dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa alat- alat tulis. b. Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah- langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1 Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok dilakukan oleh guru pada awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah 6 kelompok siswa dengan anggota masing-masing kelompok 6 orang. Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan meminta mereka untuk menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. 2 Lembar Kerja Siswa LKS Setelah siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing- masing, guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi pelajaran yang telah dipelajari di pertemuan yang lalu dan mengaitkan dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu kebijakan fiskal. Guru menjelaskan dengan menggunakan model presentasi. Setiap kelompok mendapatkan satu LKS dan dua ringkasan materi. LKS berisi ringkasan materi kebijakan fiskal dan latihan soal yang nantinya akan dikerjakan oleh kelompok dan dikumpulkan. Sedangkan materi hanya berisi ringkasan materi saja. 3 Games Guru membacakan prosedur serta peraturan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing kelompok sebelum dilaksanakan games. Games dalam siklus I yaitu make a match atau lebih dikenal dengan menjodohkan. Sebelum permainan dimulai, setiap siswa memakai callcard. Selain itu setiap siswa juga mendapatkan nomor yang akan digunakan untuk maju ketika games berlangsung. Soal games berjumlah 12 soal. Setiap siswa mendapatkan giliran 2 soal. Apabila siswa mendapat nomor urut 1 maka siswa tersebut harus mengerjakan soal nomor 1 dan 7, nomor 2 maka harus mengerjakan soal nomor 2 dan 8, begitu seterusnya sampai nomor urut 6 maka harus mengerjakan soal nomor 6 dan 12. Soal dan jawaban tersedia di dalam kotak yang telah disediakan di depan. Pengerjaan ditandai dengan bunyi peluit 1 kali, dan diakhiri dengan tanda peluit 2 kali. Setiap jawaban yang benar akan memperoleh skor 100, jika jawaban salah maka akan memperoleh skor 0. Waktu pengerjaan untuk setiap soal adalah dua menit. Peraturan games dapat dilihat di lampiran 14, hal 200. 4 Turnamen Turnamen dilaksanakan setelah games selesai. Turnamen pada siklus I yaitu cerdas cermat. Soal pada turnamen berjumlah 10 soal dan akan dibacakan oleh guru. Pada turnamen ini, kelompok saling berebut menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kelompok yang menunjukkan bendera terlebih dahulu akan mendapat kesempatan menjawab soal turnamen terlebih dahulu. Jika jawaban salah, maka kesempatan menjawab akan diberikan kepada kelompok lain. Jika jawaban benar maka akan mendapat skor 100 dan jika jawaban salah maka skor akan dikurangi 100. 5 Penghargaan Kelompok Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam games dan turnamen dicatat dalam lembar penilaian kelompok. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan penghargaan kelompok. Pada siklus pertama ini, juara I adalah kelompok berimbang dengan total skor 1.300, juara II adalah kelompok pajak dengan total skor 1.000, dan juara III adalah kelompok defisit dengan total skor 900. Masing-masing juara mendapatkan hadiah berupa buku, pulpen, dan tipek juara I, tempat pensil dan pulpen juara II, serta penggaris dan pensil juara III. Kelompok lain yang tidak mendapatkan juara mendapatkan hadiah berupa makanan ringan. c. Observasi Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas siklus I ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus I. Hasil observasi dapat dilihat pada catatan anekdotal di lampiran 1b hal. 154. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.4 Aktivitas Guru pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas √ 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok, games dan turnamen √ 6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan √ 7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya √ 8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan √ 10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok √ 12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif √ 13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan √ 14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing √ sehingga suasana kelas menjadi kaku. 15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan √ 16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran √ 17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam turnamen √ 18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik √ 19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pretest dan posttest √ Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik. Guru juga menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah dibentuk. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam kelompok, games dan turnamen. Setelah diskusi kelompok, games dan turnamen selesai, guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapat nilai terbaik. