dilembagakan sebagai bentuk kerja sama antar daerah termasuk mengatasi dampaknya dalam pembangunan.
10. Mengembangkan koordinasi dalam pemberdayaan masyarakat miskin Persoalan terbesar dalam mengatasi kemiskinan yaitu memberdayakan
masyarakat miskin sehingga terbebas dari belenggu kemiskinan struktural dan secara bertahap dapat mengembangkan kapasitasnya. Persoalan
lainnya yaitu mengembangkan koordinasi antar pelaku dalam upaya pengentasan kemiskinan namun karena hakikat keberadaannya sebagai
bagian dari ibadah menjadi sukar menyatukan langkahnya. Oleh sebab itu perlu disepakati objek dan kaidah bagi memenuhi kepentingan semua
pelaku agar koordinasi untuk pemberdayaan masyarakat miskin dapat dioptimalkan. Pemerintah perlu mengambil peran aktif karena UUD 1945
mengamanatkan tentang tanggung jawab pemerintah dalam memelihara fakir miskin dan anak terlantar.
11. Meningkatkan investasi dan perluasan peluang usaha serta kesempatan kerja
Investasi berkait dengan perluasan peluang usaha dan kesempatan kerja seterusnya terkait dengan pendapatan asli daerah. Oleh sebab itu upaya
peningkatan investasi merupakan salah satu prioritas utama bagi pemerintah melalui perbaikan sistem dan mekanisme yang memberi
kemudahan bagi masuknya modal ke daerah ini. Berbagai hambatan administrasi dan teknis harus diatasi pemerintah demikian pula hambatan
kultural dari masyarakat sehingga investasi meningkat bagi perbaikan kinerja ekonomi lokal. Investasi swasta amat bergantung kepada investasi
pemerintah berupa prasarana dan sarana yang sangat bergantung kepada partisipasi masyarakat berupa penyediaan tanah dan pemeliharaan
keamanan dan ketertiban.
12. Mengembangkan pusat pertumbuhan, pelayanan menuju kota metropolitan Perekonomian tumbuh dan berkembang pada beberapa pusat tertentu
yaitu berdasarkan potensi yang terkonsentrasi sehingga membentuk keuntungan skala economies of scale. Pengembangan pusat-pusat ini
akan membentuk efek pengganda sesuai dengan kapasitas ekonomi kawasan sehingga mampu mendorong pengembangan berbagai sektor dan
kawasan yang terpengaruh. Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi didukung oleh pusat pelayanan sosial saling mendukung pembentukan
kawasan perkotaan melalui akumulasi kekuatan sehingga terbangun metropolitan. Pola pengembangan demikian diharapkan dapat memicu
pertumbuhan ekonomi sekaligus perubahan sosial menuju metropolitan sebagai sebuah pendekatan baru untuk memacu proses pembangunan
daerah.
5.6 Sasaran Pembangunan Kota Padang
Berdasarkan visi dan misi serta tujuan pembangunan maka telah ditetapkan 18 delapan belas sasaran pembangunan daerah dalam suatu
kerangka penguatan kapasitas aparatur sebagai bagian dari proses peningkatan kinerja dan citranya. Selain itu pengembangan kapasitas sosial sebagai bagian
dari sebuah proses pemberdayaan dalam kerangka peningkatan partisipasi dalam
RPJM Kota Padang 2009-2014
96
pembangunan daerah. Sasaran pembangunan juga meningkatkan kerja sama dan kemitraan antar pelaku dan antar daerah bagi percepatan pembangunan sehingga
dapat mengatasi masalah bersama yaitu kemiskinan dan pengangguran. Selain itu mewujudkan rencana pengembangan kawasan metropolitan melalui
pembantuan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan. Kedelapan belas sasaran adalah:
1. Meningkatkannya kecakapan aparatur melalui pembinaan, pendidikan, latihan
Kecakapan aparatur dalam bekerja antara lain dipengaruhi oleh pembinaan, pendidikan dan pelatihan. Peningkatan kapasitas ini kepada pembentukan
kompetensi dasar dan kompetensi publik. Fokusnya kepada kemampuan perencanaan dan evaluasi kebijakan, pengelolaan administrasi dan finansial
serta keterampilan lain yang relevan dan berkait dengan bidang pekerjaannya.
2. Berkembangnya etos kerja, kepemimpinan amanah, mekanisme evaluasi diri Etos kerja antara lain terbangun oleh budaya kerja dan dipengaruhi oleh
kemampuan kepemimpinan yang amanah. Etos kerja juga dipengaruhi mekanisme evaluasi diri dan berkait pula dengan faktor kepemimpinan yang
berwibawa. Fokus perbaikan etos kerja adalah membangun sistem kerja yang memadukan budaya dan kepemimpinan serta evaluasi diri dan sistem
remunerasi sebagai salah satu faktor stimulan.
