Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta kehidupan yang semakin kompleks. Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh setiap manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan masing-masing. Pengalaman pendidikan selama masa tersebut sangat dipengaruhi dan bahkan ditentukan oleh orang dewasa yang bertanggung jawab dalam membantu dan mengarahkan manusia yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh masyarakat dan lingkungannya. Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai seperangkat fakta–fakta yang harus dihafal. Sehingga hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya tetapi pada kenyataannya mereka sering kali tidak memahami secara mendalam substansi materinya. Ary Ginanjar menyatakan bahwa kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan otak atau IQ saja. 1 Orientasi pendidikan selama ini cenderung menitikberatkan pada penguasaan materi semata yang terbukti keberhasilan hanya terjadi pada kompetensi jangka pendek tetapi gagal membekali anak dalam memecahkan masalah atau persoalan jangka panjang. Secara umum pembelajaran fisika yang selama ini diterapkan kurang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan juga belum 1 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ. Jakarta: Agra. 2001 hal. 41. 1 secara optimal membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan peserta didik sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Seperti hal diatas, orientasi pendidikan selama ini cenderung menitikberatkan pada penguasaan materi semata yang terbukti keberhasilan hanya terjadi pada kompetensi jangka pendek tetapi gagal membekali anak dalam memecahkan masalah atau persoalan jangka panjang. Secara umum pembelajaran fisika yang selama ini diterapkan kurang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan juga belum secara optimal membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan peserta didik sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah pembelajaran konvensional yang monoton, berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa secara searah. Mata pelajaran fisika yang tujuannya untuk membentuk pola pikir kritis belum dapat terwujud secara baik, hal itu diprediksi karena pola pembelajaran fisika hanya cenderung menitikberatkan pada aspek penguasaan materi subject mater oriented belum menuju ke aspek kecakapan hidup life skill oriented. Apabila diorientasikan pada penguasaan life skill fisika akan dapat digunakan peserta didik untuk menghadapi kehidupan nyata. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakandimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Mereka sangat butuh untuk memahami konsep- konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja. Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali memikirkan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak ‘mengalami’ sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya. Sehingga diperlukan konsepsi pembelajaran yang baru yang bisa meghadirkan situasi belajar yang bermakna 2 bagi siswa. Dan itu akan terwujud jika dalam pembelajaran terdapat upaya untuk menghadirkan suasana realistis yang bisa menghubungkan antara pengetahuan yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pada dasarnya pendekatan yang bersifat realistik akan membimbing siswa untuk menemukan kembali konsep- konsep fisika yang memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang sama sekali belum pernah ditemukan. Dalam mempelajari fisika, sebetulnya siswa dapat lebih mengenal alam sekitar. Pada akhirnya, siswa akan lebih bijaksana dalam melakukan eksplorasi sumber daya alam tanpa melakukan eksploitasi. Permasalahan yang muncul kemudian adalah andaipun siswa mengetahui dan hafal akan konsep fisika yang diajarkan, tetapi hanya sebagian kecilnya saja yang memahami konsep tersebut. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakandimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak atau hanya dengan metode ceramah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah di atas, menurut Elaine B. Johnson adalah menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis Contextual Teaching Learning CTL. Pendekatan ini terdiri dari delapan komponen: membuat keterkaitan yang bermakna, pembelajaran mandiri, melakukan pekerjaan yang berarti, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. 2 Pendekatan ini memungkinkan siswa yang lemah, yang terbiasa mengulang pelajaran maupun siswa yang beruntung, yang mendapatkan nilai A dengan mudah, untuk menyadari potensi mereka. Ternyata pendekatan ini sekaligus dapat membantu siswa untuk menghubungkannya dengan konsep-konsep pelajaran lain. Lebih lanjut Elaine B. Johnson mengungkapkan berdasarkan penemuan dalam ilmu saraf, otak mencari makna dan ketika otak menemukan makna ia belajar dan 2 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning CTL, Bandung: Mizan Learning Center, 2009, hal. 65. 3 ingat. Misi utama dari otak manusia adalah bertahan hidup. Kelangsungan hidupnya bergantung sebagian besar pada kemampuannya menemukan makna di dunia luar. 3 Berdasarkan uraian di atas, maka diasumsikan bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan menjadikan pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pendekatan ini dianggap mampu memberikan solusi terhadap permasalahan sebagaimana diuraikan pada penjelasan di atas. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu siswa lebih cepat memahami materi pelajaran fisika, khususnya dalam penelitian ini yaitu tentang materi Getaran dan Gelombang. Hal itu dikarenakan pendekatan tersebut merupakan pendekatan yang lebih bermakna sehingga dapat membekali siswa dalam menghadapi permasalahan hidup yang akan mereka hadapi dalam kehidupannya. Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengangkat judul sebagai berikut. “PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CTL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa (quasi eksperimen di SMP al-Fath Cirendeu)

0 22 234

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran contextual teaching and learning : CTL di MI Al Islamiyah 01 pagi Jakarta Barat

0 4 167

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141