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi pembelajaran dan membagikan kuesioner motivasi dan lembar refleksi untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan mengetahui kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT yang baru saja dilaksanakan. 2 Pengamatan terhadap kelas Hasil observasi dapat dilihat pada catatan anekdotal di lampiran 2b hal. 166. Instrumen pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus I disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.5 Instrumen Pengamatan Kelas siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda √ 2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa √ 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. √ 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas sekolah √ 5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas serta membuat kegaduhan di dalam kelas √ 6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ 7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. √ 8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe TGT √ 9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ 10 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ Tabel 5.5 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat ketika guru menerapkan beberapa peraturan yang harus ditaati siswa agar tercipta suasana kelas yang kondusif, siswa pun mengikuti peraturan-peraturan yang diterapkan. Ada 2 kelompok yang belum mematuhi peraturan yang berlaku. Para siswa pun tampak antusias dalam kerja kelompoknya, serta ikut berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran TGT. Kondisi yang demikian akan mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. 3 Pengamatan terhadap siswa Hasil observasi terhadap siswa dapat dilihat dalam catatan anekdotal pada lampiran 3b hal. 168. Untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan dalam tabel 5.6 dan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 5.7. 13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ 14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit √ 15 Kelas dapat terorganisir dengan baik √ 16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan √ Tabel 5.6 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok Secara Umum Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi dalam kelompok √ 2 Semua kelompok antusias mengikuti games dan turnamen √ 3 Saling bertukar pikiran dan pendapat saat diskusi √ 4 Berbagi tugas dalam pengerjaan √ 5 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran √ 6 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan √ 7 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya √ Tabel 5.7 Hasil Observasi Keaktifan Siswa atau Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I No Komponen yang diobservasi Keadaan Awal Capaian Target Jumlah Jumlah 1 Siswa mengajukan pertanyaan kepada gurukelompok mengenai materi yang diajarkan 6 17,65 25 71,43 75 2 Siswa menjawab petanyaan gurukelompok 23 67,65 35 100 75 3 Siswa mengemukakanmenang gapi pendapat 4 11,76 27 77,14 75 4 Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan pada waktu kerja kelompok 16 47,06 30 85,71 75 5 Siswa mendiskusikan jawaban yang telah 9 26,47 24 68,57 75 Tabel 5.6 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, seluruh perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran. Pada saat dilaksanakan games dan turnamen semua kelompok sangat antusias mengikutinya. Dalam hal diskusi kelompok, seluruh siswa dalam kelompok saling bertukar pikiran dan pendapat serta berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. Ketika mereka ada kesulitan dalam pembelajaran, mereka mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan pembelajaran. Dan ketika guru atau teman lain bertanya, mereka menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Selain itu mereka juga dapat menghargai saran dan pendapat dari teman lainnya. Tabel 5.7 menjelaskan bahwa siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT berjumlah 35 siswa. Pada siklus I ini jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru maupun kelompok mengenai materi yang diajarkan berjumlah 25 siswa 71,43, jumlah tersebut mengalami peningkatan dari keadaan awal yang hanya 6 siswa 17,65. Hal tersebut dikarenakan materi yang digunakan merupakan materi baru dan siswa baru mempelajari pada siklus I ini, sehingga banyak siswa yang mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada ditulis pada lembar jawaban 6 Siswa mencatat materi yang diberikan oleh guru 23 67,65 29 82,86 75 teman kelompoknya. Akan tetapi komponen ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 75. Karena masih ada siswa yang masih cenderung diam saja mendengarkan temannya yang bertanya kepada guru atau teman satu kelompoknya. Siswa menjawab pertanyaan dari gurukelompok berjumlah 35 siswa 100. Komponen ini sudah mencapai target yang diharapkan, bahkan komponen ini sudah melibatkan semua siswa dalam kelas Hal tersebut