kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.
Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa
tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi
kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih
kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak.
Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan
kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat.
a. Perbedaan Minat Baca, Kebiasaan Membaca, dan Budaya Baca
Minat baca reading interest tidak sama dengan kebiasaan membaca reading habits dan berbeda pula dari budaya baca reading culture.
22
Secara sederhana, minat baca adalah potensi untuk membaca secara suka-rela. Kebiasaan
membaca adalah kegiatan beinteraksi dengan bahan bacaan secara teratur atau berulang. Minat baca akan menjadi kebiasaan membaca jika tersedia bahan
bacaan yang sesuai untuk dibaca dan ada cukup waktu untuk membaca. Pada kebiasaan membaca, motifnya bukan lagi hanya untuk mendapat pengalaman
emosional yang mengasyikkan tetapi juga untuk mendapat informasi atau pengetahuan baru.
Motif yang terakhir ini dipicu oleh faktor eksternal yang sifatnya memaksa. Misalnya, memaksa orang untuk membaca supaya sukses dalam
pendidikannya. Kebiasaan membaca motifnya bisa dua. Satu, pengalaman mengasyikkan dari membaca itu sendiri, reading for reading. Dua, pengetahuan
dan pembelajaran untuk memenuhi tuntutan pendidikan, tuntutan pekerjaan,
22
Melling Simanjuntak dalam Jurnal Visi Pustaka Vol. 13 No. 3 Desember 2011.
tuntutan hidup. Salah satu dari yang terakhir ini bisa lebih dominan dari yang lain. Jika motif dominannya adalah untuk pemenuhan tuntutan pendidikan, maka ke-
biasaan membaca akan berkurang drastis kuantitasnya sesaat setelah tamat sekolah atau ujian skripsi.
Jika motif dominannya adalah pemenuhan kesenangan, tuntutan pekerjaan dan tuntutan hidup, maka kebiasaan membaca akan berlanjut seumur hidup dan
menjadi budaya. Faktor luar tidak lagi bersifat memaksa compulsory melainkan bersifat mengimbau pseudo-compulsary seperti misalnya professional reading.
Dengan kata lain, minat baca, kebiasaan membaca, dan budaya baca adalah tiga fase yang berbeda namun berkesinambungan secara difusif dalam
kronologi hidup manusia. Minat baca ibarat bibit yang jika ditanam pada lahan yang tepat akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca dan pada waktunya akan
berbuahkan budaya baca. Sebagai bibit, minat baca harus ditanam dan dipelihara agar tumbuh menjadi minat baca.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Mulyani
23
berpendapat bahwa tingkat perkembangan seseorang yang paling menguntungkan untuk pengembangan minat membaca adalah pada masa
peka, yaitu sekitar usia 5 sampai 6 tahun. Kemudian minat membaca ini akan berkembang sampai dengan masa remaja.
Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan kebiasaan keluarga pada masa peka tersebut. Anak usia 5 sampai 6 tahun senang
sekali mendengarkan cerita. Mula-mula mereka tertarik bukan pada isi ceritanya, tetapi pada kenikmatan yang diperoleh dalam kedekatannya dengan orang tua.
Ketika duduk bersama atau duduk di pangkuan orang tua, anak merasakan adanya kasih sayang dan kelembutan.
Suasana yang menyenangkan dan didukung oleh buku cerita yang penuh gambar-gambar indah akan membuat anak menjadi tertarik dan senang menikmati
cerita dari buku. Melalui proses imitasi, anak akan suka menirukan aktivitas
23
Mulyati dalam Soejanto Sandjaja. Pengaruh Keterlibatan Orangtua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. jurnal no.2 tahun 2012.