skala aktivitas belajar siswa, rata-rata persentase subyek pada masing-masing aspek aktivitas belajar masih terdapat kategori rendah dan hasil lembar observasi pun belum
mencapai kriteria keberhasilan. Oleh karena itu pembelajaran harus dilanjutkan pada siklus II, dengan melakukan perbaikan-perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Pada
siklus II, hasil skala aktivitas belajar siswa sudah tidak ditemukan lagi siswa pada kategori rendah. Rata-rata skala aktivitas belajar siswa berada pada kategori sedang
dan tinggi. Hasil lembar observasi pun sudah mencapai pada kriteria keberhasilan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
dengan metode mind map dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Pembahasan yang dilakukan ini berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa, serta hasil analisis lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS di kelas V, diperoleh informasi bahwa metode yang digunakan guru saat proes pembelajaran kurang
bervariataif dan sikap siswa cenderung pasif sehingga kurang adanya interaksi guru dengan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh siswa yang menyukai pelajaran IPS hanya 30 dari jumlah keseluruhan siswa. Banyaknya siswa yang tidak
menyukai pelajaran IPS disebabkan oleh materi IPS yang terlalu banyak dan pembelajaran yang dilakukan di kelas membosankan. Hal itu terjadi karena
kurangnya aktivitas siswa yang dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif, mengantuk, mengobrol dengan temanya yang mengakibatkan tidak
memperhatikan penjelasan guru. Selain itu Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
pada saat proses pembelajaran masih rendah. Oleh karena itu, peneliti menghendaki untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas tersebut, yaitu dengan penerapan
metode mind map sehingga aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Mind map
merupakan salah satu metode pembelajaran aktif dan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak,
yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif”.
1
Dengan Mind map siswa dapat menghasilkan gagasan, mencatat apa yang mereka pelajari atau merencanakan
tugas baru. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan. Dengan memetakan
gagasannya sendiri, siswa lebih mudah dalam belajar dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 6 kali pertemuan proses
pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk pengisian skala aktivitas dan tes akhir siklus. Penelitian dihentikan apabila hasil skala aktivitas menunjukkan pada kategori
tinggi dan sedang, serta hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa mencapai 70 siswa aktif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas V MI Misbahul Falah Depok, diperoleh hasil bahwa penerapan metode mind map dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Hal tersebut dapat di lihat melalui hasil skala aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II. Pada siklus I masih ditemukan
siswa yang berada pada kategori rendah, sedangkan pada siklus II tidak ditemukan siswa yang berada pada kategori rendah. Pada siklus II terdapat 52 siswa yang
berada pada kategori tinggi dan 48 siswa pada kategori sedang. Hal tersebut berarti indikator keberhasil penelitian ini telah tercapai.
Selain dari hasil aktivitas belajar siswa, peningkatan aktivitas belajar dengan penerapan metode mind map juga dapat dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas
belajar siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, hasil lembar observasi siswa hanya 40,3. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu
menjadi 74,2, yang berarti indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai.
1
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007, cet. 3, h. 4
Karena pada siklus II indikator skala dan lembar observasi telah tercapai, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Samsurizal, Program S1 Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS
”. Penelitian dilaksanakan di SMPN 249 Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam penerapan metode mind map siswa sangat senang mengikuti pembelajaran dan membuat mereka aktif dan kreatif yang dinyatakan dari hasil penghitungan angket
sebesar 52,5. Hambatan yang terjadi pada siklus I sehingga tidak mencapai indikator
keberhasilan, karena: ketegasan peneliti kurang dalam pengelolaan kelas, sehingga masih ditemeukan siswa yang gaduh; peneliti kurang memotivasi siswa pada awal
pembelajaran, sehingga ditemukan siswa yang tidak fokus; aktivitas siswa dalam belajar masih kurang, terlihat pada saat proses pembelajaran, hanya beberapa siswa
yang terlihat aktif; hasil mind map yang dibuat siswa kurang memuaskan, karena siswa belum terbiasa dan kurang bimbingan dari peneliti; siswa masih terlihat
memilih teman ketika pembagian kelompok, sehingga sangat gaduh dan membutuhkan waktu lama. Hambatan-hambatan pada siklus I ini diperbaiki pada
proses pembalajaran siklus II, sehingga pada siklus II, indikator keberhasilan tercapai.