Motivasi Kerja KERANGKA TEORI

Gambar 1 Motivasi dalam Rentang Tingkah Laku Fokus dari teori motivasi Sumber: Wahjono, 2010: hal.80 Oleh karena itu yang menggambarkan daerah perilaku manusia mana yang dipengaruhi atau diubah, sehingga daerah itulah yang difokuskan sebagai daerah pemotivasian. Menilik dari gambar diatas, sebenarnya daerah yang dapat dimotivasi adalah lebih luas daripada daerah refleks dan daerah kebiasaan. Ini menunjukkan begitu besarnya potensi pemotivasian.

I.5.6 Motivasi Kerja

Motivasi mempersoalkan bagaiman caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mampu bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mengwujudkan tujuan perusahaan. Motivasi kerja adalah dorongan yang muncul pada diri individu untuk secara sadar melakukan pekerjaan yang dihadapi Danim, 2004:23. Senada dengan pernyataan Ernest J. McCormick Mangkunegara, 2005:94 dalam hubungannya dengan lingkungan kerja mengemukakan bahwa “Work motivation is defined as conditions which influence the arousal, direction and maintenance of behaviors relevant in work setting. Yang artinya bahwa “Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”. Refleks Kebiasaan Dapat Dipengaruhi Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai kebutuhan mereka. Untuk membicarakan kebutuhan-kebutuhan yang mempunyai kekuatan yang tinggi pada saat tertentu bagi seseorang. Abraham Maslow telah mengembangkan suatu konsep teori motivasi yang dikenal dengan hirarki kebutuhan hierarchy of needs. Menurut Maslow, nampaknya ada semacam hirarki yang mengatur dengan sendirinya kebutuhan-kebutuhan manusia ini Thoha, 1996:193. Dalam proses pemenuhan kebutuhan, perilaku individu akan didominasi dan ditentukan oleh jenis kebutuhan yang belum terpenuhi. Perilaku pada dasarnya dimotivasi oleh suatu keinginan mrncapai tujuan. Kebutuhan yang telah terpenuhi akan berkurang dalam kekuatannya dan biasanya tidak memotivasi individu tersebut untuk mencari tujuan guna memenuhinya. Menurut Maslow, kebutuhan manusia dalam organisasi terdiri dari lima macam kebutuhan yang tingkatannya digambarkan sebagai berikut: Gambar 2 Hierarki Kebutuhan dari Maslow Sumber : Handoko,2003. hlm.258. Universitas Sumatera Utara Marihot Tua Efendi Hariandja 2005:325-327 secara lebih jelas mengemukakan mengenai kelima tingkat kebutuhan tersebut, yaitu: 1. Kebutuhan fisik physiological needs. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk hidup, seperti kebutuhan untuk makanan, minuman, pakaian, seks, dan lain-lain. Karena ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan didahulukan pemenuhannya oleh manusia, dimana bila ini belum terpenuhi atau belum terpuaskan, maka individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi. 2. Kebutuhan rasa aman safety needs. Kebutuhan ini berkaiatan dengan kebutuhan rasa aman dari ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti keamanan dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena faktor usia atau faktor lainnya. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama terpenuhi. 3. Kebutuhan sosial social needs. Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain, dan menciantai orang lain. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan tingkat pertama dan kedua terpenuhi. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang untuk menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain. 4. Kebutuhan pengakuan esteem needs. Kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain masyarakat, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakuidihormatidihargai oleh orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian dan kebebasan. 5. Kebutuhan aktualisasi diri self-actualization needs. Kebutuhan yang berhubungan dngan aktualisasipenyaluran diri dalam arti kemampuanminatpotensi diri dalam bentuk nyata dalam kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori Maslow. Hal ini ditandai dengan hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya. Selain itu Maslow tidak bermaksud, bahwa hierarki kebutuhannya itu secara langsung diterapkan dalam motivasi kerja. Pada kenyataannya dia tidak menggali aspek-aspek motivasi manusia dalam suatu organisasi, sampai pada sekitar 20 tahun setelah dia menyampaikan teori aslinya itu Douglas McGregor dalam bukunya The Human Side of Enterprise mencoba mempopulerkan teori Maslow dalam literature manajemen. Mulai saat itu hierarki kebutuhan mempunyai dampak yang menakjubkan terhadap pedekatan manajemen modern Universitas Sumatera Utara Aktualisasi Diri Penghargaan misalnya: status, titel, simbol-simbol, promosi, perjamuan dan sebagainya Sosial atau afiliasi misalnya: kelompok formal atau informal, menjadi ketua yayasan, ketua organisasi olahraga dan sebagainya. Keamanan misalnya: jaminan masa pensiun, santunan kecelakaan , jaminan asuransi kesehatan dan sebagainya . Fisik misalnya: gaji, upah tunjangan, honorarium, bantuan pakaian, sewa perumahan, uang transport dan lain-lain. mengenai motivasi ini Thoha, 1996:199. Dengan demikian hierarki kebutuhan dari Maslow dapat diubah kedalam tatanan model motivasi kerja seperti yang digambarkan sebagai berikut: Gambar 3 Hierarki Motivasi Kerja Sumber : Miftah Thoha. Prilaku Organisasi. 