dikarenakan pada awal pembelajaran guru mengatakan akan ada penghargaan kepada siswakelompok yang aktif bertanya ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu pada saat games siswa harus maju satu per satu untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan. Ketika turnamen, masing-masing perwakilan kelompok juga harus menjawab pertanyaan dari guru. Untuk komponen siswa mengungkapkanmenanggapi pendapat berjumlah 27 siswa 77,14. Komponen ini sudah mencapai target yang diharapkan. Siswa mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat ketika guru melakukan presentasi menjelaskan materi pembelajaran dan ketika mengerjakan LKS dalam kelompok. Siswa yang mengerjakan soal latihan yang diberikan pada waktu kerja kelompok berjumlah 30 siswa 85,71. Komponen tersebut telah mencapai target yang ditetapkan. Hasil ini melebihi target sebesar 10,71. Hal ini terjadi karena sebagian siswa merasa tertantang untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan, selain itu siswa juga dituntut untuk mengerjakan soal dengan waktu yang ditetapkan yaitu 15 menit walaupun masih ada beberapa siswa yang hanya berdiam diri dan menyerahkan pekerjaan kelompok pada temannya. Pada komponen siswa mendiskusikan jawaban yang telah ditulis pada lembar jawaban berjumlah 24 siswa 68,57, hal tersebut belum mencapai target yang ditetapkan. Pada komponen ini beberapa siswa mendiskusikan jawaban yang telah ditulisnya dengan teman satu kelompok sebelum pekerjaan tersebut dikumpulkan dan dikoreksi, akan tetapi masih ada siswa yang hanya menyerahkan hasil pekerjaan kelompok kepada temannya untuk diteliti lagi. Pada komponen siswa mencatat materi yang diberikan oleh guru, ada 29 siswa 82,86 yang mencatat materi yang telah diberikan dan dijelaskan oleh guru. Hal tersebut sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Siswa sudah mempunyai kesadaran diri untuk mencatat materi yang telah diberikan dan dijelaskan oleh guru. Siswa merasa membutuhkan materi tersebut, karena tidak semua materi mendapat penjelasan yang cukup di buku paket. Dapat disimpulkan dari 6 komponen keaktifan dan keterlibatan siswa ada 2 komponen keaktifan atau keterlibatan siswa yang belum mencapai target yang ditentukan, yaitu siswa mengajukan pertanyaan kepada gurukelompok mengenai materi yang diajarkan dan siswa mendiskusikan jawaban yang telah ditulis pada lembar jawaban. Hal tersebut dikarenakan ada siswa yang masih cenderung diam saja mendengarkan temannya yang bertanya kepada guru atau teman satu kelompoknya dan siswa hanya mengandalkan teman kelompok untuk mendiskusikan jawaban yang telah ditulis pada lembar jawaban. Sedangkan untuk 4 komponen lainnya sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 75, bahkan ada yang melebihi target yang diharapkan. Karena masih ada 2 komponen yang belum mencapai target yang diharapkan, maka diperlukan tindak lanjut yaitu siklus II. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama. 1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Refleksi Guru Mitra terhadap Komponen Pembelajaran Model TGT siklus I No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan Cukup bagus, tetapi guru harus pintar mengelola kelas sehingga siswa tidak liar 2 Penilaian guru terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan Sangat antusias, siswa sangat menikmati pembelajaran kooperatif tipe TGT 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Kelas terlalu ramai, sehingga diperlukan adanya ruangan khusus. 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Lebih mudah memahami materi pelajaran 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut Siswa lebih mudah menangkap materi pelajaran 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT Fasilitas soal pada saat games belum memadahi sarananya. 7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas? Sangat berminat Tabel 5.8 menunjukkan refleksi guru mitra terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT setelah melakukan tindakan kelas, dimana refleksi tersebut berisi tentang kesan guru mitra ketika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus I. Kesan guru mitra terhadap komponen pembelajaran yang telah diterapkan secara umum cukup bagus, tetapi masih perlu persiapan yang lebih matang lagi. Disamping itu, situasi kelas yang ramai perlu dikontrol sehingga siswa tidak begitu liar. Situasi kelas yang ramai dan timbul kegaduhan ketika games maupun turnamen sehingga memerlukan ruangan khusus untuk penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sehingga tidak mengganggu kelas lain. Menurut pendapat guru yang tertulis dari refleksi, model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat bagus untuk diterapkan karena dengan penerapan model pembelajaran ini, siswa lebih cepat untuk memahami materi pembelajaran. Selain itu guru mitra juga berminat apabila akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2 Kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tabel 5.9 Instrumen Refleksi Siswa terhadap Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I No Aspek yang diamati Skala Penilaian Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 1 Bagaimanakah perasaan anda tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll? 51,43 48,57 - - Ya Tidak 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? 