Bab 77: Satu Sha dari Kismis Anggur Kering
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Said di atas tadi.
Bab 78: Mengeluarkan Zakat Fitrah Sebelum Shalat Id
Bab 79: Zakat Fitrah Itu Wajib Atas Orang Merdeka dan Hamba Sahaya
Az-Zuhri berkata mengenai budak-budak yang diperjualbelikan, Ia dizakati sebagai harta perdagangan, dan dikeluarkan zakat fitrahnya pada waktu Idul Fitri.
[ 55
]
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar yang tersebut pada nomor 748 di muka.
Bab 80: Zakat Fitrah Itu Wajib Atas Anak Kecil dan Orang Dewasa
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Umar yang diisyaratkan di atas.
Catatan Kaki:
[1] Ini adalah bagian dari haditsnya yang panjang mengenai kisah Abu Sufyan sebelum masuk Islam
bersama Hiraklius, Kaisar Rumawi, dan akan disebutkan secara lengkap pada 65 -AL-JIHAD 102- BAB.
[2] Riwayat ini muallaq, dan al-Hafizh tidak mentakhrijnya di tempatnya. Ia mengatakan pada bab
selanjutnya 40 bahwa adz-Dzahili me-maushul-kannya di dalam az-Zuhriyyat dari Abu Shalih yakni Abdullah bin Shalih dari al-Laits. Saya al-Albani berkata, Dan penyusun Imam Bukhari me-maushul-
kannya pada 88-AL-MURTADDIN dari Yahya bin Bukair seorang diri.
[3] Benluk isnadnya seperti bentuk muallaq, dan di-maushul-kan oleh Abu Dawud di dalam an Nasikh wal-
Mansukh. [4]
Satu wasaq = 60 sha; dan satu sha = empat mud. Fiqhuz-Zakat [terjemahan] karya Dr. Yusuf al- Qardhawi, hlm. 344-345 - Penj.
[5] Di-maushul-kan oleh Ibnu Jarir dengan isnad yang lemah dari Ibnu Abbas.
[6] Di-maushul-kan oleh Abd bin Humaid dari Ikrimah.
[7] Ini adalah bagian dari haditsnya yang panjang yang telah disebutkan secara lengkap pada 10-AL-
ADZAN 37 - BAB. [8]
Yakni: bukan bagiku. Karena sedekahku jatuh ke tangan orang yang tidak berhak menerimanya, maka segala puji adalah bagi-Mu. Karena, hal itu terjadi atas kehendak-Mu, bukan atas kehendakku. Karena
375
iradah kehendak Allah itu semuanya bagus. Fahtul Bari [9]
Di-maushul-kan oleh penyusun pada nomor 717 mendatang. [10]
Di-maushul-kan oleh penyusun pada permulaan 43-AL-ISTIQRADH. [11]
Di-maushul-kan oleh Abu Dawud dan lainnya dari Umar dalam kisah berlombanya dengan Abu Bakar r.a., dan perkataan Abu Bakar sesudah menyedekahkan seluruh hartanya, Kutinggalkan Allah dan Rasul-
Nya untuk mereka keluargaku. Sanadnya hasan, dan disahkan oleh Tirmidzi dan Hakim. [12]
Cerita ini sangat populer di dalam kitab-kitab sirah sejarah, dan mengenai kisah ini terdapat beberapa buah hadits marfu yang sebagiannya tercantum dalam kitab ini. Silakan periksa 21-AL-HIBAH 34 -
BAB dan 65-AT-TAFSIR 59-AL-HASYR. [13]
Ini adalah bagian dari hadits al-Mughirah yang disebutkan secara lengkap dan maushul pada 81-AR- RAQAAIQ 21- BAB.
[14] Di-maushul-kan oleh Yahya bin Adam di dalam kitab al Kharaj dengan sanad sahih menurut syarat
Bukhari dan Muslim hingga Thawus. Al-Hafizh berkata, Akan tetapi, Thawus tidak mendengar dari Muadz, karena itu riwayat ini munqathi terputus sanadnya. Karena itu, janganlah Anda teperdaya oleh
orang yang mengatakan bahwa riwayat ini disebutkan oleh Bukhari secara muallaq sebagai riwayat yang sahih di sisinya. Karena, perkataan demikian itu hama menunjukkan kesahihan hingga kepada orang yang
me-muallaq-kannya saja. Sedangkan, sisa sanadnya sanad berikutnya tidaklah demikian. Hanya saja pemuatan riwayat ini untuk menjadi hujah menjadikannya kuat di sisinya, seakan-akan riwayat ini
didukung oleh hadits-hadits yang diriwayatkannya di dalam bab ini.
