Kawasan Perdagangan dan Jasa dengan skala pelayanan regional khususnya pusat pelayanan ekonomi pasar dan pusat koleksi-distribusi
produksi pertanian; Kawasan Industri Semen Padang;
Pusat Pelayanan Transportasi Kota dan wilayah bagian timur Kabupaten Solok dengan dukungan Terminal Tipe B.
d. Sub Pusat Pelayanan Bagian Selatan Pusat Pelayanan kota di bagian selatan akan dikembangkan di kawasan
Pelabuhan Teluk Bayur dan kawasan Pelabuhan Perikanan Bungus yang meliputi pengembangan Kawasan Minapolitan Bungus sebagai pusat koleksi dan
distribusi perikanan dan peternakan serta pertanian hortikultura berfungsi sebagai pusat pelayanan industri perikanan dan kemaritiman dengan dukungan Terminal
Tipe B, pengembangan Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur yang terintegrasi dengan kawasan pergudangan, berfungsi sebagai pusat pelayanan transportasi laut dalam
skala nasional dan internasional, dan pengembangan Kawasan industri dan pergudangan sebagai pendukung.
e. Pusat Pelayanan Lingkungan Pusat pelayanan lingkungan jenis yang merupakan pusat penyediaan kebutuhan
sehari-hari penduduk. Dalam skala lingkungan. Pusat Pelayanan Lingkungan yang diarahkan berkembang meliputi : Anak Air, Lubuk Minturun, Gunung Sarik,
Ketaping
f. Pusat Kegiatan Selain Pusat Pelayanan dan Sub Pusat Pelayanan, lebih rinci juga direncanakan
pengembangan beberapa Pusat Kegiatan :
Teluk Bayur, berfungsi sebagai pusat pelayanan transportasi laut regional dan internasional.
Anak Air, berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi pasar induk, pusat koleksi-distribusi produksi pertanian.
Kawasan timur terutama Limau Manis, berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan pendidikan dan penelitian dalam bentuk perguruan tinggi, pusat
kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pusat kegiatan studi dan kajian sosial-budaya.
Ketaping, Berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan sosial ekonomi, khususnya untuk mendukung Sub Pusat Air Pacah dan Sub Pusat Bandar
Buat. Pasar Raya, berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan bisnis, pusat
kegiatan rekreasi dan wisata, pusat kegiatan sosial-budaya dan taman kota, yang diintegrasikan dengan pengembangan Kawasan Wisata Gunung
Padang dan pantai Padang.
Gunung Padang, berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan Pantai Padang.
Sungai Pisang, berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan pariwisata dengan skala pelayanan lingkup Kota Padang dan Internasional.
Indarung, berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan industri pengolahan semen dan industri ikutannya
RPJM Kota Padang 2009-2014
130
Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan tersebut perlu didukung dengan pengembangan transportasi kota dengan fokus pengembangan jaringan
jalan yang mampu mendukung percepatan pengembangan pusat-pusat kegiatan, dan penataan sistem angkutan massal kota yang mampu menyediakan layanan
yang andal. Selain itu diperlukan pengembangan jalur jalan evakuasi yang terintegrasi dengan pengembangan sarana evakuasi untuk mengantisipasi
kemungkinan bencana gempa dan tsunami. Jalur evakuasi di Kota Padang direncanakan menjadi 6 sektor yang dengan jalur penyelamatan. Jalur evakuasi
tersebut yaitu:
Kecamatan Koto Tangah evakuasi ke Lubuk Minturun dan Jalan Padang-By Pass melalui Simpang Kapalo Hilalang, Simpang Kalumpang dan Simpang
Tabing Kecamatan Padang Utara evakuasi ke Jalan Padang-By Pass melalui
Simpang Tunggul Hitam, Simpang Alai, Simpang Kandis atau Simpang Tinju
Kecamatan Padang Barat evakuasi ke Limau Manis Pauh dan Indarung melalui Jati dan Simpang Haru
Kecamatan Bungus Teluk Kabung evakuasi ke Kuburan Cina Bungus dan perbukitan sekitarnya
Kecamatan Padang Selatan evakuasi ke Limau Manis, Pauh dan Indarung melalui Jati dan Simpang Haru
Kecamatan Lubuk Begalung evakuasi ke Jalan Padang-By Pass
6.3.2 Arah Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Kota
Arah kebijakan pengembangan pola ruang kota adalah sebagai berikut :
Pengembangan Kawasan Pusat Kota Kebijakan umum dalam pemanfaatan ruang pada Pusat Kota yaitu :
Pembangunan dan penataan kembali kawasan Pasar Raya dengan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan pasar pasca gempa, dan
penyediaan sarana prasarana pendukung kenyamanan berbelanja yang memadai seperti terminal, parkir, halte, jalur pedestrian, dan ruang usaha
bagi pedagang kaki lima.
Refungsi bangunan pemerintahan yang direlokasi ke kawasan Aie Pacah dengan mempertimbangkan nilai manfaat dan dampak kegiatan terhadap
lingkungan.
Revitalisasi Kawasan Padang Lama dengan pendekatan preservasi dan refungsi bangunan dan lingkungan, serta partisipasi dan kemitraan antara
stakeholder dalam pengembangan kawasan.
Integrasi kegiatan perbelanjaan, rekreasi, dan budaya di kawasan pusat kota dengan didukung akses pedestrian yang nyaman dan koridor
perdagangan yang tertata. Area mencakup Taman Budaya, Taman Melati, Museum Adityawarman, ruang terbuka Imam Bonjol, Pasar Raya, koridor
sentra makanan dan kuliner kawasan Pondok dan jalur pinggir pantai sampai ke Batang Harau.
Penataan sistem transportasi pusat kota dengan menata lokasi terminal, halte dan sirkulasi angkutan umum.
RPJM Kota Padang 2009-2014
131
Pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Kota
Kawasan pengembangan Kota Padang terutama kearah timur dan selatan. Kawasan timur perlu diantisipasi perkembangannya karena diprediksikan akan
mengalami pertumbuhan penduduk yang tinggi. Khusus pada kawasan Aie Pacah, perkembangan perkantoran pemerintah akan memicu perkembangan perumahan
dan kegiatan perdagangan yang pesat dan oleh karena itu perlu diantisipasi berbagai kebutuhan dan masalah pembangunan seperti dukungan jaringan jalan,
kerawanan terhadap banjir, dan alih fungsi sawah yang memiliki produktifitas tinggi. Kawasan selatan yang meliputi Teluk Bayur dan Bungus sebagai kawasan
pengembangan perikanan dan maritim.
Sub Pusat Kota di kawasan utara, timur dan selatan perlu dikembangkan untuk mengurangi orientasi ke pusat kota dengan mengembangkan pasar satelit.
Terminal regional dikembangkan pada titik simpul kawasan pinggiran di utara, timur dan selatan yang memiliki akses tinggi menuju kawasan pusat kota. Sistem
transportasi kota perlu ditata kembali untuk mendukung dekonsentrasi kegiatan Kota Padang.
Mitigasi Kawasan Rawan Bencana
Pada kawasan rawan bencana perlu dilakukan mitigasi bencana dan pemantapan penataan ruang.
Strategi pembangunan pada kawasan rawan bencana yaitu : Identifikasi dan penetapan zonasi kawasan rawan bencana gempa bumi
yang dapat dideteksi dari struktur geologi tanah, penerapan aturan pembangunan berbasis mitigasi bencana dan penerapan mekanisme
disinsentif terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut yang termasuk kawasan budidaya;
Identifikasi dan penetapan zonasi kawasan rawan bencana gelombang tsunami, perencanaan mitigasi, penerapan aturan pembangunan berbasis
mitigasi bencana dan penerapan mekanisme disinsentif terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut yang termasuk kawasan
budidaya. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi bencana gempa dan tsunami yaitu:
Untuk mengantisipasi gempa dan tsunami, perlu didukung dengan perencanaan dan pembangunan fasilitas, lokasi dan zona evakuasi apabila
terjadi bencana. Lokasi untuk evakuasi bencana di kembangkan sebagai multi layer space, dimana pada waktu terjadi bencana alam dapat berfungsi
sebagai ruang evakuasi dan pada waktu tidak terjadi bencana berfungsi sebagai bangunan publik, atau ruang terbuka publik.
Akses jalur evakuasi menuju sarana, lokasi dan zona evakuasi perlu terus untuk terus ditingkatkan.
Pengembangan permukiman pada kawasan rawan tsunami perlu dibatasi dan ditekan dengan menerapkan aturan pembangunan dan disinsentif.
Identifikasi dan penetapan kawasan rawan bencana banjir dan rencana pencegahan dan penanggulangan bencana dengan menerapkan aturan
pembangunan berbasis mitigasi bencana serta disinsentif pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut;
Identifikasi dan penetapan zonasi kawasan rawan bencana longsor, perencanaan mitigasi dan relokasi pada daerah pemukiman penduduk di
zona bukit yang rawan longsor, penerapan aturan pembangunan berbasis
RPJM Kota Padang 2009-2014
132
mitigasi bencana dan penerapan mekanisme disinsentif terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut.
Penetapan zonasi kawasan rawan bencana mengacu kepada penetapan dalam RTRW, RDTR, peraturan teknis melalui peraturan zonasi zoning
regulation dan dokumen lainnya yang mengidentifikasikan daerah rawan bencana.
Pengembangan Kawasan Permukiman Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Padang adalah sebagai berikut :
Pengembangan permukiman kearah timur dan sebagian kawasan selatan utara yang terletak diluar zona rawan tsunami dengan mengarahkan
pengembangan pada lahan yang bukan merupakan lahan pertanian sawah produktif.
Menekan dan membatasi pengembangan permukiman pada zona rawan tsunami.
Menekan, membatasi dan merelokasi permukiman pada zona rawan longsor.
Peremajaan dan penataan pada kawasan dengan kondisi padat dan kumuh dengan pembangunan vertikal dan penataan kampung kota.
Relokasi kegiatan dan permukiman nelayan yang berada di kawasan pinggir pantai dalam rangka mitigasi bencana, dan penataan kegiatan
perikanan tangkap. Relokasi permukiman penduduk yang berada di kawasan Hutan Lindung
dan Hutan Suaka Alam Wisata agar fungsi lindungnya dapat dipertahankan.
Pengembangan Kawasan PerkantoranPemerintahan Pengembangan Kawasan Perkantoran dan Pemerintahan di Kota Padang adalah
sebagai berikut :
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan pemerintahan provinsi di kawasan pusat kota dengan pengembangan secara vertikal terbatas
dengan tetap memperhatikan faktor kerawanan terhadap gempa. Pengembangan pusat pemerintahan kota di Kawasan Air Pacah yang akan
dikembangkan sebagai sub pusat kota dengan dukungan pengembangan infrastruktur yang memadai dan modern;
Pengembangan kawasan perkantoran dan pemerintahan diarahkan pada pola pengembangan blok dengan tetap memperhatikan ketentuan-
ketentuan pengembangan blok yang diatur dalam Peraturan Zonasi Zoning Regulation.
Pengembangan Kawasan Perdagangan Dan Jasa Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa diarahkan seperti berikut :
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan di Kawasan Pusat Kota sebagai pusat pelayanan regional dengan pengembangan
RPJM Kota Padang 2009-2014
133
secara vertikal terbatas dengan tetap memperhatikan rencana tata ruang kota.
