bahwa mahasiswa memiliki perhatian positif terhadap metode ini dan distribusi nilai untuk pelajaran statistika ini meningkat dari semester sebelumnya.
Adapun perbedaan penelitian Dina Melita dengan skripsi ini adalah pada variabelnya, jika dina menggunakan pembelajaran berbasis masalah untuk
memotivasi sosialisasi dalam kelas, pada skripsi ini menggunakan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan minat baca siswa. Dan pada mata
pelajarannya pun berbeda, penelitian Dina pada pelajaran statistika sedangkan skripsi ini pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Kerangka Berpikir
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya yang masih rendah. Situasi tersebut dapat dilihat dari beberapa
hasil survei sebagaimana dimuat pada tulisan Siswati berjudul “Minat Membaca Pada Mahasiswa” dalam Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010. Di
antaranya survei Internasional Associations for Evaluation of Educational Achievement IAEEA pada tahun 1992 menyebutkan kemampuan membaca
murid-murid sekolah dasar kelas IV Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 30 negara di dunia, berada satu tingkat di atas Venezuella. Riset International
Association for Evaluation of Educational Achievement IAEEA tahun 1996 menginformasikan bahwa kemampuan membaca siswa usia 9-14 tahun Indonesia
berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang disurvei. Karena itu, penulis berupaya menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah dalam rangka mengatasi rendahnya minat baca siswa kelas V SDMI pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan kelak mata
pelajaran Bahasa Indonesia akan menjadi mata pelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan sebagaimana anggapan kebanyakan siswa saat ini. Jika siswa
sudah menyenangi mata pelajaran ini, tidak mustahil minat baca mereka akan meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakannya adalah jika penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat baca dalam dua siklus
pembelajaran bahasa Indonesia, maka peningkatan minat baca dianggap berhasil.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sementara itu, menurut
Sugiyono
1
, metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri SDN Pamulang Permai, Jl. Bougenvile VII, Komplek Pamulang Permai, Ciputat, Tangerang
Selatan. Penelitian dilakukan sejak bulan September 2013 sampai bulan Oktober 2013. Adapun pengambilan data dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
20132014, tepatnya bulan September 2013.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian tindakan kelas atau classroom action research, menurut Kunandar
2
, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan oleh pendidik sekaligus sebagai peneliti
di kelasnya atau di sekolah tempat dia mengajar atau bersama-sama dengan orang lain kolaborasi dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan
merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran
di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Penelitian tindakan termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan berbeda dengan
1
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan , Bandung : Alfabeta. 2009. h. 6.
2
Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press. 2010. h. 44.