Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

10 Saya suka menabung untuk membeli buku bacaan. 11 Setiap minggu pasti saya sudah membaca sebuah buku cerita petualangan. 12 Saya suka bertukar buku bacaan dengan teman. 13 Setiap buku koleksi saya selalu saya beri label nama dan sampul plastik. 14 Saya lebih suka membaca daripada bermain. 15 Saya lebih cenderung membaca daripada menonton televisi setiap malamnya. 16 Saya lebih suka dibelikan buku bacaan daripada mainan. 17 Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku daripada tidur. 18 Saya lebih suka membaca buku pelajaran daripada novel. 19 Membaca buku cerita lebih menyenangkan daripada menulis cerita. 20 Buku dongeng lebih saya sukai karena kisahnya selalu memberikan nasihat yang baik. 21 Membaca buku saat santai lebih saya sukai daripada menonton tv. 22 Saya lebih suka mengoleksi buku bacaan daripada mainan 23 Saya membaca selama 180 menit dalam sehari. 24 Saya lebih suka merawat koleksi buku bacaan daripada merawat mainan. 25 Saya suka membaca kumpulan cerpen dan puisi di internet. 26 Saya senang bergabung dengan kelompok membaca 27 Saya lebih senang pergi ke toko buku daripada ke mall. 28 Saya sering meminjam buku di perpustakaan sekolah. 29 Saya sering ikut pembacaan cerpen di FLP Forum Lingkar Pena. Keterangan : SS = sangat setuju S = setuju KS = kurang setuju TS = tidak setuju Dalam penelitian ini tindakan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti dibagi dalam beberapa siklus.

1. Tahap Perencanaan Pertama

, peneliti bersama guru berkolaborasi menentukan masalah yang akan diajukan kepada siswa. Masalah ini harus berhubungan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang dianggap menyulitkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan guru. Kemudian diketahui bahwa siswa-siswa sangat lemah dalam hal memahami teks bacaan. Kelemahan ini disebabkan rendahnya minat baca siswa saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal, menurut Wigfield dan Guthrie 5 , anak-anak SD yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula prestasi belajarnya. Karena itu, standar kompetensi yang dipilih adalah standar kompetensi Membaca dengan rincian “memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak”. Adapun kompetensi dasar yang dipilih adalah “menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus kamus, buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll. yang dilakukan melalui membaca memindai”. Menurut Umri Nuraini dkk 6 , membaca memindai adalah membaca yang dilakukan secara cepat. Tujuan membaca memindai adalah untuk memahami isi bacaan dengan cepat. Jadi, meskipun dilakukan secara cepat, pembaca memindai tetap harus memahami isi bacaan. Membaca memindai sering digunakan untuk membaca kamus, jadwal perjalanan, daftar nomor telepon, daftar isi, indeks, daftar susunan acara, daftar menu, ensiklopedia, dan tulisan berjalan pada layar televisi. Karena itu, indikator yang diharapkan adalah sebagai berikut. a. Siswa dapat membaca teks dengan cepat. 5 Wigfield dan Guthrie dalam Soejanto Sandjaja. Pengaruh Keterlibatan Orangtua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. jurnal no.2 tahun 2012. 6 Umri Nur’aini dkk. Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. 2008. h. 109. b. Siswa dapat menemukan kata-kata penting dalam wacana dengan menggunakan kamus. c. Siswa dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat melalui membaca memindai. Kedua , setelah mengetahui masalah yang akan disampaikan kepada siswa, peneliti bersama guru menyiapkan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah. Alternatif-alternatif itu diwujudkan dalam bentuk permainan kelompok yang bertujuan membangkitkan minat baca siswa. Adapun alternatif-alternatif tersebut adalah sebagai berikut. a. Permainan membaca cepat 7 dengan menentukan batas waktu tertentu. Permainan ini bertujuan melatih siswa untuk membaca cepat. Membaca cepat sangat diperlukan saat siswa hendak mengerjakan soal-soal berbentuk wacana. Akan tetapi, penilaian atas permainan ini bukan hanya kecepatan membaca, melainkan juga intonasi dan pelafalan kalimat yang tepat. b. Permainan mencari harta karun, yaitu permainan mencari gagasan utama, definisi sebuah kata, kata berimbuhan, kata sifat, kata ganti, dan hal penting lainnya dalam wacana. Permainan ini bertujuan melatih siswa untuk memahami teks bacaan, mengingat kembali apa yang dibaca, dan mencatat hal- hal penting dalam bacaan. Permainan ini bermanfaat saat siswa menjawab pertanyaan berdasarkan wacana yang dibaca. c. Permainan mengisi Teka-Teki Silang, yaitu permainan mencari kata yang tepat sesuai dengan kalimat yang rumpang. Permainan ini bertujuan melatih siswa mengasah kemampuan berbahasa dengan memahami konteks kalimat. Permainan ini berguna bagi siswa untuk memahami makna tersirat gramatikal maupun tersurat leksikal dalam sebuah wacana. Dalam kaitannya dengan minat, beberapa permainan di atas bertujuan untuk menghidupkan faktor-faktor personal yang dapat menimbulkan minat baca siswa. Adapun faktor-faktor personal yang akan dihidupkan adalah kemampuan 7 Tentang kendala dan cara membaca cepat bisa dilihat di Soedarsono. Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Pictures For Teaching Vocabulary : pre experimental at the fourth grade of SDN Pamulang Permai - Pamulang

0 4 58

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1 Juma

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1

0 1 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 2 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN N

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) Peningkatan Kemampuan Vocabulary Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN 03 Sumb

0 0 15