Pengembangan pada koridor sepanjang Jalan Padang By-Pass dan jalan- jalan utama di kawasan pusat kota yang diatur lebih rinci dalam Rencana
Detail Tata Ruang Kota, Panduan Rancang Kota dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilaksanakan dengan memenuhi kebutuhan sarana tempat usaha yang ditata secara adil untuk
semua golongan usaha termasuk di dalamnya kegiatan usaha kecil dan sektor informal;
Pengembangan fasilitas perdagangan modern dipadukan dengan fasilitas perdagangan tradisional yang menampung sektor-sektor informal, terutama
di Kawasan Pusat Kota; Penataan sektor informal yang memanfaatkan fasilitas umum pada lokasi-
lokasi khusus yang lebih teratur dan menjamin kesempatan berusaha yang berkelanjutan;
Mengintegrasikan pengembangan Kawasan Kota Lama untuk kegiatan Perdagangan dan Jasa dan kegiatan Pariwisata dengan tetap
mempertahankan fungsinya sebagai bangunan ataupun kawasan cagar budaya berdasarkan ketentuan Undang-Undang Cagar Budaya;
Penataan sempadan bangunan di sepanjang kiri-kanan jalan yang tidak sesuai dengan ketentuan sempadan yang telah ditetapkan. Penataan
disesuaikan dengan mekanisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah yang ada, dan Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum;
Penertiban kegiatan-kegiatan terbangun, baik permanen, semi permanen, maupun temporer yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang.
Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi diarahkan sebagai berikut:
Pencadangan lahan untuk pengembangan pendidikan tinggi pada kawasan yang bebas ancaman bencana tsunami;
Mengembangkan kawasan pendidikan tinggi dengan komposisi ruang terbangun 40 dan Ruang Terbuka Hijau 60;
Pengaturan ruang ruang di sekitar kawasan pendidikan tinggi untuk mendukung pengembangan kawasan pendidikan tinggi;
Pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan kawasan pendidikan tinggi.
Pengembangan Kawasan Industri Dan Pergudangan Pengembangan Kawasan Industri dan Pergudangan diarahkan sebagai berikut :
Pencadangan lahan untuk pengembangan kawasan industri dan pergudangan dan kegiatan lanjutan untuk mendukung pengem-bangan
Kawasan Industri berbasis perikanan dan maritim di Bungus, yang diintegrasikan dengan pengembangan Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur
dan Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus;
Menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur, termasuk jaringan energilistrik, jaringan transportasi sebagai pendukung pengem-bangan
Kawasan Industri Bungus;
RPJM Kota Padang 2009-2014
134
Pengaturan ruang ruang di sekitar kawasan industri dan pergudangan untuk mendukung pengembangan kawasan industri dan pergudangan;
Mengalihkan secara bertahap kegiatan industri dan pergudangan yang ada di kawasan pusat kota dan di sepanjang Jalan Padang By-Pass ke
kawasan industri Bungus dengan pemberian insentif; Pengalokasian lahan untuk mendukung kegiatan industri PT. Semen
Padang; Penyusunan rencana detail tata ruang dan pengembangan kawasan
industri Bungus.
Arahan Pengembangan Kawasan Pariwisata Pengembangan kawasan wisata diarahkan berupa :
Pengembangan kawasan Pantai Padang sebagai kawasan pariwisata dengan mengembangkan segmen-segmen ruang berdasarkan tema wisata
yang akan dikembangkan, antara lain segmen wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja, wisata kuliner dan lain sebagainya;
Pengembangan ruang terbuka hijau pada ruang sempadan pantai dengan tanaman-tanaman yang dapat menghambat gelombang apabila terjadi
bencana tsunami, dan mencegah terjadinya abrasi air laut; Pengembangan infrastruktur di sepanjang pantai untuk mendukung
pengembangan sektor pariwisata tanpa mengurangi fungsi lindung pada daerah sempadan pantai;
Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa serta fasilitas lainnya yang mendukung pengembangan sektor pariwisata terkait dengan
pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang dan Kawasan Wisata Pantai Padang.
