Komponen CTL Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

2 Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna meaningful learning. 3 Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa learnig by doing. 4 Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antarteman learning in a group. 5 Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama, dan saling memahami antarsatu dengan yang lain secara mendalam learning to know each other deeply. 6 Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerjasama learning to ask, to inquiry, to work together. 7 Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan learning as an enjoy activity.

5. Komponen CTL

Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme Constructuvism, penemuan Inquiry, bertanya Questioning, masyarakat belajar Learning Community, refleksi Reflection, dan penilaian sebenarnya Authentic Assessment. 30 1 Konstruktivisme Konstruktivisme Constructuvism merupakan landasan berpikir pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteksnya yang terbatas. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dengan demikian pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Strategi “memperoleh” lebih 30 Saepul Hamdani, Op. Cit, hal. 43. diutamakan dibanding seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengelaman. Pengalaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengelaman baru. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak berbeda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak struktur pengetahuan dalam otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia dalam dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi bermakna pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi bermakna struktur pengetahuan yang sudah ada di modifikasi untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya pengetahuan baru. Pembelajaran fisika sangat memungkinkan untuk diajarkan dengan menggunakan prinsip konstruktivisme, karena fisika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. 2 Inkuiri Inkuiri adalah keyakinan dasar bahwa siswa harus belajar penuh dan aktif dalam proses penyelidikan, pemerosesan, mengumpulkan, memadukan, meyaring dan menyampaikan pengetahuan mereka pada sebuah topik. 31 Inkuiri sebagai suatu proses dimana siswa terlibat dalam pembelajaran mereka, merumuskan pertanyaan, menyelidiki secara luas dan kemudian membangun pemahaman baru, makna dan pengetahuan yang baru bagi siswa dan dapat digunakan untk menjawab pertanyaan, untuk mengembangkan solusi atau untuk mendukung suatu posisi atau sudut pandang. National Science Education Standards menggunakan istilah inkuiri dalam dua hal berbeda. Pertama, inkuiri menunjukan pada kemampuan siswa mengembangkan kemampuan merancang dan melakukan investigasi ilmiah serta pemahaman siswa akan hakikat penemuan ilmiah scientific inquiri. Kedua, 31 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 108. inkuiri menunjukkan pada strategi belajar mengajar yang memungkinkan konsep ilmiah dikuasai melalui investigasi. 32 Menemukan merupakan bagian inti dari CTL Contextual Teaching and Learning. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan sekedar sebagai hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan menuju pada kegiatan menemukan sendiri terhadap materi yang diajarkannya. Ada lima siklus inquiri, yaitu 1 observasi observation, 2 bertanya question, 3 mengajukan dugaan hiphotesis, 4 pengumpulan data date gathering, dan 5 penyimpulan conclussion. 3 Bertanya Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya questioning. Bertanya yang merupakan strategi utama pembelajaran CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan utama guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan strategi inquari, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang telah diketahui dan mengarahkan pelatihan pada aspek yang belum diketahinya. Kegiatan bertanya berguna untuk mengkaji informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. Membangkitkan lebih banyak pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Dalam penerapannya di kelas, bertanya dapat diterapkan, antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Aktivitas bertanya ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menuai kesulitan, ketika mengamati dan sebagainya. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan dorongan untuk “bertanya”. 32 National Research Council, Inquiri and The National Science Education Standards: A Guided for Teaching and Learning, Washington DC: National Academy Press, 2000 hal. 1. 4 Masyarakat Belajar Masyarakat belajar dapat terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran peserta didik, memberi informasi yang diperlukan oleh teman belajarnya dan meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Konsep masyarakat belajar menyadarkan bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharring antar teman, antar kelompok dan antara yang tahu dengan yang belum tahu. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan berbeda yang perlu dipelajari. Membangun pendidikan berbasis masyarakat sebagaimana di atur dalam pasal 55 UUSPN, masyarakat di beri hak oleh pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat. 33 Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang kurang, yang tahu mengajari yang belum tahu, yang cepat mendorong yang lambat, dan yang berinisiatif memberikan gagasannya. 5 Pemodelan Dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan pemodelan adalah suatu bentuk pengetahuan atau keterampilan dengan memberi model yang dapat ditiru atau cara melakukan sesuatu. Dalam pembelajaran fisika proses modeling sering dilakukan ketika komunitas belajar sedang mengubah masalah dalam kehidupan sehari-hari menjadi kalimat fisika. Dalam pembelajaran CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk menjadi contoh kepada siswa lain. 33 Depdiknas Pustekinkom Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol. 15 No. 2, maret 2009 hal 244. 6 Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu. Siswa diberi kesempatan untuk “mengedepankan” apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan yang lama. Dengan demikian siswa merasa telah memperoleh pengetahuan baru yang berguna bagi dirinya. 7 Penilaian yang Sebenarnya Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Gambaran perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar, maka secepatnya guru mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Assessment tidak harus selalu di akhir proses pembelajaran, tetapi dilakukan bersama-sama secara integral dalam proses pembelajaran. Kemajuan siswa dinilai dari proses, tidak hanya hasil. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membentuk siswa bagaimana seharusnya belajar learning how to learn, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir proses pembelajaran. Guru yang ingin melihat perkembangan hasil belajar fisika siswanya, harus mengumpulkan data dari perilaku nyata siswanya dikelas maupun di luar kelas dalam mengaplikasikan fisika, bukan hanya dari hasil mengerjakan soal tes fisika. Proses pengambilan data seperti inilah yang dimaksud dengan Authentic Assessment. Mansur mengutip pendapat John A. Zahorik dalam Constructivist Teaching mencatat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran CTL. Lima elemen yang dimaksud sebagai berikut. 34 1 Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada 2 Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu kemudian memerhatikan detailnya. 34 Masnur Muslich, Op. Cit, hal. 52. 3 Pemahaman pengetahuan yaitu dengan cara menyusun konsep sementara hipotesis, melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan validitas, dan atas tanggapan itu, konsep tersebut direvisi dan dikembangkan. 4 Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut. 5 Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut. Dalam CTL, guru berperan dalam memilih, menciptakan, dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak pengalaman siswa termasik aspek sosial, fisikal, dan psikologikal untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan sesuai dengan kerangka pikir yang dimilikinya.

6. Langkah-langkah Pembelajaran CTL

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa (quasi eksperimen di SMP al-Fath Cirendeu)

0 22 234

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran contextual teaching and learning : CTL di MI Al Islamiyah 01 pagi Jakarta Barat

0 4 167

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141