1993. hlm.200. Melalui teori ’piramida kebutuhan manusia’, Maslow berasumsi bahwa motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia dan kebutuhan itu mempunyai tingkatan mulai dari kebutuhan paling dasar samapai kepada kebutuhan yang paling tinggi. Susunan kebutuhan itu ibarat sebuah piramida. Setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut muali dari tingkat dasar, setelah dia puas maka manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat berikut. Maslow menyebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia itu sebagai basic needs yang tersusun sebagai berikut: Liliweri, 2004:199-201. Universitas Sumatera Utara Tahap-1 Kebutuhan fisiologi. Pada level pertama ditunjukkan bahwa secara umum manusia ingin mempertahankan kehidupannya sustenance, dan untuk mempertahankan kehidupan itu manusia berusaha agar kebutuhan fisiologi makan, minum, pakaian, dan rumah, udara dan seksreproduksi harus dapat di penuhi. Bagaimana organisasi melihat kebutuhan manusia itu sebagai maslah karyawan? Bagaimana usaha organisasi untuk memenuhi kebutuhan dasar itu? Organisasi dapat meningkatkan pendapatan, gaji, honorarium, memberi kredit perumahan dan kendaraan bermotor, membuka koperasi simpan pinjam, dan lain- lain. Menurut perkiraan Maslow dalam Thoha 1996:200, kebutuhan dihirarki paling bawah pada umumnya para pegawai dapat memenuhi dengan kepuasan di sekitar 85. Tahap-2 Kebutuhan rasa aman. Pada kebutuhan fisiologi pada level pertama di atas sudah dipenuhi maka manusia berusaha untuk mendapatkan kebutuhan tingkat berikutnya yaitu rasa aman dan kehidupan yang stabil. Yang dimaksudkan dengan security needs adalah kebutuhan rasa aman, manusia merasa dan ingin bebas dari gangguan fisik maupun gangguan emosi orang lain. Manusia ingin agar dia merasa aman tidak hanya di tempat tinggalnya tetapi juga di akantor tempat ia bekerja. Organisasi harus dapat memberikan jaminan keamanan misalnya menyediakan tempat kerja di kantor yang aman sehingga dia tidak merasa terganggu dari lingkungan fisik atau ancaman dari teman-teman sekerja maupun pihak luar. Contoh lain, demi kepentingan rasa aman di hari tua maka organisasi merencanakan pensiunan bagi karyawan. Maslow meperkirakan orang dewasa menghendaki keamanan dan kestabilan. Tahap-3 Kebutuhan sosial. Pada level ketiga manusia membutuhkan kasih sayang, manusia merasa kalau dia merupakan mulik masyarakat atau lingkungan sosial, manusia juga ingin agar dirinya diterima dan dijadikan sebagai sahabat oleh lingkungan maupun organisasi. Organisasi dapat mefasilitasi kebutuhan itu dengan membentuk tim kerja lintas unit kerja, tim olahraga, merancang pertemuan-pertemuan bersama baik formal maupun informal, merayakan hari-hari beasar nasioanal maupun keagamaan secara bersama-sama. Maslow memperkirakan 50 orang dewasa menghendaki agar kebutuhan sosial mereka dapat dipenuhi oleh masyarakat maupun organisasi. Tahap-4 Kebutuhan harga diri. Pada tahap keempat manusia membutuhkan penghargaan dari orang lain terhadap dirinya, kita sebut kebutuhan akan harga diri esteem needs. Memberikan penghargaan kepada orang lain dapat dilakukan melalui pengakuan atas status yang dia miliki. Dalam oragnisasi untuk menghargai harga diri para karyawan maka perlu ditetapkan status yakni posisi atau kedudukan seseorang dalam struktur organisasi. Organisasi juga dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, atau mempercayakan seseorang untuk memangku sebuah jabatan tertentu. Itulah status yang diberikan oleh organisasi, dan jika perlu status itu lengkap dengan sebutan untuk jabatan tertentu direktur, kepala, ketua, supervisors, deputi, dan lain-lain. Maslow memperkirakan 40 orang dewasa membutuhkan penghargaan orang lain terhadap harkat dan martabat dirinya. Tahap-5 Kebutuhan aktualisasi diri. Pada puncak piramida ada kebutuhan aktualisasi diri di mana setiap orang ingin agar masyarakat atau organisasi melibatkan dia secara penuh, termasuk memberikan kepercayaan kepada mereka untuk melaksanakan tugas dan fungsi tertentu. Dengan pelaksanaan tugas dan Universitas Sumatera Utara fungsi itu maka setiap orang akan mengaktualisasi dirinya kepada orang lain. Maslow memperkirakan 10 orang dewasa akan mengatakan bahwa mereka membutuhkan proses atau aktivitas untuk mengaktualiasikan dirinya kepada masyarakat atau organisasi.

I.6 KERANGKA KONSEP

Dokumen yang terkait

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 26

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 3

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 39

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 10

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 2

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 0 8

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 1 11