Mengalokasikan ruang untuk mendukung pengembangan Kawasan Wisata Sungai Pisang yang didukung dengan jaringan prasarana yang memadai;
Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Hijau Binaan Pengembangan kawasan hijau binaan diarahkan sebagai berikut :
Pemeliharaan dan pengembangan baru Ruang Terbuka Hijau dengan pengembangan tanaman keras bertajuk besar, baik yang berbentuk koridor
RTH sepanjang ruang jalan maupun pada ruang-ruang yang ditetapkan sebagai taman kota;
Mempersiapkan ketersediaan hutan kota disetiap Wilayah Pembangunan yang difungsikan sebagai ruang terbuka aktif;
Pengembangan baru dengan luas tanah lebih dari 5 ha disyaratkan untuk menyediakan ruang terbuka hijau 30 sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Pengembalian fungsi ruang terbuka hijau yang telah terkonversi menjadi
kegiatan-kegiatan selain RTH, terutama di Wilayah Pembangunan I; Pengembangan jalur hijau pada sempadan sungai, penataan dan
pembangunan jalur hijau pada seluruh ruas jalan raya di bawah jaringan listrik tegangan tinggi dan ekstra tinggi SUTT dan SUTET , dan
pengembangan jalur hijau antara kawasan hutan lindung dengan kawasan budidaya;
RPJM Kota Padang 2009-2014
135
Pengembangan ruang terbuka hijau di lingkungan yang penggunaannya untuk sarana olahraga dan rekreasi skala kota dan sarana rekreasi taman
lingkungan perumahan pada semua Wilayah Pembangunan; Pengadaan ruang terbuka hijau baru pada peremajaan kawasan terbangun;
Meningkatkan peran aktif masyrakat dalam pemeliharaan maupun pengembangan ruang terbuka hijau yang diatur melalui Koefisien Dasar
Hijau yang akan diatur lebih-lanjut di dalam Peraturan Zonasi Zoning Regulation.
Pengembangan kegiatan pertanian kota urban farming dengan produktifitas dan nilai tambah tinggi pada kawasan pertanian yang terdapat
di Kota Padang.
Pengembangan dan pengendalian Kawasan Pertambangan Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan diarahkan sebagai
berikut :
Optimalisasi pemanfaatan ruang yang sudah ditetapkan sebagai kawasan penambangan PT. Semen Padang;
Menata kegiatan penambangan rakyat pada kawasan hutan lindung dan hutan suaka alam wisata;
Mengalokasikan ruang untuk pengembangan kegiatan pertambangan pada kawasan di luar kawasan Hutan Suaka Alam Wisata, dan pemanfaatan
ruang pada kawasan hutan lainnya dengan mengikuti ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Mengatur pemanfaatan ruang di sekitar kawasan pertambangan; Mengatur porsi Ruang Terbuka Hijau pada kawasan pertambangan untuk
mengurangi polusi danatau dampak lingkungan terhadap kawasan permukiman di sekitarnya maupun terhadap kota secara keseluruhan
Pemantapan Kawasan Hutan Lindung Pemantapan Kawasan Hutan Lindung diarahkan melalui :
Penetapan kawasan hutan lindung dengan mempertimbangkan kebutuhan dan rencana pengembangan sektor-sertor yang terkait dengan penataan
Kawasan Lindung sektor pertambangan, sektor kehutanan, dsb; Penetapan disinsentif bagi pengembangan di kawasan yang ditetapkan
sebagai Kawasan Lindung dengan tidak mengembangkan infrastruktur yang dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kegiatan budidaya yang
tidak sesuai dengan karakter lindung, serta membatasi pengembangan kegiatan-kegiatan di sekitar Kawasan Lindung untuk kegiatan wisata alam
terbatas, pemeliharaan habitat, tumbuhan, satwa dan kegiatan pendidikan serta penelitian;
Revitalisasi dan rehabilitasi Kawasan Lindung yang mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat ekspoitasi lingkungan yang tidak bertanggung-
jawab;
RPJM Kota Padang 2009-2014
136
2009-2014
BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
7.1. Kebijakan Umum