Kegiatan Prasiklus Sarana dan Prasarana No Sarana Pendukung

16 Saya lebih suka dibelikan buku bacaan daripada mainan. 17 Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku daripada tidur. 18 Saya lebih suka membaca buku pelajaran daripada novel. 19 Membaca buku cerita lebih menyenangkan daripada menulis cerita. 20 Buku dongeng lebih saya sukai karena kisahnya selalu memberikan nasihat yang baik. 21 Membaca buku saat santai lebih saya sukai daripada menonton tv. 22 Saya lebih suka mengoleksi buku bacaan daripada mainan 23 Saya membaca selama 180 menit dalam sehari. 24 Saya lebih suka merawat koleksi buku bacaan daripada merawat mainan. 25 Saya suka membaca kumpulan cerpen dan puisi di internet. 26 Saya senang bergabung dengan kelompok membaca 27 Saya lebih senang pergi ke toko buku daripada ke mall. 28 Saya sering meminjam buku di perpustakaan sekolah. 29 Saya sering ikut pembacaan cerpen di FLP Keterangan : SS = sangat setuju S = setuju KS = kurang setuju TS = tidak setuju Dari 29 butir item yang sudah valid, peneliti menyebarkan angket kedua kepada siswa kelas V SDN Pamulang Permai dengan hasil perhitungan sebagai berikut. REKAPITULASI HASIL ANGKET MINAT MEMBACA SISWA No Pernyataan Angket Jumlah Opsi Jawaban Persentase SS S KS TS SS S KS TS 1 23 11 5 1 57,5 27,5 12,5 2,5 2 20 14 2 3 50 35 5 7,5 3 11 16 9 4 27,5 40 22,5 10 4 8 18 10 4 20 45 25 10 5 22 12 3 3 55 30 7,5 7,5 6 5 7 13 15 12,5 17,5 32,5 37,5 7 5 16 10 9 12,5 40 25 22,5 8 13 15 8 4 37,5 20 10 10 9 19 13 4 4 47,5 32,5 10 10 10 22 9 4 4 55 22,5 10 10 11 6 10 13 11 15 25 32,5 27,5 12 11 16 8 5 27,5 40 20 12,5 13 23 10 5 2 57,5 25 12,5 5 14 23 10 4 3 57,5 25 10 7,5 15 15 14 9 2 37,5 35 22,5 5 16 21 14 4 1 52,5 35 2,5 2,5 17 22 11 4 3 55 27,5 7,5 7,5 18 18 11 7 4 45 27,5 17,5 10 19 15 12 8 5 37,5 30 20 12,5 20 20 10 7 3 50 25 17,5 7,5 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca pada siswa kelas V SDN Pamulang Permai masih kurang. Sebanyak 57,5 persen siswa berpendapat bahwa membaca lebih menyenangkan daripada berlibur, 55 persen siswa merasa senang ketika menyelesaikan membaca buku bacaan, 55 persen siswa suka menabung untuk membeli buku bacaan, 55 persen siswa lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku daripada tidur. Setiap anak memiliki minat membaca pada dirinya, hanya saja mereka kurang mengembangkan minat membaca mereka sehingga menjadi malas membaca. Untuk mengembangkan minat membaca yang ada pada diri mereka, maka peneliti akan menggunakan pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu cara meningkatkan minat membaca mereka.

4. Tindakan Pembelajaran Siklus I

21 14 16 7 3 35 40 17,5 7,5 22 21 13 3 3 52,5 32,5 7,5 7,5 23 12 12 10 6 30 30 25 15 24 21 11 6 2 52,5 27,5 15 5 25 13 17 5 5 32,5 42,5 12,5 12,5 26 19 11 7 3 47,5 27,5 17,5 7,5 27 17 11 11 1 42,5 27,5 27,5 25 28 8 17 9 6 20 42,5 22,5 15 29 9 10 10 10 22,5 25 25 25 JUMLAH 456 367 205 129 1140 917,5 502,5 322,5 Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yakni tanggal 24 September sampai 04 Oktober 2013. Setiap pertemuan berdurasi selama 2x35 menit 2 Jam Pelajaran. Adapun tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan dalam setiap siklus disusun untuk perbaikan pembelajaran. Tahap perencanaan ini dimulai dengan menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar KD. Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan soal tes. Perangkat lain yang perlu disiapkan adalah media pembelajaran dan metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran. Metode itu adalah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah digunakan peneliti karena dianggap sebagai metode yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan membaca memindai bahasa Indonesia siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas yang terjadi di kelas, baik aktivitas peneliti maupun aktivitas kelompok siswa. Tujuannya untuk melihat tingkat keefektifan proses pembelajaran membaca memindai wacana inspiratif melalui sebuah permainan. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan PBL dapat meningkatkan minat membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mampu membaca teks dengan cepat, memahami informasi yang terdapat pada wacana, menemukan kata-kata penting dalam wacana, menggunakan kamus, dan menyampaikan kembali informasi yang didapat melalui membaca memindai.

b. Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran 3. 1 Pertemuan pertama Selasa, 24 September 2013. Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 09.00 WIB, dan pokok bahasan yang disampaikan adalah Pengertian Wacana. Kegiatan ini diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa yang berjumlah 40 orang hadir. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia selaku wali kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa per kelompok. Sementara itu, ada guru lain yang bertugas melakukan kegiatan belajar mengajar. Peneliti melakukan penilaian terhadap guru tersebut ketika proses pembelajaran berlangsung, kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah guru yang bukan observer tadi menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru memberikan materi yang sesuai dengan topik pembelajaran, yaitu menjelaskan pengertian wacana, bagaimana cara membaca cepat dengan baik dan benar, memberikan penjelasan kembali mengenai membaca cepat dan membaca memindai sebuah wacana dengan tepat. Sementara itu siswa memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru. Setelah itu peneliti membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan sebelumnya dan sudah didiskusikan dengan guru wali kelas V yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok dari 40 orang siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Metode pembagian kelompok peneliti menggunakan kertas kecil berisi nomor kelompok, setelah itu perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil kertas tersebut. Setiap kelompok mendapatkan satu wacana inspiratif dengan judul yang sama. Setelah siswa duduk berkelompok, siswa diberi kesempatan untuk memilih ketua kelompok dan memberi nama kelompoknya masing-masing. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah wacana yang sama dengan judul “Anak Tukang Becak Jadi Dokter“. Setelah itu peneliti meminta setiap kelompok membaca cepat wacana tersebut, dan peneliti menilai beberapa aspek dari membaca cepat tersebut. Setelah itu peneliti membuat sebuah permainan yang dinamakan Mencari Harta Karun, dimana masing-masing kelompok diminta untuk menemukan kata-kata penting dalam wacana tersebut, menemukan kata benda, kata kerja, kata ganti, dan kata berimbuhan dalam wacana tersebut. Selama siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti, guru bersama peneliti berkeliling memantau aktivitas kelompok siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti. Sebagian besar kelompok terlihat belum kompak dalam bekerja sama. Siswa yang pandai atau ketua kelompok mendominasi kegiatan diskusi, sedangkan siswa yang kurang pandai cenderung diam dan tidak mengikuti apa yang dilakukan anggota kelompok yang lain. Siswa yang kurang pandai juga terlihat segan untuk bertanya pada siswa yang pandai, sebaliknya siswa yang pandai kurang peka dengan kesulitan yang dialami temannya. Bila siswa mengalami kesulitan atau ada yang hendak ditanyakan, siswa langsung bertanya kepada peneliti tanpa harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan teman kelompoknya. Lebih kurang 5 menit sebelum jam pelajaran habis sebagian besar siswa telah menyelesaikan tugas bersama kelompoknya. Lalu peneliti meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Karena waktu pelajaran sudah habis, peneliti menginformasikan kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya dan kemudian peneliti mengumumkan hasil diskusi kelompok mana yang paling bagus dengan tujuan agar pertemuan selanjutnya siswa semangat dalam mengerjakan tugas kelompok dan mempresentasikannya. 2 Pertemuan kedua Jumat, 27 September 2013. Pertemuan kedua berlangsung selama 2x35 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 09.00 WIB, dan kegiatan yang dilaksanakan adalah tes kemampuan membaca memindai sebuah wacana dan menjawab pertanyaan dari wacana tersebut yang dilaksanakan dalam siklus I. Tes pada pertemuan kedua juga dilakukan dalam bentuk permainan. Peneliti membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan sebelumnya dan sudah didiskusikan dengan guru wali kelas V yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok dari 40 orang siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Metode pembagian kelompok peneliti menggunakan kertas kecil berisi nomor kelompok, setelah itu perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil kertas tersebut. Setiap kelompok mendapatkan satu wacana inspiratif dengan judul yang sama. Perwakilan setiap kelompok yang berjumlah tiga orang maju ke depan secara bergiliran dalam ajang Permainan Membaca Cepat. Pertama-rama seorang perwakilan kelompok pertama membacakan wacana dengan judul “Anak Tukang Becak Jadi Dokter “ dalam waktu lima menit. Peneliti dan guru mencatat sampai mana teks bacaan yang dibaca dalam waktu lima menit tadi. Selain itu, peneliti dan guru juga mencatat ketepatan intonasi, kejelasan ucapan atau pelafalan, ketenangan membaca, dan penguasaan bacaan. Mereka juga mencatat siapa saja yang aktif mengikuti pembacaan wacana tadi. Kemudian seorang anggota kelompok lainnya menjadi pembicara dalam ajang Permainan Mencari Harta Karun. Setiap kelompok memaparkan hal-hal penting yang ditemukan dalam wacana yang mereka baca, seperti gagasan utama, definisi istilah, kata berimbuhan, kata sifat, kata ganti, dan hal penting lainnya. Setelah itu kelompok peserta mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan bagian-bagian penting tersebut dan kelompok presentasi wajib menjawabnya dengan benar.

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Pictures For Teaching Vocabulary : pre experimental at the fourth grade of SDN Pamulang Permai - Pamulang

0 4 58

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1 Juma

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 1

0 1 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 2 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN N

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) Peningkatan Kemampuan Vocabulary Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN 03 Sumb

0 0 15