Siswa sebagai pengajar Acuan Teori Area dan Fokus Yang Diteliti 1. Hasil Belajar

benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realita sangat bermanfaat terutama bagi peserta didik yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, peserta didik diajak melihat anoa, badak, harimau, yang ada di kebun binatang. Media yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah media visual berbasis cetakan yaitu foto dan gambar “peristiwa penting dalam keluarga dan dokumen pribadi ”.

8. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian tempat ini merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal yang baru. Sebab belajar pada hakikatnya adalah mendapatkan hal-hal baru. Macam-Macam Sumber Belajar, yaitu: 1. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan sebagainya. 2. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya. 3. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya. 4. Buku, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik, dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku tulis, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya. 5. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar. 10 10 Majid A, Perencanaan Pembelajaran Bandung PT. Remaja Rosda Karya, cet-8, 2011 h. 171

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Skripsi I Nyoman Sudana dengan judul “ Penerapan Model Jigsaw Untuk meningkatkan Prestasi Belajar Permainan Bola”, SMP Negeri 4 Nusa Penida, Klungkung. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model Jigsaw dalam pembelajaran Permainan Bolavoli. Penelitian terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIc SMPN 4 Nusa Penida yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 perempuan. Objek penelitian adalah: 1 unjuk kerja keterampilan teknik passing dalam permainan bolavoli, 2 prilaku bermain, dan 3 pemahaman konsep gerak dasar passing dan permainan bolavoli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 4 Nusa Penida, baik pada aspek keterampilan teknik dasar passing, prilaku passing dan bermain bola voli, maupun pemahaman tentang teknik dasar passing dan aturan permainan bola voli. Ketiga aspek prestasi belajar di atas mengalami peningkatan dari pembelajaran siklus I ke siklus II. 2. Artikel Penelitian Sumiati, NIM F34209502 , dengan judul “ Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Cooperative Learning Tehnik Jigsaw ”, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura Pontianak 2012. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 41 Kecamatan Sungai Kakap dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan kooperatif learning teknik Jigsaw. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 41 Sungai Kakap yang berjumlah 35 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukan Pendekatan cooperative learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas fisik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 41 Kecamatan Sungai Kakap dari rata-rata 55,71 pada siklus I menjadi 76,66 pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 20,95. Aktivitas mental siswa dari rata-rata 54,28 pada siklus I, menjadi 75,23 pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 20,95. Selanjutnya, aktivitas emosional siswa rata-rata 57,85 pada siklus I menjadi 85,71 pada siklus 2 mengalami penigkatan sebesar 27,86. Kerangka Berpikir Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Belajar adalah mengalami artinya belajar dapat terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Selain sebagai makhluk individu, peserta didik juga merupakan makhluk sosial yang memiliki sifat ketergantungan terhadap peserta didik lain, sehingga mereka saling membutuhkan. Dan untuk memenuhi kebutuhannya, maka mereka akan berkelompok. Dengan adanya segala perbedaan yang ada pada peserta didik dan kebutuhan mereka akan hidup bersosialisasi, mereka dapat saling berdiskusi, bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Dengan melihat kenyataan bahwa peserta didik merupakan makhluk individu dan sosial, guru dapat menjadikan hal ini sebagai dasar dalam menentukan metode apa sebaiknya diterapkan pada saat proses belajar mengajar di kelas. Salah satu rendahnya hasil belajar IPS siswa adalah penyampaian materi ajar yang diberikan oleh guru selalu konvensional sehingga siswa kurang tertarik dan membosankan. Oleh karena itu, pelajaran IPS yang menyulitkan agar tidak membosankan dan mudah dipahami dapat disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw. Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya. Cooperative Learning juga dapat diartikan sebagai suatu

Dokumen yang terkait

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101776 SAMPALI.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS Upaya Meningkatkan Kerja Kelompok Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Kl

0 3 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS Upaya Meningkatkan Kerja Kelompok Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Kl

0 0 17

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTU (2)

1 2 69

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTU (1)

1 1 69