ke Muzdalifah. Kemudian membonceng al-Fadhl dari Muzdalifah ke Mina. Ia berkata, Keduanya berkata, Nabi terus saja bertalbiyah sehingga melempar jumrah Aqabah.
Bab 94: Perintah Nabi Agar Tenang Ketika Pulang Kembali dari Arafah dan Isyarat Beliau Kepada Para Sahabatnya dengan Cemeti
823. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ia berangkat dari Arafah bersama Nabi pada hari Arafah. Lalu, beliau mendengar bentakan yang keras dan pukulan terhadap unta di
belakang beliau. Maka, beliau mengisyaratkan dengan cemeti kepada mereka seraya bersabda, Wahai manusia, hendaklah kalian tenang, karena kebajikan itu tidak dengan
berjalan cepat. Bab 95: Shalat Menjama Dua Shalat di Muzdalifah
Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Usamah yang baru saja disebutkan pada nomor 821.
Bab 96: Orang yang Menjama Shalat Maghrib dengan Shalat Isya dan Tidak Mengerjakan Shalat Sunnah Apa Pun
824. Ibnu Umar r.a. berkata, Nabi pernah menjama shalat magrib dan isya ketika di Jama Muzdalifah. Tiap-tiap shalat dari keduanya itu didahului dengan iqamah. Beliau
tidak mengerjakan shalat sunnah antara keduanya dan tidak pula setelah selesai tiap-tiap shalat.
825. Abu Ayyub al-Anshari mengatakan bahwa Rasulullah pernah menjama shalat maghrib dan isya di Mudzalifah pada waktu haji wada.
Bab 97: Orang yang Berazan dan Beriqamah untuk Setiap Shalat dan Kedua Shalat yang Dijama
826. Abdurrahman bin Yazid berkata, Abdullah bin Masud melakukan ibadah haji. Lalu, kami datang di Muzdalifah ketika tiba waktu azan untuk shalat isya, atau sudah
mendekati waktunya. Kemudian Abdullah menyuruh seorang lelaki untuk berazan dan beriqamah. Lalu, ia melakukan shalat magrib, sesudah itu shalat badiah magrib dua
rakaat. Kemudian meminta makan malam lalu makan. Lalu, ia menyuruh seorang yang kuyakini ia seorang lelaki. Orang itu lantas berazan dan beriqamah. Amr berkata, Aku
tidak mengetahui keraguan melainkan dari Zuhair. Abdurrahman meneruskan ceritanya, Kemudian Abdullah bin Masud mengerjakan shalat isya dua rakaat. Setelah fajar telah
menyingsing ia mengerjakan shalat ketika fajar telah menyingsing. Seseorang mengatakan, Fajar telah menyingsing. Ada pula yang mengatakan, Belum menyingsing.
Kemudian ia berkata, Sesungguhnya Nabi tidak pernah mengerjakan shalat pada waktu
408
ini melainkan shalat ini di tempat ini dan pada hari ini.
[ 53
]
Abdullah berkata, Keduanya adalah shalat yang waktunya dipertukarkan dari yang semestinya, yaitu shalat magrib
sesudah orang-orang datang di Muzdalifah dan shalat fajar yakni subuh ketika fajar shadiq menyingsing. Ia mengatakan, Saya melihat Nabi melakukan hal itu. Dan dalam
satu riwayat: Saya tidak pernah melihat Nabi melakukan suatu shalat di luar waktunya kecuali dua kali shalat yaitu menjama antara magrib dan Isya, dan shalat subuh sebelum
waktunya. 2179. Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa kemudian Abdullah berkata, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, Sesungguhnya kedua shalat ini dipertukarkan
waktunya di tempat ini yaitu magrib dan isya. Maka, orang-orang tidak menjama sehingga memasuki akhir waktu isya, dan melakukan shalat fajar pada waktu ini.
Kemudian beliau berhenti hingga hari terang benderang. Kemudian Ibnu Masud berkata, Seandainya Amirul Muminin bertolak sekarang, niscaya sesuai dengan sunnah. Maka,
saya tidak mengetahui apakah perkataannya yang terlalu cepat ataukah karena dorongan Utsman. Maka, beliau senantiasa bertalbiyah sehingga melempar jumrah Aqabah pada
hari nahar. Bab 98: Orang yang Mendatangkan Orang-Orang yang Lemah dari Keluarganya di
Waktu Malam, Lalu Mereka Berdiam di Muzdalifah dan Berdoa, dan Ia Mendatangkan Itu Pada Saat Bulan Telah Hilang
827. Salim berkata, Abdullah bin Umar biasa mendahulukan orang-orang yang lemah dari keluarganya. Lalu, mereka berhenti di Masyaril Haram pada waktu malam. Di sana
mereka berzikir menyebut nama Allah sedapat-dapatnya. Kemudian kembali sebelum berdirinya imam dan sebelum bertolaknya. Maka, ada di antara mereka yang sampai di
Mina pada waktu fajar dan ada sesudah itu. Apabila telah sampai di Mina, mereka segera melempar Jumrah Aqabah. Ibnu Umar berkata, Rasulullah telah mengizinkan yang
demikian itu. 828. Ibnu Abbas r.a. berkata, Aku termasuk orang-orang yang didahulukan oleh Nabi
pada malam Muzdalifah. Sebab, tergolong dari keluarganya yang lemah-lemah. Dalam satu riwayat: dengan membawa bekal perjalanan 2218 dari jama pada waktu malam.
829. Abdullah mantan budak Asma mengatakan bahwa Asma tiba pada malam Arafah di Muzdalifah. Ia bangun malam untuk mengerjakan shalat. Setelah shalat sesaat, ia berkata,
Wahai anakku, apakah bulan telah terbenam? Abdullah menjawab, Belum. Kemudian ia shalat sesaat, lalu bertanya, Wahai anakku, apakah bulan telah terbenam? Abdullah
menjawab, Ya. Lalu ia berkata, Berangkatlah. Maka, kami berangkat dan terus berlalu sampai ia melempar jumrah. Kemudian ia pulang lalu mengerjakan shalat Shubuh
di rumahnya. Maka, Abdullah berkata kepadanya, Wahai ini, kita tidak melihat diri kita kecuali hari masih gelap. Ia berkata, Hai anakku, sesungguhnya Rasulullah
mengizinkan wanita dalam sekedup. 830. Aisyah r.a. berkata, Kami tiba di Muzdalifah, lalu Saudah minta izin kepada Nabi
untuk berangkat dari Arafah sebelum banyak manusia berjejal-jejal karena ia seorang wanita yang lambat jalannya dalam satu riwayat: berat tubuhnya,
[ 54
]
maka beliau
409
mengizinkannya. Ia berangkat dari Arafah sebelum banyak manusia, dan kami tinggal di sana sampai pagi. Kemudian kami berangkat bersama keberangkatan beliau. Sungguh
seandainya saya meminta izin kepada Rasulullah sebagaimana Saudah meminta izin adalah lebih saya sukai daripada sesuatu yang menggembirakan.
Bab 99: Orang yang Shalat Subuh di Jami