Proyeksi Anggaran Daerah .1 Proyeksi Pendapatan Daerah

Tabel. 3.3 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Tahun 2004 sd Tahun 2008 Kota Padang URAIAN BELANJA 2004 2005 2006 2007 2008 BELANJA TIDAK LANGSUNG 75,39 68,04 62,98 59,51 67,58 - Belanja Pegawai 70,40 62,73 57,90 54,26 60,42 - Belanja Bunga 0,00 0,00 0,14 0,10 0,00 - Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 - Belanja Hibah 0,00 0,00 0,00 2,68 3,31 - Belanja Bantuan Sosial 0,00 0,00 4,43 1,85 1,49 - Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 4,23 4,74 0,00 0,19 2,29 - Belanja Tak Terduga 0,76 0,57 0,51 0,41 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 BELANJA LANGSUNG 24,61 31,96 37,02 40,49 32,42 - Belanja Pegawai 4,40 3,92 3,20 6,31 4,58 - Belanja Barang dan Jasa 10,82 14,15 12,54 17,50 14,21 - Belanja Perjalanan Dinas 1,46 1,72 2,31 0,00 0,00 - Belanja Pemeliharaan 3,64 4,62 5,74 0,00 0,00 - Belanja Modal 4,29 7,54 13,23 16,68 13,64 Sumber: Data Diolah, DPKA kota Padang 2009 3.2 Proyeksi Anggaran Daerah 3.2.1 Proyeksi Pendapatan Daerah Berdasarkan data tahun sebelumnya terlihat bahwa ketergantungan Pemerintah Kota Padang terhadap dana perimbangan ke depan masih cukup tinggi rata-rata sekitar 79,6. Tingginya ketergantungan ini disebabkan oleh adanya kebijakan Pemerintah Pusat terkait dengan gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah PNSD dan kebijakan pembangunan di Daerah. Sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah sumber utama penerimaannya berasal dari bagi hasil pajak propinsi dan penerimaan lainnya berdasarkan kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Propinsi Sumatra Barat. Berdasarkan data pendapatan Daerah tahun 2004- 2009, maka rencana Pendapatan Daerah periode 2010-2014 dapat diperkirakan sebagaimana tabel berikut. RPJM Kota Padang 2009-2014 58 Tabel 3.4 Realisasi dan Perkiraan Pendapatan Daerah Kota Padang 2009 - 2014 Dalam Rp Juta No. Uraian APBD 2009 APBD 2010 APBD 2011 APBD 2012 APBD 2013 APBD 2014 1 2 5 7 87-4 9 9 1 PENDAPATAN 957.275,97 1.033.963,09 1.174.095,69 1.268.888,77 1.383.183,19 1.473.312,73 A Pendapatan Asli Daerah 113.254,71 120.926,26 153.123,17 160.671,51 194.001,99 214.276,53 1 Pajak Daerah 71.666,75 75.854,26 96.840,00 101.740,00 117.624,53 128.727,86 2 Retribusi Daerah 21.834,60 27.066,52 38.889,14 40.650,67 57.280,62 64.134,83 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4.741,73 5.293,73 5.250,78 8.000,00 8.000,00 9.000,00 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 15.011,61 12.711,76 12.143,26 10.280,84 11.096,84 12.413,84 B Dana Perimbangan 732.818,45 719.161,32 810.190,69 867.869,63 944.703,57 1.009.428,57 1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 58.882,83 43.528,36 45.028,36 38.101,77 42.701,77 49.401,77 2 Dana Alokasi Umum 628.472,61 632.117,46 711.730,93 775.000,00 845.000,00 900.000,00 3 Dana Alokasi Khusus 43.463,00 43.515,50 53.431,40 54.767,86 57.001,80 60.026,80 C Lain-lain Pendapatan Yang Sah 111.202,81 193.875,51 210.781,82 240.347,63 244.477,63 249.607,63 1 Pendapatan Hibah 14.550,43 17.634,94 41.115,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 2 Dana Darurat 33.471,14 2.225,25 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dari Pemerintah 39.288,45 40.918,39 46.813,33 48.192,00 52.322,00 57.452,00 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 21.493,51 81.174,85 122.853,49 142.155,63 142.155,63 142.155,63 5 Dana Penguatan Desentralisasi fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah DPDF dan PPD 24.655,69 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan DPIPP 3.868,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Prasarana Daerah DPIPD 1.