b. Asas pemerataan
Pajak yang dibebankan hendaknya dibagi secara merata kepada segenap lapisan golongan masyarakat. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sebagai kewajiban warga negara.
c. Asas manfaat
Pajak yang dibebankan hendaknya disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh benefit principle, misalnya pajak kendaraan bermotor
yang lebih besar dari pajak sepeda, pajak untuk mobil lebih besar dari pajak sepeda motor, hal ini disebut tarif pajak degresif.
d. Asas yuridis
Pajak yang dibebankan harus sesuai dengan daya pikul dari wajib pajak ability to pay. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghitung jumlah penghasilan yang diterima seseorang. e.
Asas efisienekonomis Pajak yang dibebankan kepada wajib pajak hendaknya tidak
memberatkan atau menghambat perkembangan usahaperekonomian. f.
Asas sederhana Pajak dibebankan kepada wajib pajak hendaknya jangan terlalu
banyak jenisnya agar mudah dimengerti oleh wajib pajak.
8. Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia
Sistem pemungutan pajak ada tiga macam: a.
Official Assessment System Sistem ini memberi kewenangan pemerintah untuk menentukan
besarnya pajak terutang. b.
Self Assessment System Sistem ini memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab
kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus
dibayar.
c. Withholding System
Sistem pemungutan pajak ini memberi kewenangan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Beberapa pajak yang diterapkan di Indonesia:
a. Pajak Penghasilan PPh
1 Subjek pajak
Subjek pajak penghasilan yaitu orang pribadi dan warisan yang terbagi, badan usaha, dan badan usaha tetap yang dibedakan menjadi
subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. 2
Objek pajak Objek PPh adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau menambahkan kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Contoh
penghasilan yang kena PPh : Upah, gaji, honorarium, royalti, penghargaan, laba usaha, bunga tabungan, premi asuransi, serta
hadiah dari undian. 3
Penghasilan Kena Pajak PKP Besarnya penghasilan tidak kena pajak untuk wajib pajak badan
usaha diatur sebesar penghasilan neto. Sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi dihitung sebesar penghasilan neto dikurangi dengan
penghasilan tidak kena pajak PTKP 4
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP UU PPh No. 36 Tahun 2008
Besarnya penghasilan kena pajak perorangan dihitung berdasarkan penghasilan netonya dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak
yang jumlahnya: a
Rp 15.840.000 untuk diri wajib pajak pribadi b
Rp 1.320.000 tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah