51
C. Interpretasi Data
1. Hasil Pretest
Perolehan nilai pretest pada kedua kelas, walaupun terdapat perbedaan, namun tidak terlalu besar. Dalam hal ini, Kelas VIII A sebagai
eksperimen pada penelitian ini, memperoleh nilai rata-rata yang sedikit lebih besar dari pada Kelas VIII B. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan rata-rata siswa kelas VIII A sedikit lebih tinggi dari pada siswa kelas VIII B. Namun demikian, karena perbedaan rata-rata kedua
kelas tidak terlalu besar maka dapat disimpulkan kedua kelas memiliki keragaman kemampuan yang homogen. Hal ini diperkuat dengan hasil uji
statistik untuk mengetahui perbedaan nilai pretest kedua kelas. Uji statistik perbandingan tersebut terdapat pada Lampiran 12 dan hasilnya adalah
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest Kelas VIII A dan Kelas VIII B. Dengan demikian, pengambilan kedua kelas ini
sebagai sampel penelitian adalah layak. Sebaliknya, nilai deviasi standar yang diperoleh kelas VIII A lebih
besar dari pada Kelas VIII B. Hal ini menunjukkan bahwa di kelas VIII B, keragaman kemampuan siswa-siswanya lebih merata dari pada siswa kelas
VIII A.
2. Hasil Posttest
Pada hasil perolehan posttest Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen mencapai rata-rata yang lebih tinggi dari pada rata-rata Kelas VIII B
sebagai kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIII A setelah diberikan perlakuan berupa penerapan
pembelajaran melalui pendekatan CTL lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIII B yang diberi perlakuan berupa penerapan
pembelajaran konvensional. Hasil perolehan posttest pada kelas eksperimen mencapai rata-rata
yang lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diberikan
52
perlakuan berupa penerapan pembelajaran melalui pendekatan CTL lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol yang diberi
perlakuan berupa penerapan model konvensional. Ternyata perolehan nilai rata-rata yang lebih tinggi oleh kelas
eksperimen diikuti dengan peningkatan nilai deviasi standar. Sehingga nilai deviasi standarnya justru lebih besar dari pada nilai standar deviasi kontrol.
Fakta ini menunjukkan bahwa keragaman kemampuan siswa kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa pendekatan CTL lebih tidak
merata dari pada kelas kontrol setelah diberi perlakuan berupa penerapan konvensional. Berbeda dengan itu, kelas kontrol walaupun keragaman
kemampuannya lebih merata dari pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan, namun peningkatan kemampuannya lebih kecil dari pada kelas
eksperimen. Walaupun pembelajaran pada kelas eksperimen tersebut belum bisa
dikatakan berhasil dengan sangat baik, karena capaian hasil belajarnya masih relatif rendah, namun proses pembelajaran di kelas eksperimen sudah
lebih baik. Pernyataan ini diperkuat dengan data hasil observasi yang menyatakan bahwa persentase ketercapaian proses pembelajaran kelas
eksperimen yang mencapai 69,12.
3. Hasil Observasi