[15] Di-maushul-kan oleh penyusun pada nomor 730 yang akan datang.
[16] Di-maushul-kan oleh penyusun pada 13-AL-IDAIN 19-BAB.
[17] Misalnya, si A mempunyai 40 ekor kambing dan si B juga mempunyai 40 ekor kambing. Lantas,
mereka kumpulkan jadi satu kambing-kambing itu. Kemudian mereka keluarkan zakat seluruhnya dengan 1 ekor kambing, karena zakat 40 - 120 ekor kambing hanya 1 ekor kambing. Padahal, kalau sendiri-sendiri,
maka masing-masing terkena kewajiban zakat 1 ekor kambing. Dan tidak boleh dipisahkan barang yang terkumpul, misalnya si A dan si B berkongsi harta senilai 30 dinar emas hingga sudah terkena kewajiban
zakat. Tetapi, kemudian mereka pisahkan untuk masing-masing senilai 15 dinar, untuk menghindari zakat. Atau, misalnya si A dan B join 50 ekor kambing yang dengan demikian sudah terkena kewajiban zakat 1
ekor kambing. Tetapi, kemudian seluruh kambing itu mereka bagi dua menjadi 25 ekor bagi masing-masing orang. Dengan demikian, mereka tidak terkena kewajiban zakat karena belum sampai nishab. Penj.
[18] Di-maushul-kan oleh Ahmad dan Abu Dawud dan lain-lainnya, dan ini adalah hadits shahih li ghairih.
[19] Di-maushul-kan oleh Abu Ubaid di dalam al Amwal dengan sanad sahih dari mereka.
[20] Diriwayatkan oleh Abdur Razzaq darinya.
[21] Hadits Abu Bakar akan disebutkan dengan panjang lebar pada bab berikutnya 40, juga terdapat
hadits lain yang berhubungan dengan memerangi para penolak membayar zakat yang sudah disebutkan pada nomor 699. Hadits Abu Dzar akan disebutkan secara maushul setelah dua hadits berikut. Sesudah itu
disebutkan hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan secara muallaq, dan akan saya sebutkan siapa yang me- maushul-kannya di sana.
[22] Yaitu, unta yang telah genap setahun usianya dan memasuki tahun kedua, dan induknya telah bunting
lagi. Al-makhidh berarti yang bunting, yakni telah memasuki waktu bunting, meskipun tidak bunting. Sebutan untsa betina begitu pula dzakar jantan adalah sebagai penegasan. Dan, bintu labun dan ibnu
376
labun adalah unta yang usianya telah genap dua tahun dan memasuki tahun ketiga. Sehingga, induknya menjadi labun, yakni mempunyai air susu, karena ia telah mengandung kandungan lain dan melahirkannya.
[23] Yaitu, unta yang usianya telah memasuki tahun keempat hingga akhir tahun itu. Ia disebut dengan
hiqqah, karena telah pantas dinaiki dan dimuati beban. Bentuk jamaknya adalah hiqaaq dan haqaaiq. Disebut tharuuqatul jamal artinya dilewati, dan yang dimaksud ialah telah pantas dinaiki unta pejantan.
[24] yaitu, unta yang telah genap berusia empat tahun dan memasuki tahun kelima.
[25] Yakni, tidak diperbolehkan bagi dua orang pemilik harta yang masing-masing berkewajiban
mengeluarkan zakat. Sedangkan, harta mereka terpisah, yakni masing-masing memiliki 40 ekor kambing, yang berarti masing-masing wajib mengeluarkan zakat seekor kambing. Tetapi, kemudian mereka
mengumpulkannya menjadi satu ketika tiba waktu membayar zakat. Sehingga, mereka dapat berzakat dengan separonya saja seekor kambing untuk dua orang. Karena, dengan dikumpulkan ini, maka seluruh
kambing itu hanya terkena zakat seekor. Benda-benda lain dapat dikiaskan dengan ini. Dan tidak boleh dipisahkan antara hewan yang terkumpul, maksudnya ialah dua orang yang berkongsi dengan menghimpun
harta mereka menjadi satu, yang masing-masing memiliki 101 ekor kambing. Sehingga, kalau dikumpulkan jumlahnya menjadi 202 ekor dan terkena zakat 3 ekor. Lantas, dipisahkan kepemilikannya menjadi 101
ekor bagi masing-masing orang. Dengan demikian, masing-masing hanya terkena zakat 1 ekor kambing saja. Demikian keterangan as-Sindi.
