Orang yang Menggiring Unta Sendiri Untuk Hadyu

yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta itu dan darahnya sekali- kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan darimulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. al-Hajj: 36-37 Mujahid berkata, Disebut al-budn karena gemuknya. Al-Qaani artinya orang yang meminta, dan al-mutarr adalah orang yang tidak meminta daging kurban itu, baik ia orang kaya maupun orang miskin. Dan syaaairullah ialah menyembelih kurban yang besar dan baik, sedang al-atiiq ialah lehernya. [ 55 ] Ada yang mengatakan bahwa kata wajabat itu berarti jatuh ke tanah, seperti perkataan wajabat asy-syamsu; artinya cahaya matahari itu telah jatuh ke tanah. [ 56 ] 832. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah melihat seorang laki-laki menggiring unta, lalu beliau bersabda, Naikilah. Ia berkata, Ini unta kurban. Beliau bersabda, Naikilah. Ia berkata, Ini unta kurban wahai Rasulullah 3191. Beliau bersabda, Naikilah, celaka kamu Beliau mengucapkan demikian pada kali yang ketiga atau kedua. Maka, saya melihatnya menaikinya dan berjalan bersama Rasulullah, sedang sandalnya diletakkan di leher untanya 2184. 833. Dari Anas r.a. seperti itu. Dan dalarn satu riwayat: Lalu beliau bersabda pada kali yang ketiga atau keempat, Naiklah, celakalah engkau atau siallah engkau 3191.

Bab 104: Orang yang Menggiring Unta Sendiri Untuk Hadyu

834. Ibnu Umar r.a. berkata, Rasulullah berhaji tamattu pada waktu haji wada dengan umrah haji. Beliau membawa binatang hadyu kurban dan menggiringnya dari Dzul Hulaifah. Rasulullah memulai dengan membaca talbiyah untuk umrah kemudian membaca talbiyah untuk berhaji. Maka, orang-orang melakukan tamattu bersama Nabi dengan umrah ke haji. Sebagian dari manusia ada yang membawa hadyu, dan ia menggiring binatang hadyu itu. Tapi, sebagian dari mereka ada yang tidak membawa hadyu. Ketika Nabi tiba di Mekah, beliau bersabda kepada manusia, Barangsiapa di antaramu yang membawa hadyu, maka sesungguhnya tidak halal baginya sesuatu yang diharamkan baginya sampai ia menyelesaikan hajinya. Dan, barangsiapa di antaramu yang tidak membawa hadyu, maka hendaklah ia thawaf di Baitullah dan sai antara Shafa dan Marwah, bercukur dan bertahalul. Kamudian ia membaca talbiyah untuk haji. Barangsiapa yang tidak rnempunyai binatang hadyu, maka hendaklah ia berpuasa tiga hari dalam haji dan tujuh hari apabila pulang kepada keluarganya. Ketika beliau tiba di Mekah, beliau melakukan thawaf qudum. Lebih dahulu beliau menyentuh sudut, kemudian berlari tiga putaran dan berjalan empat putaran. Setelah selesai thawaf keliling Kabah, beliau mengerjakan shalat dua rakaat di belakang maqam. Setelah memberi salam, beliau menuju Shafa, lalu melakukan sai tujuh kali antara Shafa dan Marwah. Beliau belum halal bertahalul sebelum selesai mengerjakan haji dan menyembelih kurban pada hari Nahar dan thawaf ifadhah yakni thawaf rukun, dilaksanakan setelah 411 kembali dari Arafah berkeliling Kabah. Setelah semuanya itu selesai, barulah beliau halal dari semua yang tadinya haram. Maka, dikerjakanlah seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah itu, oleh siapa saja yang sanggup membayar hadyu, telah menyiapkan dan menghalaunya di antara orang banyak. 835. Aisyah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. pada waktu melakukan haji tamattu nya dengan umrah ke haji, maka orang-orang melakukan tamattu bersama beliau seperti itu.

Bab 105: Orang yang Membeli Hadyu dan Jalanan Di Tanah Halal atau Tanah Suci