3. Meningkatnya kelengkapan kerja, teraplikasi teknologi informasi komunikasi Kelengkapan alat kerja termasuk ruang kerja yang menyenangkan dengan
dukungan teknologi informasi dan komunikasi sebagai prasyarat bagi upaya peningkatan kinerja dan citra. Dukungan teknologi informasi dan komunikasi
berkaitan dengan kecakapan dan produktivitas sehingga pengembangannya memperhatikan siklus teknologi. Fokus kepada pemenuhan standar tentang
kecukupan ruang, alat dan teknologi pendukungnya.
4. Berkembangnya pola pelimpahan kewenangan, meningkat pelayanan umum Pelimpahan kewenangan kepada kecamatan dan kelurahan berkait dengan
efisiensi dan efektivitas terutama kedekatan masyarakat terhadap pelayanan umum. Pola ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja aparatur dan citra
organisasi pemerintahan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat. Fokus kepada kawasan yang perlu dipacu pengembangannya dan satuan
kerja sesuai tugas dan fungsi pelayanan.
5. Meningkatnya pemahaman agama, adat, budaya, pengamalan akhlak mulia Pemahaman terhadap agama, adat, budaya akan membentuk kepribadian
sebagai yang insani paripurna melalui proses pembelajaran dan interaksi sosial sebagai representasi pengamalan Pancasila. Selain itu membentuknya
sebagai manusia berakhlak mulia sehingga keberadaannya bermanfaat bagi kehidupan rahmatan lil ’alamin. Fokus kepada proses pembinaan iman dan
takwa serta moral dan etika termasuk hakikat partisipasi sebagai ibadah.
6. Meningkatnya tanggap peduli terhadap kualitas pendidikan dan kesehatan Daya tanggap dan sikap peduli terhadap kualitas pendidikan dan kesehatan
berkaitan dengan pola kerja sama dan kemitraan dalam memajukan kedua
RPJM Kota Padang 2009-2014
97
sektor tersebut. Pola yang terbentuk oleh masyarakat perlu dilembagakan termasuklah membentuk forum komunitas peduli. Fokus kepada pembinaan
kelompok masyarakat yang memberi perhatian kepada pengelolaan sektor pendidikan dan kesehatan termasuk pengawasannya.
7. Meningkatnya peran masyarakat dalam penataan ruang dan lingkungan Peran masyarakat dalam penataan ruang dan pelestarian lingkungan berkait
dengan kesadaran tentang kedudukan dan fungsi strategisnya sebagai asas pembangunan. Proses ini dipengaruhi faktor kompetensi publik dalam
memahami mekanisme dan dampaknya kepada kelangsungan pembangunan. Fokus kepada pembentukan forum komunitas peduli dan
mekanisme partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
8. Berkembangnya permukiman skala besar, prasarana dan sarana penunjang Permukiman berskala besar memenuhi prinsip skala ekonomi ruang
sehingga prasarana dan sarana sebagai penunjang kehidupan dapat dikembangkan secara efektif dan efisien serta menguntungkan. Pola tersebut
akan memicu konsentrasi ruang perkotaan menjadi satelit baru sebagai bagian dari proses metropolitan. Fokus kepada pengembangan kawasan
pinggiran dan peremajaan permukiman di kawasan pusat-pusat yang sudah berkembang.
9. Meningkatnya ketertiban umum dan berkembangnya pola ketahanan sosial Keamanan dan ketertiban sebagai kebutuhan esensial bahkan prasyarat bagi
kelangsungan pembangunan. Mengembangkan pola-pola ketahanan sosial setempat akan membantu proses pemeliharaan keamanan dan ketertiban
umum, Fokus kepada pembentukan komunitas peduli terhadap keamanan dan ketertiban dan membina forum interaksi sosial untuk mendorong upaya
partisipasi masyarakat
10. Berkembangnya kelompok komunitas peduli bencana, meningkat partisipasi Bahaya dan bencana dapat menimpa individu dan kelompok masyarakat
menyangkut proses evakuasi dan rehabilitasi yang melibatkan partisipasi masyarakat. Proses ini perlu diantisipasi dengan mengembangkan pola kerja
sama sehingga efektivitas dapat dicapai. Fokus kepada pembentukan komunitas peduli pada skala lokal dan regional yang terkait dengan jaring
masyarakat peduli pada skala nasional dan internasional.