97,14 2,86 Ya Tidak 3 Apakah selama bekerja dalam kelompok saya: mendengarkan orang lain 100 - mengajukan pertanyaan 42,86 57,14 menyampaikan ide- ide saya 60 40 mengorganisasikan kelompok 62,85 37,15 mengacaukan kegiatan - 100 melamun - 100 Komentar Silahkan isi dan uraikan komentar anda 4 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? Ramai, ada anggota yang belum aktif, perbedaan pendapat antar anggota kelompok, ada kelompok yang curang saat games. Komentar 5 Keuntungan apa yang telah anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut. Dapat melatih kerjasama, kejujuran, bisa lebih mengerti materi pembelajaran, dapat bertukar pendapat dengan teman, bisa berfikir lebih cepat, ketelitian, dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Komentar 6 Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Keaktifan anggota kelompok, kerjasama setiap anggota kelompok, keseriusan, sikap saling menghargai pendapat oranglain, dan kejujuran. Komentar 7 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? 97,14 siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT,alasannys karena model pembelajaran tersebut menarik, bisa belajar dan bermain dan 2,86 siswa tidak berminat dengan alasan kelas menjadi ramai sehingga tidak bisa konsentrasi Komentar 8 Manfaat apa yang anda peroleh dengan mempelajari topik kebijakan fiskal untuk kehidupan sehari- hari? Dapat belajar mengatur pengeluaran, lebih mengetahui tentang kebijakan fiskal. Berdasarkan tabel 5.9 tampak bahwa sebagian besar siswa sangat senang dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal lain yaitu mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, 34 siswa atau 97,14 merasa berminat mengikuti pembelajaran dengan model TGT dan 1 orang siswa atau 2,86 tidak berminat untuk mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Untuk siswa yang tidak setuju mempunyai alasan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT keadaan kelas menjadi gaduh sehingga konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran menjadi terganggu. Untuk aspek lain yaitu mendengarkan orang lain dalam kelompok, semua siswa mendengarkan orang lain dalam kelompok, misalnya ada teman yang berpendapat ketika menjawab soal-soal LKS. Dalam hal mengajukan pertanyaan 15 siswa atau 42,86 mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang belum dimengerti kepada anggota kelompok lain, sedangkan 20 siswa 57,14 mengungkapkan dalam refleksi tidak mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok. Aspek menyampaikan ide-ide, 21 siswa 60 telah ikut ambil bagian dalam hal menyampaikan ide-ide, dan 14 siswa 40 tidak ikut ambil bagian dalam hal menyampaikan ide-ide. Pada aspek mengorganisasikan kelompok, 22 siswa 62,85 ikut mengorganisasikan kelompok, sedangkan 13 siswa 37,15 tidak ikut mengorganisasikan kelompok. Untuk aspek mengacaukan kegiatan dan melamun semua siswa atau 100 menuliskan dalam lembar refleksi tidak. Dengan demikian dapat dikatakan siswa ikut berperan aktif dan memperhatikan dalam proses pembelajaran. Adapun hambatan yang sering dialami siswa dalam siklus I ini adalah keadaan kelas yang ramai, ada anggota kelompok yang belum aktif, perbedaan pendapat antar anggota kelompok dan ada kelompok yang melakukan tindakan curang pada saat games. Siswa juga menuliskan beberapa keuntungan yang mereka peroleh ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT, diantaranya dapat melatih kerjasama, kejujuran, ketelitian, bisa lebih mengerti materi pembelajaran, dapat bertukar pendapat dengan teman, dan berpikir dengan cepat, dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam siklus I ini masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan misalnya saja keaktifan anggota kelompok, kerjasama setiap anggota kelompok, keseriusan, sikap saling menghargai dan kejujuran. Siswa juga menuliskan manfaat yang diperoleh dengan mempelajari topik kebijakan fiskal untuk kehidupan sehari-hari antara lain dapat belajar mengatur pengeluaran dan menjadi lebih mengetahui tentang kebijakan fiskal. 3. Siklus Kedua Penelitian siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I. Penelitian siklus II dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 10 November 2012 pada jam pelajaran ke 4 dan 5 di ruang multimedia. Materi pembelajaran adalah pajak. Hal ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan keaktifan siswa. