c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian
nasional, penerimaan dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Untuk
itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masa depresi ditempatkan anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan
anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A. P. Liner. Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Cara yang ditempuh ialah pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh secara langsung
terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini sektor pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah. Penerimaan
pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak
swasta.
5. Kebijakan Fiskal dan Pembangunan
Kebijakan fiskal dan pembangunan yang dijalankan dengan hati-hati dapat mempercepat proses pembangunan. Adapun usaha yang dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut : a.
Kebijakan fiskal harus dijalankan dengan lebih konservatif atau hati-hati,
yaitu selalu menjaga pengeluaran dan penerimaan dalam keadaan
seimbang dan menghindari pengeluaran yang berlebihan b.
Kebijakan fiskal dapat dipergunakan untuk memengaruhi sumber daya ekonomi dengan dua cara, yaitu :
Pembelanjaan pemerintah disatu sektor akan dapat menggalakkan penanaman modal di sektor tersebut, sedangkan pajak yang tertinggi
yang dikenakan pada satu sektor akan menurunkan gairah perusahaan untuk memperluas usahanya.
Pemberian rangsangan fiskal kepada pengusaha tertentu misalnya pemberian modal dengan syarat yang ringan, pembebasan sementara
pajak, pengurangan atau pembebasan pajak impor modal dan bahan baku
c. Kebijakan fiskal dapat memacu pembentukan modal yang dibutuhkan
dalam pembangunan
Penyebab terjadinya ketergantungan fiskal, antara lain: a.
Kurang berperannya perusahaan daerah sebagai sumber pendapatan daerah,
b. Tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan. Semua pajak
utama yang paling produktif, baik pajak langsung maupun tidak langsung ditarik oleh pemerintah
c. Pajak daerah yang cukup beragam hanya sedikit ysng dapat diandalkan
sebagi sember penerimaan d.
Adanya kekhawatiran apabila daerah memiliki sumber keuangan yang tinggi, hal itu akan mendorong terjadinya disintegrasi dan separatisme
e. Kelemahan dalam pemberian subsidi dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah.
C. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament
TGT c.
Tanya jawab