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat 2.399,28 22.398,40 0,00 0,00 0,00 0,00 sumber: Data APBD Padang 2009 yang diolah Sejalan dengan perkembangan kota ke depan diharapkan akan memberikan dampak kepada peningkatan Pendapatan Daerah khususnya PAD. Diperkirakan selama periode 2009-2014 pendapatan daerah ditargetkan akan mengalami kenaikan signifikan setiap tahun seirama dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan pendapatan tersebut didorong oleh Pertumbuhan PAD RPJM Kota Padang 2009-2014 59 sebesar 7,4, Kenaikan yang mencolok terlihat pada Dana Perimbangan yang disebabkan adanya rencana kenaikan penerimaan DAU untuk menutupi keperluan belanja pegawai yang diperkirakan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 12,5 Kenaikan gaji 10 dan accres 2,5. Sedangkan untuk Penerimaan lain-lain, didasarkan kepada adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Sumatra Barat terkait dengan dana kontijensi, dana hibah, bantuan dan lain sebagainya. Sumber pendapatan ini selama periode 2009-2014 masih optimis akan diterima khususnya dalam pembayaran tunjangan dan sertifikasi guru dan upaya penanganan Kota Padang Pasca gempa tahun 2009. Khusus mengenai Pendapatan Asli Daerah, peranan Pajak dan Retribusi akan terus diupayakan terjadi peningkatan. Rasa optimis peningkatan PAD didasarkan kepada kerja keras aparatur dan kondisi ekonomi mulai berjalan normal Pasca Gempa 30 September 2009. Diperkirakan keadaan akan lebih baik, apabila target pertumbuhan ekonomi pasca pemulihan ekonomi tahun 2010-2012 dapat diselesaikan dengan baik dan pada tahun 2013 memasuki tahapan baru dengan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Peningkatan Pajak Daerah akan sejalan dengan perkembangan fungsi kota ke depan khususnya perkembangan pusat-pusat pertumbuhan baru. Aktivitas jasa perkotaan akan semakin meningkat sebagai akibat dari meningkatnya dinamika usaha dan urbanisasi. Kondisi tersebut akan mendorong meningkatnya penerimaan Pemerintah Daerah dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Hiburan dan Pajak galian golongan C serta jenis pajak lainnya. Selanjutnya Retribusi Daerah juga mengalami peningkatan, baik melalui pelayanan jasa usaha maupun pelayanan perizinan. Retribusi pelayanan perizinan akan meningkat melalui penerimaan 1 Retribusi Mendirikan Bangunan DTRB 2 Retr. Peruntukan dan Penggunaan Tanah 3 Retribusi Izin Trayek 4 Retribusi Pengawas Norma kesehatan keselamatan Kerja 5 Retr. Izin Usaha Perfilman 6 Retr izin usaha penyelenggaraan pariwisata 7 Retr. Izin Usaha Perikanan 8 Retr. Tanda Daftar Perusahaan TDP 9 Retr. Tanda Daftar Gudang 10 Retr. S I U P 11 Retr. Izin Bidang Industri 12 Retr. Izin Usaha Pertambangan Bahan Gal. C 13 Retr. izin usaha perdagangan 14 Retr Peralihan Hak Pakai 15 Retribusi Izin Penjamin Hak Pakai Borog 16 Retribusi Peminjaman Hak Pakai kontrak 17 Ret. Izin Peningkatan Kualitas bangunan Ret Pem 18 Retribusi Izin Penempatan Payung 19 Retribusi Izin Gangguan Penyelenggaraan dan Ket. SIN 20 Retribusi Izin Pertambahan Bahan Galian C 21 Retribusi Izin Jasa Konstruksi RPJM Kota Padang 2009-2014 60 Sedangkan peningkatan penerimaan retribusi jasa pelayanan dapat bersumber dari : 1 Retr. Sewa Tanah Bangunan 2 Retr. PMK Barang Inventaris Pemda 3 Retr. Pel Parkir Tepi Jalan Umum 4 Retr. Pel Kendaraan Bermotor 5 Retribusi jasa usaha Terminal 6 Retr. Tempat Khusus Parkir 7 Retr. Pelayanan Kepelabuhan 8 Kartu Keluarga 9 Retribusi penggantian biaya cetak KTP 10 Surat Keterangan Kependudukan 11 Akta Perkawinan 12 Akta Perceraian 13 Akta Kematian 14 Pengakuan dan Pengesahan Anak 15 Pengangkatan Anak 16 Perubahan Nama 17 Tanda Bukti Pelaporan 18 Retr. Pelayanan Persampahan 19 Retr. Pelayanan Pemakaman Penguburan 20 Retr. Jasa U. pemakaian kekayaan Daerah tempat olah raga 21 Retr. Penyedotan Kakus 22 Retr. Alat Pemadam Kebakaran 23 Retr Racun Api 24 Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah 25 sewa gedung Ruangan Aula dan Asrama 26 mobil siaran keliling 27 Retribusi sound system 28 Retribusi rumah potongan hewan 29 Sarang Burung Walet 30 Pemeriksaan Kesehatan hewan 31 Pemakaian Kandang 32 Pemakaian tempat Pemotongan 33 Retr. Tempat Rekreasi Olah Raga 34 Retr. Pemakaian Fasilitas di tempat rekreasi 35 Retr. Izin Usaha Penyelenggara Pariwisata 36 Retr. Tempat Pelelangan Ikan 37 Retr. Pelayanan Pasar 38 Retribusi Jasa Usaha Kakus 39 Retribusi kakus umum 40 Retr. Pemb Izin Pemanfaatan Fasilitas 41 Retr Peralihan Hak Pakai 42 Retribusi Peminjaman Hak Pakai kontrak 43 Ret. Izin Peningkatan Kualitas bangunan Ret Pem 44 Retribusi Izin Penempatan Payung Sedangkan penerimaan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan bersumber dari penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah, dan Pendapatan Lain-lain PASD yang sah bersumber dari penjualan aset daerah dan penerimaan jasa giro. RPJM Kota Padang 2009-2014 61

