PADANG 2009-2014
BAB 1
P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang
Kota Padang dan sebagian wilayah pantai barat wilayah Sumatra Barat telah diguncang gempa bumi dahsyat dengan kekuatan 7,9 skala richter pada
tanggal 30 September 2009. Gempa tersebut telah menghancurkan sebagian prasarana dan sarana serta utilitas kota dan pemukiman sehingga kegiatan
ekonomi dan sosial serta pemerintahan terganggu beberapa Minggu. Bantuan segera datang untuk pemulihan kehidupan kota yang terancam mati karena
sumber daya pokok bagi geliat kehidupan telah terganggu seperti jaringan listrik dan air minum serta telekomunikasi selain hancurnya bangunan pasar dan
gedung pemerintahan.
Upaya pemulihan terfokus kepada upaya normalisasi kegiatan ekonomi dan sosial serta pemerintahan dengan segala keterbatasan dan berbagai hambatan.
Proses pemulihan berbekal semangat kebersamaan dari warga kota bersama pemimpin dan tokoh masyarakat serta para perantau dan relawan dari berbagai
daerah bahkan luar negeri. Sumbangan dari berbagai sumber dan bantuan dari berbagai instansi termasuk luar negeri mengalir atas nama kemanusiaan sebagai
wujud kepedulian terhadap bencana alam. Kondisi ini dapat menggambarkan betapa dahsyatnya bencana dan bentuk kepedulian terhadap upaya pemulihan
kehidupan kota.
Pemerintah Kota Padang telah menetapkan rencana transisi untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai tindak lanjut dari tanggap darurat bencana.
Rencana transisi didukung dengan penetapan Komisi Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana Daerah Kota Padang yang telah merekomendasikan
beberapa rencana rehabilitasi dan pembangunan kembali. Selain itu juga dilakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang sebagai
pedoman bagi pembangunan prasarana dan sarana serta utilitas kota yang berjangka waktu 20 tahun. Semua perencanaan tersebut telah merujuk RPJP
Kota Padang 2004-2020 dan RPJM Kota Padang 2009-2014 yang seterusnya akan direvisi sesuai kebutuhan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Padang tahun 2009-2014 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 09 tahun 2009 tanggal 15 Juli
tahun 2009. Namun dalam perjalanannya setelah 2 dua bulan semenjak ditetapkan telah terjadi bencana gempa yang menyebabkan rencana tersebut
harus direvisi tanpa mengubah visi dan misi pembangunan kota menuju metropolitan. Revisi ditekankan kepada antisipasi dan mitigasi bencana terutama
RPJM Kota Padang 2009-2014
1
gempa bumi dan tsunami serta dampak bencana lainnya yang ditimbulkannya dengan reorientasi pembangunan ke arah timur dan selatan melalui
pengembangan pusat-pusat kota baru sebagai konsekuensi dari konsep metropolitan yang berpusat banyak.
Reorientasi pembangunan tidak mengabaikan perkembangan yang sudah wujud di kawasan barat dan utara yang telah tumbuh cepat karena didukung
prasarana dan sarana serta utilitas kota. Pengembangan kawasan ini dalam jangka panjang diarahkan sebagai pusat perekonomian utama kota yang didukung
permukiman bertingkat tinggi serta jalur evakuasi jika terjadi bencana tsunami. Reorientasi ini akan mempercepat penyebaran pembangunan untuk
keseimbangan pertumbuhan antar kawasan melalui pengembangan prasarana dan sarana serta utilitas kota sebagai pusat-pusat kota baru. Diharapkan wujud
kota sebagai metropolitan mulai tampak dalam jangka waktu 5 lima tahun sebagai peletakan dasar seterusnya memasuki proses pembentukan dalam
jangka waktu 5 tahun tahun dan proses pengembangan dan pemantapan masing-masing dalam jangka waktu 10 tahun.
Konsekuensi dari reorientasi pembangunan adalah kesiapan pemerintah bersama masyarakat untuk mengakomodasi perubahan ini karena pembangunan
tersebar dengan membentuk pusat-pusat baru bahkan percepatan harus diupayakan. Dari sisi pemerintah harus ada rencana dan kebijakan yang dapat
dipahami masyarakat sebagai upaya perbaikan kehidupan secara terencana dan berkelanjutan. Dari sisi masyarakat harus ada kerelaan untuk berperan serta
sebagai bentuk partisipasi untuk membangun kehidupan untuk masa kini dan generasi masa datang. Pola pembangunan partisipatif dengan pendamping
terhadap masyarakat dalam upaya percepatan pembangunan menuju metropolitan sebagai pendekatan yang ideal. Pembangunan sebagai kebutuhan
bersama akan dapat dirasakan hasilnya oleh pemerintah dan masyarakat dengan dukungan dunia usaha jika semua pihak satu kata dan satu hati serta satu gerak
sebagai hakikat dari Padang Kota Tercinta.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan