2 Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna meaningful learning.
3 Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa learnig by doing.
4 Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antarteman learning in a group.
5 Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama, dan saling memahami antarsatu dengan yang lain secara
mendalam learning to know each other deeply. 6 Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan
kerjasama learning to ask, to inquiry, to work together. 7 Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan learning as an
enjoy activity.
5. Komponen CTL
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme Constructuvism, penemuan Inquiry, bertanya Questioning, masyarakat
belajar Learning Community, refleksi Reflection, dan penilaian sebenarnya Authentic Assessment.
30
1 Konstruktivisme Konstruktivisme Constructuvism merupakan landasan berpikir
pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteksnya yang terbatas. Siswa harus
mengkonstruksikan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya. Dengan demikian pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Landasan
berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Strategi “memperoleh” lebih
30
Saepul Hamdani, Op. Cit, hal. 43.
diutamakan dibanding seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengelaman. Pengalaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan
pengelaman baru. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak berbeda. Setiap
pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak struktur pengetahuan dalam otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia
dalam dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi bermakna pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi
bermakna struktur pengetahuan yang sudah ada di modifikasi untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya pengetahuan baru.
Pembelajaran fisika sangat memungkinkan untuk diajarkan dengan menggunakan prinsip konstruktivisme, karena fisika sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari siswa. 2 Inkuiri
Inkuiri adalah keyakinan dasar bahwa siswa harus belajar penuh dan aktif dalam proses penyelidikan, pemerosesan, mengumpulkan, memadukan, meyaring
dan menyampaikan pengetahuan mereka pada sebuah topik.
31
Inkuiri sebagai suatu proses dimana siswa terlibat dalam pembelajaran mereka, merumuskan
pertanyaan, menyelidiki secara luas dan kemudian membangun pemahaman baru, makna dan pengetahuan yang baru bagi siswa dan dapat digunakan untk
menjawab pertanyaan, untuk mengembangkan solusi atau untuk mendukung suatu posisi atau sudut pandang.
National Science Education Standards menggunakan istilah inkuiri dalam dua hal berbeda. Pertama, inkuiri menunjukan pada kemampuan siswa
mengembangkan kemampuan merancang dan melakukan investigasi ilmiah serta pemahaman siswa akan hakikat penemuan ilmiah scientific inquiri. Kedua,
31
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 108.
inkuiri menunjukkan pada strategi belajar mengajar yang memungkinkan konsep ilmiah dikuasai melalui investigasi.
32
Menemukan merupakan bagian inti dari CTL Contextual Teaching and Learning. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
sekedar sebagai hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan menuju pada kegiatan menemukan
sendiri terhadap materi yang diajarkannya. Ada lima siklus inquiri, yaitu 1 observasi observation, 2 bertanya question, 3 mengajukan dugaan
hiphotesis, 4 pengumpulan data date gathering, dan 5 penyimpulan conclussion.
3 Bertanya Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya
questioning. Bertanya yang merupakan strategi utama pembelajaran CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan utama guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan strategi inquari,
yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang telah diketahui dan mengarahkan pelatihan pada aspek yang belum diketahinya. Kegiatan bertanya
berguna untuk mengkaji informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru. Membangkitkan lebih banyak pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
Dalam penerapannya di kelas, bertanya dapat diterapkan, antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan siswa, dan antara
siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Aktivitas bertanya ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menuai kesulitan, ketika
mengamati dan sebagainya. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan dorongan untuk “bertanya”.
32
National Research Council, Inquiri and The National Science Education Standards: A Guided for Teaching and Learning, Washington DC: National Academy Press, 2000 hal. 1.
4 Masyarakat Belajar Masyarakat belajar dapat terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah,
dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran peserta didik, memberi informasi yang diperlukan oleh teman belajarnya dan meminta
informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Konsep masyarakat belajar menyadarkan bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang
lain. Hasil belajar diperoleh dari sharring antar teman, antar kelompok dan antara yang tahu dengan yang belum tahu. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang
lain memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan berbeda yang perlu dipelajari.
Membangun pendidikan berbasis masyarakat sebagaimana di atur dalam pasal 55 UUSPN, masyarakat di beri hak oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
33
Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok
yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang kurang, yang tahu mengajari yang belum tahu, yang cepat mendorong yang lambat, dan yang
berinisiatif memberikan gagasannya. 5 Pemodelan
Dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan pemodelan adalah suatu bentuk pengetahuan atau keterampilan dengan memberi model yang dapat
ditiru atau cara melakukan sesuatu. Dalam pembelajaran fisika proses modeling sering dilakukan ketika komunitas belajar sedang mengubah masalah dalam
kehidupan sehari-hari menjadi kalimat fisika. Dalam pembelajaran CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Seorang siswa bisa ditunjuk untuk menjadi contoh kepada siswa lain.
33
Depdiknas Pustekinkom Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol. 15 No. 2, maret 2009 hal 244.
6 Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu. Siswa diberi kesempatan untuk “mengedepankan” apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan yang lama. Dengan demikian siswa merasa telah memperoleh pengetahuan baru yang
berguna bagi dirinya. 7 Penilaian yang Sebenarnya
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Gambaran perkembangan siswa
perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang diperoleh menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan belajar, maka secepatnya guru mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Assessment tidak harus selalu di akhir proses
pembelajaran, tetapi dilakukan bersama-sama secara integral dalam proses pembelajaran.
Kemajuan siswa dinilai dari proses, tidak hanya hasil. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membentuk siswa bagaimana seharusnya
belajar learning how to learn, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir proses pembelajaran. Guru yang ingin melihat
perkembangan hasil belajar fisika siswanya, harus mengumpulkan data dari perilaku nyata siswanya dikelas maupun di luar kelas dalam mengaplikasikan
fisika, bukan hanya dari hasil mengerjakan soal tes fisika. Proses pengambilan data seperti inilah yang dimaksud dengan Authentic Assessment.
Mansur mengutip pendapat John A. Zahorik dalam Constructivist Teaching mencatat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik
pembelajaran CTL. Lima elemen yang dimaksud sebagai berikut.
34
1 Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada 2 Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan
dulu kemudian memerhatikan detailnya.
34
Masnur Muslich, Op. Cit, hal. 52.
3 Pemahaman pengetahuan yaitu dengan cara menyusun konsep sementara hipotesis, melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan
validitas, dan atas tanggapan itu, konsep tersebut direvisi dan dikembangkan. 4 Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut.
5 Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut. Dalam CTL, guru berperan dalam memilih, menciptakan, dan
menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak pengalaman siswa termasik aspek sosial, fisikal, dan psikologikal untuk mencapai
hasil belajar yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks
nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikir yang dimilikinya.
6. Langkah-langkah Pembelajaran CTL