Persiapan presentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik sehingga memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas
penyampaian presentasi lisan ditentukan oleh pesan yang sengaja dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Seorang yang suadah snagat
terlatih menyampaikan presentasi lisan dapat menyembunyikan ide-ide yang tidak logis dan yang tidak berharga. Sebaliknya ada orang yang sangat buruk cara
penyampaiannya, sehingga tidak dapat mengkomunikasikan ide-ide yang berharga kepada pendengar Pembicara bertanggung jawab memberikan presentasi berharga
dank arena itu bertanggung jawab untuk menyampaikan presentasi seefektif mungkin. Untuk menyampaikan presentasi lisan dengan baik perlulah
diperhatikan beberapa hal seperti berikut Muhammad, 2007:203-204 : 1
Kontak Mata : komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar.
2 Vokalik : Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekanan
pada kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian presentasi lisan.
3 Ketepatan : Penyampaian pembicaraan terutama isi pembicaraan itu
sendiri hendaklah cocok dengan kesempatan presentasi tersebut. 4
Perencanaan : Pilihlah topik pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar.
II.3 KOMUNIKASI KELOMPOK
II.3.1 Pengertian Komunikasi Kelompok
Menurut Shaw, kelompok adalah kumpulan dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau kinerja
dari seseorang dipengaruhi oleh perilakukinerja anggota lain Ardana, 2008:43. Kelompok ini misalnya adalah kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah
gatau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Komunikasi merupakan hal yang penting bagi kegiatan kelompok, apakah itu
Universitas Sumatera Utara
suatu pembicaraan tanpa akhir dalam rapat panitia, percakapan akrab antara dua teman, atau pertemuan keluarga untuk merencanakan liburan akhir minggu Sears,
1985:109. Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang
berlangsung di antara kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam
kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrol-ngobrol
antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan dan sebagainnya.
Menurut Marhaeni Fajar 2009: 65 komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka menjadi slaah satu bagian dari kelompok
tersebut. Contoh: tetangga, keluarga, kawan-kawan dekat, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite untuk mengambil suatu
keputusan, komunikasi ini dengan sendirinya melibatkan komunikasi interpersonal antarpribadi.
Dimana, komunikasi kelompok dilakukan oleh lebih dari dua orang tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi tersebut juga di kalangan terbatas,
khusus bagi anggota kelompok tersebut. Adapun karakteristik dari komunikasi kelompok, antara lain Fajar, 2009:66 :
1 Komunikasi dalam komunikasi kelompok bersifat homogen.
2 Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam melakukan
tindakan pada saat itu juga.
Universitas Sumatera Utara
3 Arus balik didalam komuniaksi kelompok terjadi secara langsung, karena
komunikator dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat komunikasi sedang berlangsung.
4 Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat rasional terjadi pada
komunikasi kelompok kecil dan bersifat emosional terjadi pada komunikasi kelompok besar.
5 Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan meskipun
hubungan yang terjadi tidak erat seperti pada komunikasi interpersonal. 6
Komunikasi akan menimbulkan konsekuensi bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan
yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka yang kecil
Golberg, 1985: 6. Michael Burgoon dalam Fajar, 2009:66 juga mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi
tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
II.3.2 Klasifikasi Kelompok dan Krakteristik Komunikasinya