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian ini adalah Bapak Drs. Al. Candra Widyantara selaku guru bidang studi ekonomi kelas XI. Jumlah siswa kelas XI IPS 2 pada siklus kedua ini adalah 30 orang siswa, karena ada siswa yang mendapatkan tugas untuk menanam pohon di sekitar sekolah dalam rangka hari pahlawan. Berikut ini diuraikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus kedua. a. Perencanaan Perencanaan dalam siklus II sama pada siklus I. Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus II. 1 Peneliti dan guru mitra membagi siswa dalam kelompok. Sama seperti pembagian kelompok dalam siklus I, ada 6 kelompok yang terbentuk, selanjutnya diberi nama kelompok dinamis, kelompok berimbang, kelompok pajak, kelompok surplus, kelompok defisit, dan kelompok fiskal. Nama anggota kelompok dapat dilihat lampiran 19, hal. 206. Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, LKS, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti membuat RPP yang berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP menguraikan secara detail langkah- langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. RPP dapat dilihat pada lampiran 11b, hal. 226. 3 LKS Lembar Kerja Siswa LKS berisi tentang ringkasan materi tentang pajak dan soal latihan. Hal ini dimaksudkan agar siswa ingat kembali tentang materi pajak. Jadi disini terjadi tanya jawab antara siswa dengan guru dan adanya kerjasama antar siswa dalam mengerjakan soal pada materi pajak ini. 4 Pembagian meja kelompok Jumlah kelompok ada 6, masing-masing kelompok ada 6 orang. Tiap meja dibentuk melingkar, dikelilingi kursi dan dilengkapi dengan papan nama kelompok. 5 Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat games dan turnamen dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa alat-alat tulis. b. Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah- langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1 Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah 6 kelompok siswa dengan anggota masing- masing kelompok 6 orang. Pada tahap ini guru hanya mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan meminta mereka menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. 2 Lembar Kerja Siswa LKS Setelah siswa berkumpul dalam kelompok masing-masing, guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi pelajaran yang telah dipelajari minggu lalu yaitu tentang kebijakan fiskal dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu pajak. Tiap kelompok mendapatkan satu LKS dan tiga ringkasan materi. Ringkasan materi berupa poin-poin penting tentang pajak. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saat mengulas materi kebijakan fiskal. 3 Games Guru membacakan prosedur dan peraturan games terlebih dahulu sebelum dilaksanakannya games. Peraturan games dapat dilihat di lampiran 14 hal. 200. Games dalam siklus II ini sama dengan siklus I yaitu games make a match menjodohkan. Sebelum permainan dimulai, siswa memakai callcard sesuai urutannya. Soal games berjumlah 12. Setiap siswa mendapat giliran mengerjakan 2 soal, misalnya yang mendapat callcard nomor 1 maka harus mengerjakan soal nomor 1 dan 7, callcard nomor 2 maka harus mengerjakan soal nomor 2 dan 8, begitu seterusnya sampai callcard nomor 6 maka harus mengerjakan soal nomor 6 dan 12. Bentuk soal adalah menjodohkan. Soal dan jawaban tersedia dalam kotak yang telah disediakan di depan. Pengerjaan soal diawali dengan tanda bunyi peluit 1 kali, dan diakhiri dengan tanda peluit 2 kali. Waktu pengerjaan untuk setiap soal adalah satu menit. 4 Turnamen Turnamen dilaksanakan setelah games selesai. Turnamen pada siklus II yaitu cerdas cermat. Soal berjumlah 10 dan akan dibacakan guru. Setiap kelompok yang akan menjawab mengacungkan tangan terlebih dahulu. Guru dibantu fasilitator mengamati kelompok mana yang berhak menjawab soal turnamen. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menjawab soal hanya satu kali. Jika jawaban benar maka akan mendapat skor 100 dan jika jawaban salah maka skor akan dikurangi 100. 5 Penghargaan Kelompok Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam games dan turnamen dicatat dalam lembar rangkuman tim lampiran 13a hal 199. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan penghargaan tim. Pada siklus kedua ini, juara I adalah kelompok defisit dengan skor total 1.600, juara II adalah kelompok pajak dengan skor total 1.100 dan juara III adalah kelompok dinamis dengan skor total 700. Masing- masing juara mendapatkan hadiah berupa seperangkat alat tulis. Kelompok lain yang tidak mendapatkan juara mendapatkan hadiah berupa makanan ringan. c. Observasi Hasil pengamatan observasi dapat dilihat pada catatan anekdotal. Dalam penelitian tindakan kelas siklus II ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus II. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.10 Aktivitas Guru pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas √ 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok, games dan turnamen √ 6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan √ 7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya √ 8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan √ melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan 10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok √ 12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif √ 13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan √ 14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku. √ 15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan √ 16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran √ 17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam kelompok √ 18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik √ 19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pretest dan posttest √ Tabel 5.10 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik. Guru juga menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini. Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompok yang telah dibentuk. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam kelompok, games dan turnamen. Setelah diskusi kelompok, games dan turnamen selesai, guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapat nilai terbaik. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan membagikan lembar refleksi untuk mengetahui kesan- kesan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT yang baru saja dilaksanakan. 2. Pengamatan terhadap kelas Hasil observasi dapat dilihat pada catatan anekdotal di lampiran 2c hal 213. Instrumen pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.11 Instrumen Pengamatan Kelas siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda √ 2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa √ 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. √ 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas sekolah √ 5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak √ Tabel 5.11 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Suasana kelas lebih baik dan kondusif dibandingkan saat siklus I. Hal tersebut dapat dilihat ketika guru menerapkan beberapa peraturan baru yang harus ditaati siswa agar tercipta suasana kelas yang kondusif. Para siswa tampak antusias dalam kerja kelompoknya, serta ikut berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran TGT. Kondisi yang demikian akan mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. ikut terlibat malas serta membuat kegaduhan di dalam kelas 6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ 7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. √ 8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe TGT √ 9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ 10 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ 13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ 14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit √ 15 Kelas dapat terorganisir dengan baik √ 16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan √ 3 Pengamatan terhadap siswa Hasil observasi terhadap siswa dapat dilihat pada catatan anekdotal lampiran 3c hal. 215. Keaktifan dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus II disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.12 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok Secara Umum Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi dalam kelompok √ 2 Semua kelompok antusias mengikuti games dan turnamen √ 3 Saling bertukar pikiran dan pendapat saat diskusi √ 4 Berbagi tugas dalam pengerpjaan tugas √ 5 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran √ 6 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan √ 7 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya √ Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, seluruh perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran. Pada saat dilaksanakan games dan turnamen semua kelompok antusias mengikutinya. Saat sesi guru menjelaskan materi dengan presentasi di depan kelas, seluruh siswa baik dalam kelompok maupun dengan teman lain kelompok saling bertukar pikiran dan pendapat. Ketika mereka ada kesulitan dalam pembelajaran, mereka mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan pembelajaran. Dan ketika guru atau teman lain bertanya, mereka menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Selain itu mereka juga dapat menghargai saran dan pendapat dari teman lainnya. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus kedua. 1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tabel 5.13 Instrumen Refleksi Refleksi Guru Mitra terhadap Komponen Pembelajaran Model TGT siklus II No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan Cukup mengenai sasaran 2 Penilaian guru terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT Siswa menjadi lebih aktif 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Siswa bisa sangat ramai jika guru tidak bisa mengendalikan 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan Proses pembelajaran menjadi lebih terfokus pembelajaran kooperatif tipe TGT dan terencana 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut Siswa lebih menguasai materi dengan cepat. 