B. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran
yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Keaktifan tersebut dapat terlihat dalam aktivitas belajar siswa.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran yang
dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan
dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu sendiri, maka pengalaman siswa lebih diutamakan dalam titik tolak kegiatan.
Menurut Mulyono, aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Segala kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu
aktivitas. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan mengenai
konsep aktivitas siswa antara lain:
14
a. Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam
kemungkinan dan potensi yang hidup sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip
aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. b.
Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap
saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula.
Aktivitas belajar tidak hanya terkait aktvitas jasmani saja. Melainkan juga aktivitas rohani, yang keduanya harus digabungkan. Menurut Piaget seorang anak
14
Oemar Hamalik, Op. cit., h. 170-171.
berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat, berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat
sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru timbul setelah anak berpikir pada taraf perbuatan.
15
Belajar yang berhasil akan melalui beberapa aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
16
Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Sedangkan aktivitas psikis
kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan
fisik sampai psikis yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dimaksudkan di sini
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas belajar iswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Aktivitas yang timbul
dari siswa diharapkan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil maupun prestasi belajar
peserta didik.
2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Oleh karena itu,
banyak jenis aktivitas belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas belajar siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti
yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich membuat
15
Sardiman A.M., Op. cit., h. 100
16
Ahmad Rohani HM., Pengelola Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, h. 8
suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan ativitas belajar siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
17
a.
Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b.
Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c.
Listening Acitivities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato. d.
Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin. e.
Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f.
Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
g.
Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h.
Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Jadi dengan jenis-jenis aktivitas yang telah diuraikan di atas, menunjukkan
bahwa aktivitas belajar di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam ativitas belajar tersebut dapat diciptakan di sekolah, maka sekolah-sekolah
akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
Sedangkan secara lebih sederhana, contoh berbagai aktivitas belajar yaitu:
18
17
Sardiman A.M., Op. cit., h. 101
18
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 38-45
a. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.
b. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu
matalah yang memegang peranan penting.
c. Meraba, membau, mencicipi atau mengecap
Aktivitas meraba, membau, mencicipi adalah indera manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
d. Menulis atau mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.
e. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah.
f. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi
Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku atau masa-masa yang akan datang.
g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan juga diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk
dalam penjelasan melalui tulisan.
h. Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis.
i. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.