Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

mengevaluasi pembelajaran bersama-sama. -Pendekatan pada integrasi antardisiplin. Dari perbedaan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pendekatan yang berpusat pada pendidik itu memang punya banyak kelemahan, di antaranya kurangnya kecenderungan siswa untuk tetap belajar 8 . Meskipun kita tahu persis bahwa para pendidik dan siswa sangat familiar dengan paradigma tradisional di mana kita mengidentifikasi isi materi yang akan kita pelajari. Kita menggunakan isi materi itu dalam proses belajar, tugas bacaan, menghadirkan audiovisual atau kombinasinya. Sementara itu, pendekatan yang berpusat pada siswa, kelihatannya mampu menutupi kelemahan-kelemahan tadi. Salah satu metode yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran learning centered dan yang memberdayakan pembelajaran adalah metode pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning. Dalam Rusman 9 , Moffit mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Ada tiga hal penting yang penulis simpulkan dari paparan di atas. Pertama, Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa persatuan. Kedua, rendahnya minat baca siswa SDMI. Ketiga, ada hipotesis yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat baca siswa SDMI. Hal ini disebabkan PBM merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari 8 Hamzah B. Uno. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. 2010. h. 21. 9 Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. 2007. h. 241. pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PENINGKATAN MINAT BACA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SDN PAMULANG PERMAI KELAS V.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, diantaranya sebagai berikut. 1. Sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan. 2. Adanya fakta yang menunjukkan rendahnya minat baca anak Indonesia. 3. Monotonnya pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode yang kurang mendorong kemampuan membaca anak sehingga berdampak pada kurangnya minat baca siswa.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah dalam 4 fokus yang saling berkaitan. 1. Minat baca yang dimaksud ialah memberikan dorongan atau kekuatan kepada anak untuk merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga mereka melakukan aktivitas membaca tersebut dengan kemauan sendiri. 2. Pembelajaran berbasis masalah yang dimaksud yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang tingkat berpikir siswa, sehingga siswa diharapkan dapat terlibat dalam proses pembelajaran yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah. 3. Bidang Studi Bahasa Indonesia yang dimaksud ialah materi wacana inspiratif dengan Standar Kompetensi “Membaca: Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak” dan Kompetensi Dasar “Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus kamus, buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll yang dilakukan melalui membaca memindai”. 4. Siswa yang dimaksud adalah siswa-siswi kelas V SDN Pamulang Permai Semester Ganjil Tahun Ajaran 20132014. Keempat poin tersebut dapat diuraikan menjadi sebagai berikut. Minat bersifat fundamental dalam membentuk kebiasaan atau kegemaran seseorang terhadap sesuatu. Karena itu, kebiasaan atau kegemaran membaca sangat bergantung dengan minat baca seseorang. Sementara itu, rendahnya minat baca di kalangan siswa berkaitan erat dengan metode pengajaran yang dipakai di kelas. Metode pembelajaran berbasis masalah dirasa tepat untuk meningkatkan minat baca siswa karena melalui metode ini siswa dipicu untuk membaca lebih banyak dan mencari sumber bacaan yang sesuai dengan tema yang diberikan. Dengan demikian aplikasi penerapan metode pembelajaran berbasis masalah ini akan sangat cocok dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan minat baca melalui pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Pamulang Permai kelas V?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peningkatan minat baca siswa kelas V melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah pada bidang studi Bahasa Indonesia di SDN Pamulang Permai Kelas V.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Pertama, manfaat bagi siswa. Penelitian ini akan memperkenalkan kepada siswa sebuah pendekatan pembelajaran baru yang dapat memberikan bekal kompetensi, pengetahuan, dan serangkaian kecakapan yang mereka butuhkan seperti kecakapan berpikir, kecakapan interpersonal, serta kecakapan beradaptasi dengan baik. Kedua, manfaat bagi guru. Penelitian ini akan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut. 1. Memberikan inspirasi kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Membuktikan pencapaian keterampilan berbahasa membaca yang dapat dicapai dengan model pembelajaran berbasis masalah. 3. Meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, manfaat bagi sekolah. Sekolah akan mempunyai lulusan yang berprestasi disebabkan tingginya minat baca mereka. 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoretik 1. Pengertian Minat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi 1 , minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hurlock 2 mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Sementara itu, Meichati 3 mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melalukan suatu aktivitas. Pendapat lain diungkapkan oleh Crow and Crow yang menyatakan bahwa minat erat hubungannya dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri 4 . Winkel menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap dam subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu serta merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut 5 . Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegiatan itu. Minat erat hubungannya dengan dorongan drive, motif, dan reaksi emosional Menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsimi Arikunto, minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang 1 Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga . Jakarta : Balai Pustaka. 2001. h.1 2 Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak jilid 2. Jakarta: Erlangga. 1999. h. 114. 3 Meichati dalam Soejanto Sandjaja. Pengaruh Keterlibatan Orangtua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. jurnal no. 8 tahun 2011. 4 Crow and Crow dalam Wijaya Kusumah. Apakah Minat Itu. http:edukasi. kompasiana.com20091216 apakah-minat-itu yang diakses tanggal 6 Desember 2012 pukul 19.30 WIB. 5 Dwi Sunar Prasetyono. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Jakarta: Think. 2008. h. 51. mengandung kaitan dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu obyek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang, dan pengalaman. Jadi, seseorang dikatakan berminat apabila pada dirinya ada kecenderungan untuk memilih dan melakukan sesuatu dibandingkan dengan hal lainnya disebabkan adanya perhatian, rasa senang, dan pengalaman.

a. Cara Menumbuhkan Minat

Minat bisa ditumbuhkan dengan cara-cara tertentu. Slameto 6 , mengutip pernyataan Tanner Tanner, menyarankan agar para guru selalu menumbuhkan minat-minat baru siswa dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu. 2. Menguraikan manfaat bagi siswa di masa yang akan datang. 3. Ada hubungan antara pelajaran dan kehidupan yang nyata. 4. Usaha ini terutama sekali akan berhasil jika pelajaran dapat dikaitkan langsung dengan tematik kehidupan siswa-siswa pada saat itu. 5. Setidak-tidaknya sekolah itu dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas daripada yang ada sekarang demi kepentingan minat siswa. 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat giat belajar. 7. Dengan bantuan yang dipelajari itu, siswa dapat mencapai tujuan-tujuan tertentu. 8. Pelajaran itu memberikan kesempatan bagi peran serta atau rasa keterlibatan bagi siswa.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

6 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Bina Aksara. 1988.

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Pictures For Teaching Vocabulary : pre experimental at the fourth grade of SDN Pamulang Permai - Pamulang

0 4 58

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1 Juma

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1

0 1 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 2 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN N

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) Peningkatan Kemampuan Vocabulary Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN 03 Sumb

0 0 15