11. Meningkatnya kerja sama pembangunan antara lembaga serta kinerjanya Kerja sama pembangunan antar lembaga dan antar daerah dapat mengatasi
berbagai hambatan dan kendala untuk mempercepat prosesnya. Kinerjanya dipengaruhi oleh kesepakatan dan mekanisme kerja melalui program aksi
bersama termasuk sumber pembiayaan. Fokus kepada pembentukan badan kerja sama pembangunan daerah dan mekanisme kerja sama dan kemitraan
antara pelaku pembangunan tersebut.
12. Berkembangnya peran antar pelaku dalam pemberdayaan masyarakat miskin
Pemberdayaan masyarakat miskin melibatkan berbagai pihak berdasarkan agama dan sosial budaya. Konsep peran antar pelaku dalam rangka upaya
keterpaduan kebijakan dan program aksi perlu dikembangkan termasuk mekanisme kerjanya. Fokus kepada pengembangan konsep yang mampu
RPJM Kota Padang 2009-2014
98
mengakomodasi berbagai peralihan paradigma dan menentukan arah bagi terbangunnya kerja sama dan kemitraan dibawah koordinasi pemerintah.
13. Meningkatnya koordinasi pemberdayaan masyarakat miskin, perbaikan kinerja
Pemberdayaan masyarakat miskin belum terpadu karena lemahnya koordinasi akibat dari perbedaan sudut pandang termasuk kepentingan
politik. Keterpaduan kebijakan dan program aksi akan meningkatkan kinerja yang diukur dari efisiensi dan efektivitas terutama menurunnya tingkat
kemiskinan. Fokus kepada mekanisme kerja dan pola penilaian kinerja antar pelaku yang mampu menurunkan kemiskinan secara sistemik.
14. Berkembangnya investasi, meningkat dampak terhadap perekonomian kota Kegiatan ekonomi melibatkan proses produksi, distribusi, konsumsi, inovasi,
investasi dimana faktor investasi memegang peran amat menentukan selain inovasi. Investasi baik dari pemerintah dan dunia usaha maupun masyarakat
perlu dipacu sebab terkait dengan kemajuan ekonomi kota. Fokus kepada sektor prioritas dan mekanisme bagi percepatan proses investasi baik dari
peran aparatur pemerintah maupun masyarakat
15. Meningkatnya peluang usaha, kesempatan kerja, dampak sosial ekonominya Peluang usaha dan kesempatan meningkat karena tumbuhnya kegiatan
ekonomi dan sosial sekaligus sebagai dampak perkembangannya. Proses ini dipengaruhi investasi dan inovasi terutama perkembangan industri kreatif
sebagai kekuatan ekonomi baru. Fokus kepada pengaturan jumlah dan sebaran kegiatan ekonomi dan sosial sebab berkait dengan kelangsungan
yang dipengaruhi profitabilitas usaha dan akumulasi.
16. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan, dampak terhadap ekonomi lokal Perkembangan pusat-pusat pertumbuhan dipengaruhi beberapa faktor baik
dari sisi permintaan maupun penawaran. Dari sisi permintaan melalui investasi sektor bisnis sedangkan sisi penawaran melalui investasi
pemerintah. Fokus kepada penentuan sektor potensial dan kawasan andalan yang dipacu pengembangan secara terpadu sebab akan memberi dampak
positif terhadap perekonomian lokal.
17. Meningkatnya fungsi pusat pelayanan kawasan, dampak sosial ekonomi Fungsi pusat-pusat pelayanan sosial termasuk lembaga pemerintahan
dipengaruhi oleh pola sebaran dan mekanisme pelayanannya. Pola dan mekanisme berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat terutama
aspek pembiayaan. Fokus kepada peningkatan fungsi pelayanan yang efektif dan efisien sehingga memberikan dampak sosial ekonomi kepada
masyarakat sebab berkait dengan tingkat kesejahteraannya.
18. Berkembangnya kerja sama antar pelaku untuk mewujudkan metropolitan Metropolitan sebagai kontribusi kawasan perkotaan yang meliputi
peningkatan fungsi kawasan pinggiran dan bersebelahan bergantung kepada kerja sama antar pelaku. Peran lembaga pemerintahan dalam
mengoordinasikan pola kerja sama antar pelaku berkait dengan alokasi dan distribusi sumber daya pembangunan, Fokus kepada pola kerja sama yang
dikembangkan untuk mewujudkan Padang metropolitan tersebut.