3.2.2 Proyeksi Belanja Daerah

Dalam 5 tahun ke depan meningkatnya fungsi Kota akan berpengaruh terhadap peningkatan belanja, baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Jumlah belanja daerah ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sendiri. Dalam Tahun 2009 Kota Padang mendapat musibah dengan datangnya Gempa 7,9 SR dan sebelumnya tahun 2007 adanya Gempa 7,3 SR. Kedua musibah ini berpengaruh terhadap belanja daerah, karena kemampuan dan kapasitas daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan mengalami penurunan. Dampaknya terlihat dalam rencana belanja daerah tahun 2011 terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu dari 1,185,93 Miliar menjadi 1.181,52 Miliar Diharapkan dalam tahun anggaran 2012 sd tahun 2014 jumlah belanja tersebut kembali mengalami kenaikan. Penggunaan belanja langsung tersebut tercermin dalam RAPBD Kota Padang tahun bersangkutan yang penggunaannya diarahkan kepada lebih prioritas untuk membiayai berbagai urusan Pemerintah Daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dan menstimulus kegiatan ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Fokus belanja daerah 2010-2012 diarahkan kepada program pemulihan ekonomi yang ditargetkan dapat diselesaikan dalam tahun 2012, terutama bagi program pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca Gempa 30 September 30 September 2009. Selain itu anggaran belanja juga diarahkan penggunaannya untuk mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan di wilayah pusat pertumbuhan yang baru, seperti direncanakan pemindahan pusat kegiatan pemerintahan ke Air Pacah. Sedangkan belanja tidak langsung penggunaannya lebih diarahkan untuk membiayai gaji pegawai, pemberian hibah, subsidi dan bantuan serta pengalokasian pengeluaran tak tersangka. Untuk periode 2009-2014 rencana belanja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Perkiraan Belanja Pemerintah Kota Padang Tahun 2009-2014 Dalam Rp. Juta No. Uraian APBD 2009 APBD 2010 APBD 2011 APBD 2012 APBD 2013 APBD 2014 2 BELANJA 996.418,37 1.140.934,73 1.215.235,07 1.297.002,46 1.412.830,75 1.571.728,7 A BELANJA TIDAK LANGSUNG 710.395,54 786.562,30 846.378,41 849.979,21 874.500,00 926.645,65 1 Belanja Pegawai 601.830,54 734.336,11 741.640,56 800.479,21 825.000,00 875.145,65 2 Pembayaran bunga pinjaman 0,00 0,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 3 Belanja Hibah 32.740,44 32.181,54 43.958,37 27.500,00 27.500,00 27.500,00 4 Belanja Bantuan Sosial 13.343,25 14.599,01 58.779,48 18.000,00 18.000,00 20.000,00 5 Belanja Bagi Hasil dan Bant.Keu. 33.925,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Belanja Tidak Terduga 28.556,12 5.445,65 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 B BELANJA LANGSUNG 286.022,82 354.372,43 368.856,65 447.023,25 538.370,75 596..183.05 sumber: Data APBD Padang 2009 yang diolah RPJM Kota Padang 2009-2014 62 Mengikuti perubahan klasifikasi belanja sebagaimana dijelaskan dalam PP 58 Tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006, maka pengelolaan keuangan daerah Kota Padang Tahun 2010-2014 akan selalu melakukan penyesuaian dan mengacu kepada ketentuan tersebut, dimana belanja daerah yang terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung di dasarkan kepada Satuan Anggaran Belanja SAB yang telah ditetapkan. Adapun arah pengelolaan belanja Pemko Padang untuk tahun 2010 dan 2014 adalah sebagai berikut: Belanja tidak langsung mengalami peningkatan, disebabkan peningkatan belanja pegawai. Peningkatan belanja pegawai untuk dua tahun ke depan diperkirakan 1 sd 2 dan 3 tahun berikutnya sekitar 5 sd 7. Untuk menekan pertumbuhan belanja pegawai tersebut dilakukan melalui rasionalisasi jumlah pegawai dan efisiensi organisasi yang disesuaikan dengan kebijakan formasi dari Menpan. Diharapkan jumlah pegawai yang diterima tiap tahunnya akan lebih kecil dari jumlah pegawai yang pensiun. Sedangkan belanja tidak langsung lainnya akan diupayakan pemanfaatannya dalam menstimulus aktivitas masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi, sosial dan budaya dan dalam pengalokasiannya disesuaikan dengan kondisi yang ada dan diupayakan seefisien mungkin sesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Belanja barang dan jasa merupakan bagian dari belanja langsung mulai tahun anggaran 2009 diarahkan untuk pencapaian visi dan misi serta berbagai urusan Pemerintah Daerah. Dalam implementasinya akan selalu diupayakan efisiensi dan efektivitas anggaran dalam kerangka melaksanakan pemerintahan yang baik dan amanah. Untuk itu belanja barang dan jasa mulai tahun anggaran 2010 diperkirakan hanya meningkat sebesar 6 sampai 7 . Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang cukup tajam sebagai akibat dilaksanakannya Pilkada periode 2014-2019. Selanjutnya pada tahun 2014 akan mengalami penurunan kembali. Peningkatan pendapatan daerah tahun 2010-2014 diarahkan untuk dapat meningkatkan belanja langsung, terutama belanja modal untuk mendukung pembangunan perkotaan serta target pertumbuhan ekonomi kota. Dengan menekan peningkatan belanja pegawai serta belanja barang dan jasa, belanja modal diperkirakan dapat meningkat pada tahun 2009 dan mulai tahun 2010 dilakukan perkiraan kenaikan sebesar 2-5. Namun untuk tahun 2013 dan 2014 akan mengalami peningkatan 10 sd17. Peningkatan ini disebabkan adanya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik yang perlu disediakan bagi masyarakat. Selanjutnya apabila diperinci lebih jauh proyeksi belanja tersebut maka dari jumlah tersebut yang dialokasikan untuk membiayai pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah : 1. Belanja Tidak Langsung terdiri dari belanja pegawai dan belanja pembayaran bunga atas pinjaman daerah 2. Belanja Langsung terdiri dari Administrasi Umum terkait dengan belanja untuk membiayai aktivitas pemerintahan seperti halnya penyediaan alat tulis, sewa gedung, pemeliharaan kendaraan dan peralatan kantor dan lain sebaginya. Rincian kebutuhan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 RPJM Kota Padang 2009-2014 63 Proyeksi belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Padang tahun 2009-2014 URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Bel. Tidak Langsung Belanja Pegawai 641.586 734.336,11 768.101,76 800.479,21 825.000,00 875.145,65 Belanja Bunga - . 2000 2000 2000 Belanja Langsung Belanja Adum 65.627 72.190 79.409 87.350 96.085 105.694 Disiplin Aparatur 4.231 4.654 5.120 5.632 6.195 6.814 Jumlah 711.444 811.180 852.630 895.461 929.280 989.653 Sumber: Data Diolah, DPKA kota Padang 2009

3.2.3. Analisis Pembiayaan Daerah

Analisis pembiayaan daerah merupakan suatu analisa untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebijakan pembiayaan terhadap surplus dan defisit belanja Daerah. Dari analisis tersebut digunakan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa yang akan datang dalam rangka menghitung sejauh mana kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Melihat pada perkembangan realisasi pembiayaan daerah maka semenjak tahun 2006 sd 2008 kondisi keuangan daerah mengalami surplus sebagaimana yang ditampilkan tabel berikut : Tabel 3.7 Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Padang tahun 2006 sd 2008 No Uraian 2006 2007 2008 A PENDAPATAN DAERAH 727.706,75 813.262,48 918.857,41 B BELANJA DAERAH 623.320,04 740.303,25 881.600,96 C PENGELUARAN PEMBIAYAAN 96.543,62 30.126,63 21.663,52 D Surplus a - b+c 7.843,09 42.832,60 15.592,93 E Realisasi Penerimaan Pembiayaan 4.129,72 92.253,90 141.864,24 F F Sisa lebih anggaran tahun berkenaan D + E 11.972,81 135.085,50 157.457,17 Sumber: Data Diolah, DPKA kota Padang 2009

3.3. Neraca Daerah