operasional usia sekitar 2-7 tahun, tahap Operasional Konkret usia 7-12 tahun, dan tahap Operasional Formal usia sekitar 11-15 tahun.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berfikir anak. 2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.
5
5. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran konstektual. Sistem
pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerjabelajar kelompok yang terstruktur. Terdapat lima struktur dalam
belajar kelompok ini yaitu : saling ketergantungan, positif, tanggung jawab individual, interaksi personal dan keahlian bekerja sama.
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilakuk bersama dalam bekerja atau
membantu di antara dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
6
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konsttuktivisme. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang
tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
5
Yudhawati R, dkk, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan Jakarta : PT. Prestasi Pustaka, cet-1, 2011 h. 45
6
Amri S, dkk , Konstruksi Pengembangan Pembelajaran Surabaya : PT. Prestasi Pustaka, cet- 1,2010 h. 90
Dalam belajar kelompok, siswa dibekali dengan berbagai keterampilan dalam berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok
juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat
bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
6. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran adalah serangkaian rencana kegiatan pembelajaran sebagai dasar pijakan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Jenis-jenis strategi pembelajaran kooperatif diantaranya adalah : Mencari Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-
Berempat, Berkirim Salam dan Soal, Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Berstruktur, Dua Tinggal Dua Tamu, Keliling Kelompok, Kancing
Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran Kecil Lingkaran Besar, Tari
Bambu, Jigsaw, Bercerita Berpasangan.
Keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah: 1. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan. 2. Optimalisasi partisipasi siswa.
3. Adanya struktur yang jelas memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana
bergotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah
informasi dan
meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. 4. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
5. Meningkatkan penerimaan. 6. Meningkatkan hubungan positif.
7. Motivasi instrinsik makin besar. 8. Percaya diri yang tinggi.
9. Perilaku dalam tugas lebih terstruktur 10. Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya.
11. Siswa mengartikan
“apa yang guru bicarakan” kepada “apa yang dikatakan siswa” untuk PR mereka.
12. Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif”. Mereka
mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman- teman sekelas mereka.
Sedangkan kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah
1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga
dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menjalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
3. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta memerlukan waktu khusus.
7
a Pembelajaran Kooperatif Tehnik Jigsaw
Metode mengajar metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi
dalam proses pembelajaran. Setiap metode mengajar metode pembelajaran masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda
dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lain saling menunjang.
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle,
yaitu sebuah teka teki yang menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara
bekerja sebuah gergaji jigsaw, yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan
kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Tehnik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al.
sebagai metode Coopertive Learning. Tehnik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
Tehnik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis dan berbicara. Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran,
7
Masitoh, dkk Strategi Pembelajaran Jakarta : Depag, cet-1, 2009 h. 249
seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Matematika, Agama dan Bahasa. Dalam tehnik ini,guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu,
siswa bekerja dengan sesame siswa dalam suasana bergotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah dalam tehnik Jigsaw adalah sebagai berikut :
1. Guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian,
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan
pelajaran untuk hari itu. Guru bisa menuliskan topik dipapan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui
mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksud untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih
siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang
pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Dan seterusnya.
5. Kemudian, siswa disuruh membacamengerjakan bagian mereka masing-masing.
6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai yang dibacadikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini,
siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian guru membagikan cerita yang belum terbaca kepada masing-
masing siswa, Siswa membaca bagian tersebut. 8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik
dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakuan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
8
b Pembagian Peran Dalam Pembelajaran Tehnik Jigsaw
Dalam model pembelajaran Jigsaw, guru berperan sebagai fasilitator baik itu fasilitator kelompok asal maupun fasilitator
8
Ibid, h. 247