RPJM Kota Padang 2009-2014
99
Adapun sinkronisasi visi, misi, tujuan dan sasaran tergambar pada tabel berikut. Tabel 5.1
Matriks Sinkronisasi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
VISI MISI
TUJUAN SASARAN
MENUJU METROPOLITAN
PADANG YANG RELIGIUS,
AMAN DAN SEJAHTERA
1 Mewujudkan Kota Padang yang
Religius 1 Meningkatkan
kehidupan beragama, beradat, berbudaya
dan berakhlak mulia 1 Meningkatnya
pemahaman agama, adat, budaya dan
pengamalan akhlak mulia
2 Meningkatkan kecakapan aparatur,
kepemimpinan amanah dan
berwibawa 2 Meningkatkannya
kecakapan aparatur melalui pembinaan,
pendidikan, latihan
3 Meningkatnya kelengkapan kerja,
teraplikasi teknologi infomasi-komunikasi
3 Mengembangkan organisasi
pemerintahan yang kuat dan bersih
4 Berkembangnya pola pelimpahan
kewenangan, meningkat
pelayanan umum
5 Berkembangnya etos kerja,
kepemimpinan amanah, mekanisme
evaluasi diri
4 Mengembangkan daya tanggap dan
peduli kualitas pendidikan dan
kesehatan 6 Meningkatnya
tanggap-peduli terhadap kualitas
pendidikan dan kesehatan
2 Mewujudkan Kota Padang yang Aman
5 Meningkatkan kesadaran akan
keamanan, ketertiban umum, ketahanan
sosial 7 Meningkatnya
ketertiban umum dan berkembangnya
pola ketahanan sosial
6 Mengembangkan kemampuan
menanggulangi bencana dan
dampaknya 8 Berkembangnya
kelompok komunitas peduli bencana,
meningkat partisipasi
7 Meningkatkan partisipasi dalam
penataan ruang dan pengembangan
kawasan 9 Meningkatnya peran
masyarakat dalam penataan ruang dan
lingkungan
8 Mengembangkan kawasan permukiman
beserta prasarana dan sarana umum
10 Berkembangnya permukiman skala
besar, prasarana dan sarana
penunjang
RPJM Kota Padang 2009-2014
100
VISI MISI
TUJUAN SASARAN
9 Meningkatkan kerja sama antara lembaga
dalam pembangunan daerah
11 Meningkatnya kerja sama pembangunan
antara lembaga serta kinerjanya
10 Mengembangkan pusat pertumbuhan,
pelayanan menuju kota metropolitan
12 Berkembangnya pusat-pusat
pertumbuhan, dampak terhadap
ekonomi lokal
13 Meningkatnya fungsi pusat pelayanan
kawasan, dampak sosial-ekonomi
14 Berkembangnya kerja sama antar
pelaku untuk mewujudkan
metropolitan
3 Mewujudkan Kota Padang yang
Sejahtera dalam kerangka menuju
Padang Metropolitan
11 Mengembangkan koordinasi dalam
pemberdayaan masyarakat miskin
15 Berkembangnya peran antar pelaku
dalam pemberdayaan
masyarakat miskin
16 Meningkatnya koordinasi
pemberdayaan masyarakat miskin,
perbaikan kinerja
12 Meningkatkan investasi dan
perluasan peluang usaha serta
kesempatan kerja 17 Berkembangnya
investasi, meningkat dampak terhadap
perekonomian kota
18 Meningkatnya peluang usaha,
kesempatan kerja, dampak sosial-
ekonominya
RPJM Kota Padang 2009-2014
101
2009-2014
BAB 6
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan Arah kebijakan pembangunan daerah adalah turunan dari visi dan misi serta tujuan dan sasaran. Strategi adalah cara mewujudkan kemajuan
yang menggambarkan kerangka upaya yang terstruktur dengan kaidah rasional dan fungsional serta proporsional. Arah kebijakan pembangunan sebagai haluan
dari proses yang terancang dan terpadu untuk mencapai tujuan pembangunan melalui program aksi yang diupayakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
bersama mitra kerjanya. Prioritas yaitu pilihan program aksi yang dikembangkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah bersama pelaku pembangunan lainnya
karena bersifat strategis dalam upaya mewujudkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran sebagai metropolitan.
Strategi, arah kebijakan dan prioritas telah mengarah kepada proses peletakan dasar sebagai metropolitan dalam kebijakan bersifat komprehensif dan
integratif. Strategi pembangunan yang meliputi konsolidasi dan reorganisasi serta revitalisasi dan redistribusi diharapkan dapat memicu dan memacu pembangunan
di kawasan tersebut. Prioritas pembangunan dalam kerangka metropolitan mulai dari pengembangan organisasi pemerintahan sampai kepada kerja sama dan
kemitraan dalam mewujudkan metropolitan tersebut. Kebijakan, strategi dan prioritas dari pemerintah daerah yang terlibat dalam proses metropolitan ini harus
bersifat terpadu dan terkendali, sehingga percepatan terwujudnya Padang Kota Metropolitan dapat dicapai.
6.1. Strategi Pembangunan