[26] Khaliith sama dengan mukhaalith, yakni seorang sekutu yang mencampur hartanya dengan milik
sekutunya. Dan yang dimaksud dengan taraaju bergantian ialah sama-sama dikenakan zakat. Misalnya, yang satu mempunyai 40 ekor sapi dan yang lain memiliki 30 ekor sapi. Lalu, harta mereka dicampur,
maka yang memiliki 40 ekor dikenakan zakat seekor musinnah sapi betina umur 2 tahun, dan yang memiliki 30 ekor dikenakan zakat seekor tabi sapi jantan atau betina berumur 1 tahun. Maka, yang
mengeluarkan musinnah itu sama dengan mendapat bagian 37 atas sekutunya, dan yang mengeluarkan tabi itu seperti mendapatkan 47 atas sekutunya. Karena masing-masing umur itu wajib atas kepemilikan
bersama, maka harta itu seperti milik satu orang. Nihayah.
[27] Ini adalah bagian dari hadits yang di-maushul-kan oleh penyusun Imam Bukhari pada 83 - AN-
NUDZUR 2- BAB, dan akan disebutkan dengan izin Allah. [28]
Al-Hafizh berkata, Maksud Imam Bukhari itu ialah kesesuaian riwayat ini dengan hadits Abu Dzar yang menyebut sapi, karena kedua hadits itu sama isinya. Imam Muslim telah meriwayatkannya dengan
maushul melalui jalan Bukair dengan isnad ini secara panjang. [29]
Tambahan ini diriwayatkan secara muallaq oleh Imam Bukhari, dan al-Hafizh tidak me-maushul- kannya.
[30] Yaitu sebagaimana disebutkan dalam haditsnya yang tercantum pada nomor 725 di muka.
[31] Di-maushul-kan oleh Abu Ubaid di dalam al-Amwal dengan sanad yang bagus.
[32] Riwayat ini sahih, bagian awalnya diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah. Demikian keterangan dalam
al-Fath. [33]
Akan diriwayatkan secara maushul dalam bab ini. [34]
Di-maushul-kan oleh Ahmad dan lainnya. Al-Hafizh berkata, Dan perawi-perawinya tepercaya. Cuma di dalamnya Ibnu Ishaq meriwayatkan secara muanan dengan menggunakan lafal an dari. Karena itu,
Ibnul Mundzir tidak memberi komentar di dalam menetapkannya. [35]
Abu Ubaid menambahkan dari jalan Abu Zinad. Hendaklah mereka mengeluarkan zakat. Dia berkata, Lalu Rasulullah berkhotbah, kemudian beliau membela dua orang, yaitu Abbas dan Khalid.
377
[36] Akan diriwayatkan dengan lengkap secara maushul dalam bab ini.
[37] Yakni, karena sibuk berjuang di jalan Allah, sehingga tidak sempat bepergian di bumi untuk
melakukan perdagangan atau usaha lain. [38]
Riwayat ini adalah muallaq menurut penyusun Imam Bukhari, tetapi ia di-maushul-kan oleh Ali Ibnu Khuzaimah dalam al Fawaid.
[39] Di-maushul-kan oleh Imam Malik dan Ibnu Abi Syaibah dengan dua sanad yang sahih. Diriwayatkan
pula dari Umar riwayat yang sebaliknya dari ini, tetapi sanadnya tidak sah. Diriwayatkan juga secara marfu, tetapi tidak sah.
