meliputi ketiga aspek utama ranah pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan bahasa-berbahasa, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan membangun sikap
positif serta santun berbahasa. Membaca itu termasuk salah satu dari keempat keterampilan berbahasa
yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa ini pada kenyataannya berkaitan erat satu
sama lain. Artinya, aspek yang satu berhubungan erat dan memerlukan keterlibatan aspek yang lain. Karena hubungan yang sangat erat itulah, maka
keempat aspek keterampilan berbahasa itu lazim disebut catur tunggal keterampilan berbahasa atau empat serangkai keterampilan berbahasa.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan-keterampilan dasar bagi siswa yang harus dikuasai untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Membaca merupakan proses yang tidak saja melibatkan kegiatan melihat, mengeja huruf saja, namun suatu proses memahami, mengingat dan menganalisa
makna atau arti apa yang terkandung dalam bacaan yang sedang dibaca. Membaca, sebagaimana ditulis Cahyani
14
, adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Selain itu, membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis. Juel
15
mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari
proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
a. Tujuan Membaca
Agus Warseno
16
mengatakan bahwa pada umumnya kita mulai belajar membaca pada usia 5-6 tahun, yaitu pada saat duduk di taman kanak-kanak atau
14
Cahyani, dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung UPI Press. 2007. h. 98.
15
Juel dalam Soejanto Sandjaja. Pengaruh Keterlibatan Orangtua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. jurnal no.2 tahun 2012.
sekolah dasar. Keterampilan berbahasa membaca sangat dibutuhkan untuk dapat memahami isi suatu wacana. Secara umum tujuan membaca diklasifikasikan
menjadi sebagai berikut. a Mendapatkan informasi umum dari teks.
b Mendapatkan informasi khusus dari teks. c Membaca untuk kesenangan.
Sementara itu, menurut Cahyani
17
, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna
bacaan. Nurjamal
18
mengatakan bahwa membaca dan menyimak merupakan aktivitas kunci untuk memperoleh dan menguasai informasi. Semakin banyak
informasi kita simak dan baca, semakin banyak informasi yang kita kuasai. Dengan banyak menyimak dan membaca yang berarti kita akan mengetahui dan
menguasai informasi, maka akan memudahkan kita untuk berbicara dan atau menulis.
Tarigan
19
menyatakan bahwa seorang siswa dapat dikatakan mampu dalam membaca, jika memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a Memahami maksud penulis. b Memahami dasar tulisan.
c Dapat menilai penyajian penulis. d Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari.
Apabila ketentuan-ketentuan ini belum dipenuhi dan belum terserap oleh siswa dapat dikatakan bahwa pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca
dianggap tidak berhasil. Sementara itu, menurut Nurjamal seseorang dikatakan terampil membaca
jika dia mampu dengan benar, akurat, dan lengkap untuk menyerap, menangkap, dan menguasai informasi dari suatu bacaan, apakah itu suratkabar, majalah, atau
buku.
16
Agus Warseno dan Ratih Kumorojati. Super Learning, Diva Press. 2011. h. 32.
17
Cahyani. Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung : UPI Press. 2007. h. 99.
18
Nurjamal dkk. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Alfabeta. 2011. h. 4.
19
Tarigan dalam Hesti Rosita. “Pengelolaan Peningkatan Minat Baca Siswa”, Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan, Vol 2, No 2, November 2008.