mendapat nilai kurang dari 70 KKM 70 dan ketuntasan hasil belajar IPS siswa mencapai 80.
G. Data dan Sumber Data
Sumber data diperoleh dari siswa siswi kelas MI Al Masthuriyah Bekasi. dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas saat proses
pembelajaran berlangsung dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode
Jigsaw. Sumber data yang diperlukan pada umumnya berasal dari tiga
kelompok, yakni: a Tenaga kependidikan, terutama guru, wali kelas, pembimbing, dan
kepala sekolah. b Siswa itu sendiri.
c Para orang tua siswa.
11
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes adalah sejumlah tugas yang harus dikerjakan siswa dan berdasarkan pretasinya mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat ditarik
kesimpulan tentang aspek-aspek tertentu dari kepribadian siswa. Aspek- aspek tertentu yang dimaksud dapat berupa prestasi akademik, bakat,
sikap, minat,dan lain-lain. Tes hasil belajar IPS siswa di kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa
dalam pelajaran IPS khususnya materi ajar “Peristiwa Penting Dalam
Keluarga dan Dokumen Pribadi ”
melalui metode Jigsaw. Tes hasil belajar diberikan sebanyak dua kali setaip siklusnya, yang diawali dengan pre test tes sebelum diadakan
11
Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, cet- 14, 2009 h. 63
penelitian dan diakhiri dengan post test tes setelah selesai diberikan metode pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dilihat dari kerangka kerjanya, observasi dibedakan dua jenis, yaitu:
1. Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan
kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan
dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
2. Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti.
Kegiatan observer hanya dibatasi oleh tujuan obervasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
1. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara
langsung terhadap objek yang diselidiki. 2. Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan
melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu. 3. Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan
cara iktu ambil begian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
12
b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis
non tes yang dilakukan melalui peracakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.
Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara atau guru dengan orang yang
diwawancarai atau peserta didik tanpa melalui perantara.
12
Arifin Z, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Teknik Prosedur Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, cet-5, 2013 h. 154
Wawancara tidak langsung adalah pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantaraan orang
lain atau media. Jadi, tidak menemui langsung kepada sumbernya. Tujuan wawancara adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 3. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi
atau orang tertentu.
13
c. Skala Sikap Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk
berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa
objek-objek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap.
Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan dengan sikapnya. Guru perlu mengetahui norma-norma yang ada pada peserta didik,
bahkan sikap peserta didik terhadap dunia sekitarnya, terutama terhadap mata pelajaran dan lingkungan sekolah. Jika terdapat sikap
peserta didik yang negatif, guru perlu mencari suatu cara atau teknik tertentu untuk menempatkan sikap negatif itu menjadi sikap yang
positif.
d. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan
dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas,suasana kelas,pengelolaan
kelas,interaksi guru dengan siswa dan aspek lainnya yang perlu dicatat. Secara ringkas teknik instrument pengumpulan data seperti
sudah dijelaskan diatas, dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini:
13
Ibid, h. 158