Visi Pembangunan Kota Padang Tahun 2009-2014

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut maka prioritas pembangunan tahun 2010-2014 adalah : 1. Reformasi Birokrasi dan tata Kelola melalui pemantapan 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Penanggulangan Kemiskinan 5. Ketahanan Pangan 6. Infrastruktur 7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8. Energi 9. Lingkungan hidup dan pengelolaan Bencana 10. Daerah tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik 11. Kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi Selanjutnya melihat kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah di tingkat Propinsi, Propinsi Sumatra Barat telah menetapkan visinya yaitu : Terwujudnya Sumatra Barat Madani Yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat Sedangkan misi yang ditetapkan adalah 1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang agamais dan berbudaya berdasarkan ”Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”; 2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan profesional; 3. Mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berkualitas tinggi; 4. Mewujudkan ekonomi masyarakat yang sejahtera, sehat, produktif, berbasis kerakyatan, berdaya saing regional dan global; 5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut maka prioritas pembangunan Propinsi Sumatra Barat lebih diarahkan kepada : 1. Pengamalan ABS-SBK Dalam Kehidupan Masyarakat. 2. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan. 3. Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan. 4. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat. 5. Pengembangan Pertanian Berbasis Kawasan dan Komoditi Unggulan. 6. Pengembangan Industri Pengolahan,Jasa dan Perdagangan. 7. Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya 8. Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan. 9. Pembangunan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat. 10. Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Alam. 11. Pelestarian Lingkungan Hidup.

5.3 Visi Pembangunan Kota Padang Tahun 2009-2014

RPJM Kota Padang 2009-2014 88 Perumusan visi dan misi yang diturunkan dari visi dan misi dari kepala daerah terpilih melalui pilkada telah melibatkan semua pihak yang dianggap mewakili seluruh rakyat. Mereka yang terlibat dalam Musrenbang pada tanggal 15 April 2009 yaitu alim ulama, penghulu pemangku adat termasuk bundo kanduang dan cerdik pandai serta pejabat pemerintah dari tingkat pusat, Propinsi dan kabupatenkota. Musrenbang untuk memantapkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran pembangunan pasca gempa telah dilaksanakan pada tanggal 15 November 2010 dimana tercapai kesepakatan untuk memperkuatnya dengan kearifan lokal terhadap kebencanaan. Visi ialah sesuatu yang diimpikan, diidamkan, diinginkan dan diharapkan terwujud yang dirumuskan berdasarkan pemahaman terhadap kondisi daerah termasuk kemampuan keuangan. Visi adalah cita-cita dan pengharapan yang dinyatakan untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang akan mendapat berbagai keuntungan dan merasakan manfaat atas pencapaiannya. Oleh sebab itu visi menjadi keputusan bersama sebagai komitmen untuk mewujudkannya sesuai dengan kedudukan dan kewenangan serta tugas, fungsi dan peran melalui proses perencanaan. Visi pembangunan terbentuk melalui proses yang melembaga agar bersifat mengikat para pemangku kepentingan sebagai bagian dari sebuah produk hukum tentang rencana dan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan. Perumusan visi ini berdasarkan isu-isu strategis dalam pembangunan daerah yang menggambarkan berbagai masalah yang memerlukan penanganan segera sesuai jangka waktu perencanaan. Proses perumusannya melalui mekanisme penyerapan aspirasi dari seluruh pelaku pembangunan sebagai pemangku kepentingan sebab kesepakatan yang telah terbangun menjadi tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Proses ini bersifat partisipatif sebab berkaitan dengan kelangsungan pembangunan dan peningkatan hasilnya yang melibatkan berbagai sumber daya pembangunan. Atas dasar kondisi tersebut di atas maka Visi Pembangunan Kota Padang tahun 2009 - 2014 yang telah ditetapkan sebagai kesepakatan dari pemangku kepentingan melalui Musrenbang adalah: Menuju Metropolitan Padang yang Religius, Aman dan Sejahtera Cikal bakal visi ini berasal dari visi pasangan Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih yang telah disampaikan pada waktu penyampaian platform dalam Sidang Pleno DPRD Padang pada tanggal 23 Oktober 2008. Penambahan kata ‘Menuju Metropolitan’ sebagai sebuah kepedulian dari para pelaku pembangunan untuk meningkatkan status kota yang lebih baik sesuai hierarki kota yaitu dari kota besar menjadi metropolitan. Peningkatan ini dapat disebut sebagai langkah maju karena diasumsikan bahwa skala ekonomi kota yang makin besar akan memberi efek pengganda semakin besar manfaatnya walaupun risiko juga besar. Namun, metropolitan ini memiliki karakteristik khusus karena bersifat religius, aman dan sejahtera sebagai bagian yang menjiwai karakter metropolitan ini sehingga risiko itu dapat diminimalisir. Konsekuensi dari pembentukan visi kota sebagai metropolitan meliputi kerja sama antar pemerintah kabupaten yang bersebelahan maka karakter metropolitan yang religius dianggap sebagai amat aspiratif dan akomodatif dengan adat dan budaya Minangkabau. Aspek religius menggambarkan penerapan falsafah adat basandi syara, syara basandi kitabullah dan syara mangato, adat memakai sehingga dapat di akomodasi oleh semua pihak. Aspek aman yang RPJM Kota Padang 2009-2014 89 menggambarkan prasyarat bagi kelangsungan pembangunan sesuai dengan aspirasi semua pihak sesuai dengan falsafah paga nagari yang menunjukkan kepedulian semua pihak untuk melanjutkan pembangunan. Aspek kesejahteraan menggambarkan tujuan yang ingin dicapai sesuai falsafah baldatun toyyibun wa rabbun ghafur. Secara spesifik dapat diuraikan karakteristik visi tersebut berdasarkan situasi dan kondisi serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yaitu menuju metropolitan yang berkarakter religius, aman dan sejahtera. Ketiga karakter ini saling terkait bahkan saling bergantung dimana religius sebagai falsafah hidup dengan aman sebagai prasyarat sedangkan sejahtera sebagai wujud akhir yang ingin dicapai. Oleh sebab itu religius dapat menjamin rasa aman akan terwujud dan seterusnya rasa aman akan memudahkan untuk mencapai kesejahteraan sehingga rangkaian kata religius, aman, sejahtera tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian komitmen bersama ini harus dipahami sepenuhnya agar gerak langkah semua pelaku disesuaikan dengan karakteristik metropolitan ini yaitu sebagai berikut: Metropolitan adalah karakteristik kota yang maju dan mandiri ditunjukkan oleh jumlah dan ragam penduduknya, keterkaitan dan keterpaduan pengembangan kawasan perkotaan dalam satu sistem kota, masyarakat yang kosmopolitan berlandaskan proses modernisasi yang berubah menuju kemajuan. Perekonomian berbasis industri, perdagangan dan jasa-jasa sesuai prinsip industrialisasi serta kerja sama dan kemitraan antar pelaku yang terus terakumulasi menjadikannya makin besar dan mandiri. Inilah karakter metropolitan yang diupayakan dalam jangka lima tahun ke depan sehingga kata ”menuju metropolitan” berarti upaya bersama yang harus dilakukan semua pihak yang terlibat, terkait, berkepentingan untuk mewujudkannya menjelang tahun 2014. Religius berarti berlandaskan agama dan adat sehingga terbangun masyarakat berakhlak mulia dan pemimpin yang amanah dan menjadikannya komunitas dibawah kepemimpinan yang semakin tanggap dan peduli untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Jika kadar religius semakin meningkat maka proses penghambaan akan tuntas dimana segala harta hanya sebagai amanah untuk kemaslahatan bersama sebagai tanda keikhlasan dalam membangun. Religius berarti kehidupan bermasyarakat dan berbangsa serta bernegara diridhoi oleh Allah yang Maha Kuasa sehingga seluruh kehidupan harus dilandasi nilai spiritual dan etika. Kehidupan religius akan terhindar dari konflik bagi terwujud keamanan dan ketertiban bersama sebagai prasyarat kelangsungan pembangunan. Aman berarti situasi dan kondisi yang menyenangkan sebagai prasyarat bagi kelangsungan kehidupan dan berbagai kegiatan yang menyertainya. Aman terwujud jika ada kesadaran dan kepedulian untuk mewujudkannya sebagai suatu kebutuhan bersama oleh semua pelaku pembangunan. Upaya bagi terbinanya kesadaran bersama untuk menjaga dan memelihara ketertiban dan keamanan merupakan turunan dari sikap religius karena membangun kehidupan yang lebih baik adalah amanah. Rasa aman akan dirasakan jika kehidupan sosial budaya yang damai dan nyaman karena didukung oleh penataan ruang, penyediaan prasarana dan sarana serta pelayanan umum yang memuaskan. Keadilan yang diwujudkan dengan pemerataan pembangunan dapat merefleksikan rasa aman. Sejahtera berarti kemakmuran yang disertai keadilan dapat digambarkan oleh kehidupan sosial dan kegiatan ekonomi yang baik yaitu terjamin RPJM Kota Padang 2009-2014 90 kelangsungan kehidupan masyarakat dalam jangka menengah dan panjang. Kesejahteraan terwujud jika peluang usaha makin meningkat terutama peningkatan kemakmuran dimana pengangguran makin berkurang. Kesejahteraan juga merefleksikan makin berkurangnya tingkat kemiskinan sehingga konflik sosial sebagai akibat kualitas kemiskinan juga menurun. Oleh sebab itu upaya peningkatan investasi daerah sebagai unsur terpenting dalam perekonomian harus diupayakan melalui proses pengembangan kapasitas aparatur dalam mengurus investasi mulai dari perizinan sampai pengawasan dan pengendalian secara terpadu dan berkelanjutan. Kondisi kehidupan masyarakat yang religius, aman, sejahtera sudah selaras dengan visi RPJP 2004-2020, ”terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera berbasis industri, perdagangan dan jasa-jasa yang berdaya saing tinggi dalam kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur”. Penggal kedua dari proses panjang yang berkelanjutan ini terus diupayakan dengan melanjutkan visi RPJM 2004-2009 yaitu terwujudnya Kota Padang sebagai pusat perekonomian dan pintu perdagangan terpenting di Indonesia bagian barat tahun 2008. Dengan masuknya unsur metropolitan maka target semakin diperbesar dan diperluas dalam kerangka mengakomodasi perubahan orientasi ekonomi economic shifting baik pada skala regional dan nasional maupun global.

5.4 Misi Pembangunan Kota Padang Tahun 2009-2014