[40] Yakni, hadits Abu Said yang tersebut pada nomor 702 di muka. Maksudnya, hadits Ibnu Umar itu
umum, sedang hadits Abu Said ini khusus. Maka, keumuman hadits Ibnu Umar dikhususkan olehnya. Hal ini tampak jelas bagi orang yang mengerti. Relevansinya dengan uslub penyusunan ialah disebutkannya
pembahasan ini sesudah hadits Abu Said yang diisyaratkan di muka. Hal ini juga terjadi dalam beberapa naskah kitab ini. Silakan baca al-Fath.
[41] Di-maushul-kan oleh Ahmad 1210, 211, dan 212 dari beberapa jalan dari Amr bin Dinar dari Ibnu
Abbas darinya, dan di-maushul-kan oleh Imam Bukhari pada 25-AL-HAJJ 54-BAB dari jalan lain dari Ibnu Abbas yang tidak melampaui riwayat ini.
[42] Di-maushul-kan oleh penyusunan pada beberapa tempat, dan akan disebutkan pada 56-AL-JIHAD
127 -BAB. [43]
Yakni, hadits Ibnu Umar yang tercantum pada nomor 737 dan perkataan penyusun ini tidak terdapat di sini dalam naskah al Fath dan lainnya. Silakan baca catatan kaki 40 di muka.
[44] Di-maushul-kan oleh penyusun Imam Bukhari pada 29-AL-BUYU 82-BAB dari hadits Ibnu
Umar. Akan kami sebutkan di sana insya Allah, karena mengikuti yang lain, dan akan disebutkan juga di sini secara maushul.
[45] Yakni memberikannya untuk berjihad, karena kalau hanya menunggangi saja niscaya tidak boleh
menjualnya. [46]
Yakni tidak bisa ditunggangi dengan baik. Bahkan, ia malah hanya memberinya makan dan melayaninya. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah bahwa ia tidak mengetahui ukuran
harganya, maka ia hendak menjualnya tanpa menentukan harganya. [47]
Di-maushul-kan oleh Imam Syafii, Ibnu Abi Syaibah, dan lain-lainnya dengan sanad sahih. [48]
Di-maushul-kan oleh Abu Ubaid dalam Al-Amwal. [49]
Akan disebutkan secara maushul pada bab sesudah ini. [50]
Perkataan Imam Malik di-maushul-kan oleh Abu Ubaid dalam al Amwal dengan sanad yang sahih, dan perkataan ini terdapat di dalam al-Muwaththa.
[51] Akan diriwayatkan secara maushul dalam bab ini.
[52] Di-maushul-kan oleh Abu Ubaid dalam al-Amwal.
[53] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah.
378
[54] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Abul Aliyah dan Ibnu Sirin, dan oleh Abdur Razaq dari
Atha. [55]
Al-Hafizh berkata, Di-maushul-kan oleh Ibnul Mundzir di dalam kitabnya Al-Kabir, tetapi aku tidak menjumpai isnadnya. Sebagiannya disebutkan oleh Abu Ubaid dalam Al-Amwal.
379
Kitab Haji
Bab 1: Wajib Haji dan Keutamaannya, dan Firman Allah, Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta
alam.Ali Imran: 97
750. Abdullah bin Abbas r.a. berkata, Al-Fadhl bin Abbas mengiringi Rasulullah, lalu datang seorang wanita dari Khatsam. Kemudian al-Fadhl melihat kepadanya dan wanita
itu melihat Fadhl. Lalu, Nabi mengalihkan wajah al-Fadhl ke arah lain. Wanita itu berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah mewajibkan hamba-Nya untuk haji.
Ayahku terkena kewajiban itu, namun ia sudah tua bangka, tidak kuat duduk di atas kendaraan. Apakah saya menghajikannya? Beliau menjawab, Ya. Hal itu pada Haji
Wada. Bab 2: Firman Allah, Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka. al-Hajj: 27-28
751. Ibnu Umar r.a. berkata, Saya melihat Rasulullah mengendarai kendaraannya di Dzul Hulaifah. Kemudian beliau membaca talbiyah dengan suara keras sehingga
kendaraan itu berdiri tegak. 752. Jabir bin-Abdullah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah memulai ihram dari Dzul
Hulaifah. Yaitu, ketika beliau telah siap berada di atas kendaraan beliau. Diriwayatkan oleh Anas dan Ibnu Abbas.
[ 1
]
Bab 3: Melakukan Haji dengan Naik Kendaraan