Tabel 3.1 Skala Penilaian Aktivitas Siswa Dalam Belajar IPS
No Alternatif Jawaban
Item Skala Pernyatan yang
Positif Pernyataan yang
Negatif
1 Sangat Setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak Setuju
2 3
4 Sangat Tidak Setuju
1 4
Interpretasi atau pemberian makna skor responden dicapai melalui acuan tertentu. Salah satu cara untuk memberikan interpretasi terhadap skor individual
dalam skala rating yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor responden dengan skor kelompoknya.
Pada penelitan ini, responden akan dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk data yang berdistribusi normal,
pengkategorian berdasarkan rumus berikut:
5
Kategori tinggi apabila µ + 1,0 σ ≤ X
Kategori sedang apabila µ - 1,0σ ≤ X µ + 1,0σ
Kategori rendah apabila X µ - 1,0σ
Jika dibuat persentasenya menjadi sebagai berikut: a.
Persentase siswa yang termasuk kategori aktivitas tinggi apabila µ + 1,0σ ≤ X b.
Persentase siswa yang termasuk Kategori sedang apabila µ - 1,0σ ≤ X µ + 1,0σ
c. Persentase siswa yang termasuk Kategori rendah apabila X µ - 1,0σ
5
Saifuddin Azwar, Penyususnan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, h. 149
Adapun lembar keberhasilan pada tiap siklus adalah jika tidak ada lagi siswa yang aktivitas belajarnya berkategori rendah, atau dengan kata lain persentase
aktivitas belajar siswa yang berkategori tinggi dan sedang dari keseluruhan siswa. Pada instrumen lembar observasi, observasi yang digunakan adalah observasi
tertutup. Observasi yang dilakukan oleh guru kolaborator dan peneliti selama proses pembelajaran IPS. Lembar observasi tersebut adalah lembar observasi aktivitas
belajar siswa. Tahap analisis setiap lembar observasi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai-nilai yang ada dan membandingkan dengan nilai yang ada pada
observasi sebelumnya. Pada observasi awal, nilai tersebut dibandingkan dengan nilai maksimum dan minimum dari lembar observasi.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam
siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I,
karena indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini berakhir di siklus II, karena peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menggunakan metode pembelajaran mind map dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi
aktivitas belajar siswa, soal-soal yang digunakan untuk latihan dan soal-soal tes subsumatif untuk menilai hasil belajar IPS siswa pada setiap akhir siklus I dan II.
Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi kolaborator dapat berkolaborasi dengan peneliti yang dalam hal ini adalah memiliki kedudukan yang setara untuk
membantu kelancaran penelitian dan membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
50
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini di mulai dengan melakukan observasi awal di MI Misbahul Falah Depok. Peneliti melakukan observasi awal pada tanggal 24
September 2014. Kegiatan ini meliputi wawancara siswa dan guru IPS, serta melakukan observasi aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas.
Kegiatan ini dilakukan, bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran IPS di kelas, khususnya kelas V.
Wawancara dengan guru IPS bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas V dan mengetahui aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti memperoleh informasi bahwa pembelajaran IPS yang selama ini digunakan pada saat proses
pembelajaran adalah dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Guru menjelaskan dengan waktu pembelajaran yang sedikit sulit
apabila menggunakan metode yang lain, karena akan menggunakan waktu yang banyak, ditambah dengan materi IPS yang terlalu banyak. Selain itu, guru juga
belum mengetahui metode-metode yang cocok untuk digunakan pada pembelajaran IPS dan sikap siswa cenderung pasif dalam belajar IPS sehingga
kurang adanya interaksi guru dengan siswa. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas V-B sebagai kelas yang cocok
untuk penelitian, terkait dengan permasalahan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh
guru selama mengajar di kelas tersebut. Dalam pengamatan ini terlihat sikap dari sebagian besar siswa di kelas tersebut memiliki prestasi yang lebih rendah
dibandingkan dengan kelas yang lain. Hal ini terlihat dari beberapa hasil ulangan harian IPS, dimana hampir seluruh siswa pada kelas tersebut harus melakukan
remedial. Dalam proses pembelajaran siswa masih terlihat gaduh dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Selanjutnya peneliti mewawancarai beberapa siswa kelas V-B untuk mengetahui bagaimana aktivitas mereka saat belajar IPS di kelas. Dari hasil
wawancara tersebut tercatat 8 siswa 30 menyukai pelajaran IPS dan 17 siswa 70 kurang menyukai pelajaran IPS. Alasan dari siswa yang kurang menyukai
IPS adalah materi IPS sangat banyak dan pembelajaran yang dilakukan di kelas membosankan. Hal itu terjadi karena kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran hanya mendengarkan, mencatat, dan menjawab soal. Guru pun kurang perhatian terhadap siswa. Beberapa siswa yang menyukai pelajaran IPS
dikarenakan pelajaran IPS menyenangkan, banyak cerita-cerita di dalamnya dan tidak menyulitkan.
Dari hasil wawancara tersebut, beberapa siswa mengaku jarang memperhatikan penjelasan guru IPS, apabila materi yang diajarkan membosankan
dan sulit dipahami dan lebih sering bermain dengan teman. Akan tetapi, jika materi yang disampaikan mudah dipahami, siswa akan memperhatikan penjelasan
guru. Berdasarkan masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa guru harus
menggunakan sebuah metode pembelajaran IPS yang efektif, agar materi yang disampaikan mudah diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu, siswa akan lebih
bersemangat dalam proses pembelajaran IPS dan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan
pembelajaran aktif metode mind map yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam belajar IPS.
Selain dengam wawancara, peneliti juga melakukan observasi dengan mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Observasi ini
dilakukan pada tanggal 25 September 2014. Pada saat observasi, terlihat beberapa siswa memperhatikan guru namun kurang adanya interaksi antara guru dan siswa.
Siswa hanya terlihat diam sampai jam pelajaran selesai. Dan ditemukan pula