Hasil Penelitian yang Relevan

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sementara itu, menurut Sugiyono 1 , metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri SDN Pamulang Permai, Jl. Bougenvile VII, Komplek Pamulang Permai, Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan sejak bulan September 2013 sampai bulan Oktober 2013. Adapun pengambilan data dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20132014, tepatnya bulan September 2013.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian tindakan kelas atau classroom action research, menurut Kunandar 2 , yaitu penelitian tindakan yang dilakukan oleh pendidik sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau di sekolah tempat dia mengajar atau bersama-sama dengan orang lain kolaborasi dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Penelitian tindakan termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan berbeda dengan 1 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan , Bandung : Alfabeta. 2009. h. 6. 2 Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press. 2010. h. 44. penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum general. Penelitian tindakan lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi dijadikan bersifat umum. Namun demikian hasil penelitian tindakan dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti. Dalam PTK, siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis lain, karena itu siklus harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya adalah rangkaian “riset-aksi-riset-aksi- …” yang tidak ada dalam penelitian biasa. Dalam penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan. Dalam PTK hasil yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi sampai berhasil. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk melihat peningkatan minat baca siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran berbasis masalah. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan atau observasi, dan tahap refleksi. Satu siklus terdiri dari 2 pertemuan. Adapun rincian tahap dalam satu siklus sebagaimana dikatakan Kunandar 3 adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini adalah tahap persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. b. Membuat rencana pelaksana pembelajaran. c. Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK. d. Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah. e. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. f. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

3 Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press. 2010. h. 129-130. Pelaksanaan tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi adalah prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas, termasuk cara perekamannya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap ini berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa Kelas V SDN Pamulang Permai, Jl. Bougenvile VII, Komplek Pamulang Permai, Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun jumlah siswa tersebut sebanyak 40 orang yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Subjek penelitian yang dipilih adalah keseluruhan populasi siswa pada kelas tersebut.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Penelitian tindakan kelas menuntut kehadiran peneliti karena pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti sendiri dengan didampingi oleh kolaborator yakni guru Bahasa Indonesia.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu menyusun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan intervensi tindakan di kelas. Tahapan-tahapan tersebut mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam sebuah siklus PTK.

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Pictures For Teaching Vocabulary : pre experimental at the fourth grade of SDN Pamulang Permai - Pamulang

0 4 58

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1 Juma

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1

0 1 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 2 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN N

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) Peningkatan Kemampuan Vocabulary Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN 03 Sumb

0 0 15