Menjamah Rukun Hajar Aswad Dengan Tongkat Orang yang Tidak Menyentuh Selain Dua Buah Rukun Yamani Bertakbir di Sisi Rukun Thawafnya Kaum Wanita Bersama Kaum Laki-laki

Bab 57: Menjamah Rukun Hajar Aswad Dengan Tongkat

797. Ibnu Abbas r.a. berkata, Nabi thawaf di Baitullah 2166 pada waktu haji wada di atas unta beliau. Setiap kali tiba di Rukun 6175, beliau menyentuh rukun dalam satu riwayat: berisyarat kepadanya dengan tongkat yang melengkung pangkalnya yang ada pada beliau, dan beliau bertakbir 2163.

Bab 58: Orang yang Tidak Menyentuh Selain Dua Buah Rukun Yamani

Abusy Syasya [ 31 ] berkata, Siapakah [ 32 ] yang menjaga sesuatu dari Baitullah? Muawiyah pernah menjamah semua rukun. Lalu, Ibnu Abbas berkata kepadanya, Sesungguhnya kedua rukun ini tidak boleh disentuh. Muawiyah menjawab, Tidak ada sesuatu pun dari Baitullah yang terlarang untuk disentuh. Ibnuz Zubair biasa menyentuh menjamah semua rukun. 798. Salim bin Abdullah dari ayahnya berkata, Saya tidak pernah melihat Nabi menyentuh Kabah selain dua rukun Yamani. Bab 59: Mencium Hajar Aswad 799. Zubair bin Arabi berkata, Ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Umar tentang menyentuh Hajar Aswad, lalu ia menjawab, Saya melihat Rasulullah menyentuh dan menciumnya. Aku bertanya, Bagaimanakah pendapatmu jika saya terdesak? Bagaimana pendapatmu jika saya kalah? Ia berkata, Jadikanlah, bagaimanakah pendapatmu tentang sunnah? Karena saya melihat Rasulullah menyentuh dan menciumnya. Bab 61: Orang yang Memberi Isyarat Kepada Rukun Hajar Aswad Jika Datang di Tempatnya Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan bagian dari hadits Ibnu Abbas yang tercantum pada nomor 797 di muka.

Bab 62: Bertakbir di Sisi Rukun

Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Abbas yang diisyaratkan di muka. Bab 63: Orang yang Thawaf di Baitullah Jika Datang di Mekah Sebelum Kembali ke Rumahnya, Kemudian Shalat Dua Rakaat, Lalu Pergi ke Shafa 398

Bab 64: Thawafnya Kaum Wanita Bersama Kaum Laki-laki

800. Ibnu Juraij mengatakan bahwa mereka diberi tahu oleh Atha ketika Ibnu Hisyam melarang kaum wanita mengerjakan thawaf bersama-sama dengan kaum lelaki. Atha berkata, Bagaimana Anda melarang orang-orang wanita, padahal istri-istri Nabi juga rnengerjakan thawaf bersama para lelaki? Ibnu Juraij bertanya kepada Atha, Apakah larangan Abu Hisyam itu sesudah adanya perintah atau sebelum turunnya ayat hijab itu? Atha berkata, Ya, demi umurku, saya mengetahui sesudah turunnya ayat hijab. Ibnu Juraij bertanya kepada Atha, Bagaimanakah kaum wanita itu bercampur dengan kaum lelaki? Ia berkata, Bukannya kaum wanita itu bercampur bergaul bebas. Aisyah melakukan thawaf di tempat terpisah dari kaum lelaki sehingga tidak bercampur-baur dengan mereka. Kemudian ada seorang wanita berkata, Marilah kita berangkat untuk menyentuh Hajar Aswad, wahai Ummul Mukminin. Aisyah berkata, Kamu sendiri sajalah melakukannya. Aisyah tidak mengikuti ajakannya. Para wanita keluar dengan tidak dapat dikenal siapa dirinya di waktu malam. Kemudian mereka melakukan thawaf dengan kaum lelaki. Tetapi, bila mereka memasuki Baitullah, mereka tetap berdiri sehingga betul-betul masuk dan kaum lelaki disuruh keluar. Aku mendatangi Aisyah bersama Ubaid bin Umair dan ia berdiam di suatu tempat bernama Jauf Tsabir. Aku bertanya, Apakah yang dijadikan sebagai tabirnya? Ia berkata, Dia berada di dalam kemah kecil buatan Turki. Kemah itu mempunyai tutup, dan antara kami dengannya tidak ada sesuatu selain itu. Aku sendiri melihat ia mengenakan baju kurung yang berwarna bunga mawar. Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ummu Salamah yang tercantum pada nomor 257 di muka.

Bab 64: Bercakap-cakap Pada Waktu Mengerjakan Thawaf