Bab 64: Thawafnya Kaum Wanita Bersama Kaum Laki-laki
800. Ibnu Juraij mengatakan bahwa mereka diberi tahu oleh Atha ketika Ibnu Hisyam melarang kaum wanita mengerjakan thawaf bersama-sama dengan kaum lelaki. Atha
berkata, Bagaimana Anda melarang orang-orang wanita, padahal istri-istri Nabi juga rnengerjakan thawaf bersama para lelaki? Ibnu Juraij bertanya kepada Atha, Apakah
larangan Abu Hisyam itu sesudah adanya perintah atau sebelum turunnya ayat hijab itu? Atha berkata, Ya, demi umurku, saya mengetahui sesudah turunnya ayat hijab. Ibnu
Juraij bertanya kepada Atha, Bagaimanakah kaum wanita itu bercampur dengan kaum lelaki? Ia berkata, Bukannya kaum wanita itu bercampur bergaul bebas. Aisyah
melakukan thawaf di tempat terpisah dari kaum lelaki sehingga tidak bercampur-baur dengan mereka. Kemudian ada seorang wanita berkata, Marilah kita berangkat untuk
menyentuh Hajar Aswad, wahai Ummul Mukminin. Aisyah berkata, Kamu sendiri sajalah melakukannya. Aisyah tidak mengikuti ajakannya. Para wanita keluar dengan
tidak dapat dikenal siapa dirinya di waktu malam. Kemudian mereka melakukan thawaf dengan kaum lelaki. Tetapi, bila mereka memasuki Baitullah, mereka tetap berdiri
sehingga betul-betul masuk dan kaum lelaki disuruh keluar. Aku mendatangi Aisyah bersama Ubaid bin Umair dan ia berdiam di suatu tempat bernama Jauf Tsabir. Aku
bertanya, Apakah yang dijadikan sebagai tabirnya? Ia berkata, Dia berada di dalam kemah kecil buatan Turki. Kemah itu mempunyai tutup, dan antara kami dengannya tidak
ada sesuatu selain itu. Aku sendiri melihat ia mengenakan baju kurung yang berwarna bunga mawar.
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ummu Salamah yang tercantum pada nomor 257 di muka.
Bab 64: Bercakap-cakap Pada Waktu Mengerjakan Thawaf
801. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi saw. ketika thawaf di Kabah, beliau melewati orang yang mengikatkan tangannya kepada orang lain dengan tali kulit atau benang atau
barang selain itu, dalam satu riwayat: melewati seseorang yang menuntun orang lain dengan tali kekang di hidungnya 7234. Lalu, Nabi memutuskannya dengan tangan
beliau. Kemudian beliau bersabda, Tuntunlah tangannya. Bab 65: Apabila Melihat Tali Kulit atau Benda Lain yang Tidak disenangi, Maka
Benda Itu Supaya Dipotong
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Abbas di atas.
399
Bab 66: Tidak Boleh Orang Telanjang Berthawaf dan Tidak Boleh Orang Musyrik Mengerjakan Ibadah Haji
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan bagian dari hadits Abu Hurairah yang akan disebutkan pada 65-AT-TAFSIR 9 2 - BAB.
Bab 67: Apabila Berhenti Pada Waktu Thawaf
Atha
[ 33
]
berkata mengenai orang yang melakukan thawaf, lalu diiqamati shalat. Atau, ia ditolak dari tempatnya, apabila telah salam, Hendaklah ia kembali ke tempat di mana
thawafnya tadi diputuskan, lalu ia bangun lanjutkan lagi.
[ 34
]
Hal serupa juga diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Abdur Rahman bin Abu Bakar r.a.
[ 35
]
Bab 68: Shalat Nabi Sebanyak Dua Rakaat Untuk Tujuh Kali Putaran Thawaf
Nafi berkata, Ibnu Umar biasa melakukan shalat dua rakaat untuk tiap-tiap tujuh putaran thawaf.
[ 36
]
Ismaili bin Umayyah berkata, Saya berkata kepada az-Zuhri, Sesungguhnya Atha berkata, Cukuplah baginya melakukan shalat wajib untuk mewakili shalat dua rakaat
thawaf. Az-Zuhri menjawab, Sunnah Nabi itu lebih utama. Nabi tidak pernah melakukan tujuh putaran thawaf melainkan beliau lakukan shalat dua rakaat.
[ 37
]
802. Amr bin Dinar 2170 berkata, Kami bertanya kepada Ibnu Umar, Bolehkah seseorang mencampuri istrinya pada waktu umrah sebelum ia melakukan sai antara
Shafa dan Marwah? Ibnu Umar menjawab, Ketika Nabi sampai di Mekah 2171, beliau melakukan thawaf di Kabah tujuh kali. Kemudian shalat dua rakaat di maqam
Ibrahim, kemudian beliau keluar ke Shafa 2166, lalu melakukan sai antara Shafa dan Marwah tujuh kali 2203, padahal Allah Taala telah berfirman, Sungguh telah ada bagi
kamu pada diri Rasulullah itu teladan yang baik. 803. Amr bertanya kepada Jabir bin Abdullah r.a., lalu ia menjawab, Janganlah seorang
laki-laki itu mendekati istrinya, sehingga ia mengerjakan thawaf yakni sai antara Shafa dan Marwah.
Bab 69: Orang yang Tidak Mendekati Kabah dan Tidak Berthawaf Sehingga Keluar ke Arafah dan Kembali Sesudah Thawaf Pertama Yakni Thawaf Rudum
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Abbas yang tertera pada nomor 768 di muka.
Bab 70: Orang yang Shalat Dua Rakaat Thawaf di Luar Masjidil Haram