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT Ada siswa yang belum aktif 7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas? Sangat berminat Tabel 5.13 menunjukkan refleksi guru mitra terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT setelah melakukan tindakan kelas, dimana refleksi tersebut berisi tentang kesan guru mitra. Kesan guru mitra terhadap komponen pembelajaran yang telah diterapkan secara umum cukup bagus dan sudah mengenai sasaran, Disamping siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa juga dapat menguasai materi pembelajaran dengan cepat. Akan tetapi masih ada juga 1-2 siswa yang belum aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2 Kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tabel 5.14 Instrumen Refleksi Siswa terhadap Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II No Aspek yang diamati Skala Penilaian Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 1 Bagaimanakah 66,67 33,33 - - perasaan anda tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll? Ya Tidak 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? 100 - Ya Tidak 3 Apakah selama bekerja dalam kelompok saya: mendengarkan orang lain 100 - mengajukan pertanyaan 56,67 43,33 menyampaikan ide- ide saya 53,33 46,67 mengorganisasikan kelompok 76,67 23,33 mengacaukan kegiatan - 100 melamun - 100 Komentar Silahkan isi dan uraikan komentar anda 4 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? Kurang kerjasama, ada kelompok yang ramai, kurang konsentrasi, dan ada yang tidak mematuhi aturan. Komentar 5 Keuntungan apa yang telah anda capai ketika diterapkannya pembelajaran Bisa belajar bersama kelompok, cepat mengerti, berfikir cepat dan tepat, belajar santai tapi serius, siswa lebih aktif, dan dapat berlatih kejujuran. kooperatif tipe TGT tersebut. Komentar 6 Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kerjasama, lebih tenang lagi, kekompakan kelompok, dan ketegasan aturan saat games Komentar 7 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? 100 siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT dengan alasan dapat menarik apalagi untuk materi pajak. Komentar 8 Manfaat apa yang anda peroleh dengan mempelajari topik pajak untuk kehidupan sehari-hari? Semakin mengerti tentang pajak, dan dapat menghitung pajak. Berdasarkan tabel 5.14 tampak bahwa sebagian besar siswa sangat senang dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal lain yaitu mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, 30 siswa atau 100 merasa berminat mengikuti pembelajaran dengan model TGT Untuk aspek lain yaitu mendengarkan orang lain dalam kelompok, semua siswa mendengarkan orang lain dalam kelompok, misalnya ada teman yang berpendapat ketika menjawab soal-soal LKS. Dalam hal mengajukan pertanyaan 17 siswa atau 56,67 mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang belum dimengerti kepada anggota kelompok lain, sedangkan 13 siswa atau 43,33 mengungkapkan dalam refleksi tidak mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok. Aspek menyampaikan ide, 16 siswa atau 53,33 telah ikut ambil bagian, dan 14 siswa lainnya atau 46,67 tidak ikut ambil bagian dalam hal menyampaikan ide atau gagasannya. Untuk aspek mengacaukan kegiatan dan melamun semua siswa atau 100 menuliskan dalam lembar refleksi tidak. Sehingga dapat dikatakan siswa ikut berpartisipasi dan memperhatikan dalam proses pembelajaran. Adapun hambatan yang sering dialami siswa dalam siklus II ini adalah kurang kerjasama, ada kelompok yang ramai, kurang konsentrasi, dan ada yang tidak mematuhi aturan. Siswa juga menuliskan beberapa keuntungan yang mereka peroleh ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT, diantaranya bisa belajar bersama kelompok, cepat mengerti, berfikir cepat dan tepat, belajar santai tapi serius, siswa lebih aktif dan dapat berlatih kejujuran. Dalam siklus II ini masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan misalnya saja kerjasama, lebih tenang lagi, kekompakan kelompok, dan ketegasan aturan saat games. Siswa juga menuliskan manfaat yang diperoleh dengan mempelajari topik pajak untuk kehidupan sehari-hari antara lain dapat belajar menghitung pajak dan semakin mengerti pajak.

B. Analisis Komparatif Tingkat Motivasi dan Keaktifan Belajar Sebelum dan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X-1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi.

0 1 305

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar.

0 2 357

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Torunaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 246

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 260

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi

0 0 303

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar - USD Repos

0 9 355

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288