Kegiatan Pascasiklus Tahap Refleksi

membaca sebuah wacana pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dan rata-rata tingkat minat membaca sebuah wacana dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. Tabel 9: Rekapitulasi Membaca Siswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Membaca Sebuah Wacana Hasil Tes Pembelajaran Membaca Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus I Siklus II Tingkat tertinggi 82 85 Tingkat terendah 62 75 Rata-rata tingkat 69,1 79,15 Hasil tes membaca siswa menggunakan pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini adalah jika siswa mendapatkan nilai keseluruhan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu sebesar 65 yang ditentukan oleh peneliti, maka penelitian dihentikan. Dilihat dari persentase, tingkat minat membaca siswa menggunakan pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II. Dari siklus I sebesar 69,1 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 10,05 menjadi 79,15. Persentase minat membaca siswa menggunakan pembelajaran berbasis masalah dapat dikonversikan dalam grafik berikut ini. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Tingkat tertinggi Tingkat terendah Rata-rata tingkat 2. Lembar observasi. Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti didampingi oleh observer. Observer tersebut adalah wali kelas sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V B yang diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan peneliti sebagai guru yang menerapkan inovasi pembelajaran. Kemudian observasi pun dilakukan kepada siswa untuk mengetahui dan mengukur aktivitas kelompok siswa yang dilakukan oleh peneliti dan observer. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksikan setiap siklus tindakan pembelajaran.

C. Pembahasan Temuan Penelitian

Peningkatan minat membaca menggunakan pembelajaran berbasis masalah dalam proses belajar dapat meningkatkan minat membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggabungkan permainan di dalam pembelajarannya. Peningkatan minat membaca sebuah wacana menggunakan pembelajaran berbasis masalah dalam kegiatan belajar-mengajar pada pokok bahasan membaca cepat dan membaca memindai dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan pengalaman baru kepada siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Proses pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa, saling bekerja sama, membaca cepat, menemukan informasi dalam wacana tersebut, dan mempresentasikan hasil kerja kelompok membuat pelajaran lebih berkesan serta berbeda dari sebelumnya. Pengaruh pembelajaran berbasis masalah untuk minat membaca siswa dalam materi membaca cepat dan membaca memindai pada mata pelajaran bahasa Indonesia sangat berpengaruh. Hal ini dapat terbukti dengan hasil tes kemampuan membaca cepat dan membaca memindai sebuah wacana menggunakan pembelajaran berbasis masalah yang selalu meningkat mulai dari skor rata-rata 69,1 pada siklus I dan 79,15 pada siklus II. Penggunaan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan minat membaca siswa dalam kegiatan belajar-mengajar dapat meningkatkan aktivitas kelompok siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya aktivitas siswa mulai dari siklus I ke siklus II yang diukur melalui lembar observasi aktivitas siswa dan hasil tes setiap siklus. Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca cepat dan membaca memindai menggunakan pembelajaran berbasis masalah, pada siklus II di atas dapat diketahui kondisi akhir kemampuan membaca cepat dan membaca memindai menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Hasilnya adalah bahwa semua siswa telah mencapai KKM yang ditentukan oleh peneliti yakni 65. 95

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Minat baca melalui pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Pamulang Permai kelas V mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil angket minat membaca yang dilakukan sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran berbasis masalah. Dari data hasil penghitungan angket dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat baca pada siswa kelas V SDN Pamulang Permai. Sebanyak 85 persen siswa berpendapat bahwa membaca lebih menyenangkan daripada berlibur meningkat 27,5 persen dari 57,5 persen pada angket prasiklus, 80 persen siswa merasa senang ketika menyelesaikan membaca buku bacaan meningkat 25 persen dari 55 persen pada angket prasiklus, 80 persen siswa suka menabung untuk membeli buku bacaan meningkat 25 persen dari 55 persen pada angket prasiklus, 80 persen siswa lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku daripada tidur meningkat 25 persen dari 55 persen pada angket prasiklus. Berdasarkan hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa pada siklus II diperoleh hasil yang baik, rata-rata masuk dalam skor 3. Respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru termasuk sangat baik, yakni dengan skor 4. Siswa ikut serta secara aktif dalam proses penyelesaian masalah bersama-sama guru dengan sangat baik, yakni dengan skor 4. Keaktifan siswa bekerja secara berkelompok baik, yakni dengan skor 3. Partisipasi siswa dalam memberi masukan dan saran ketika melakukan kegiatan penyelesaian masalah dalam kelompoknya sangat baik, yakni dengan skor 4. Kerja sama antar siswa dalam kelompok ketika menyajikan dan melaporkan hasil karya atau diskusinya bisa dibilang baik, yakni dengan skor 3. Partisipasi siswa pada kegiatan koreksi, refleksi, dan evaluasi terhadap hasil penyelesaian masalah yang telah dilakukan juga baik, yakni dengan skor 3.

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Pictures For Teaching Vocabulary : pre experimental at the fourth grade of SDN Pamulang Permai - Pamulang

0 4 58

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1 Juma

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1

0 1 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 2 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN N

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) Peningkatan Kemampuan Vocabulary Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN 03 Sumb

0 0 15