perilaku baik formal maupun informal, selain itu juga umur mempengaruhi emosionalisme dan rasionalisme.
6.1.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam pengembangan usaha. Untuk memperoleh hasil yang optimal dan pendapatan yang lebih
menguntungkan. Jenis pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang diikuti oleh pedagang, yaitu sekolah dasar SD, sekolah menengah pertama atau
sederajat SMP, sekolah menengah umum atau sederajat SMU, dan perguruan tinggi Tabel 4. Namun tidak menutup kemungkinan pendidikan non formal
seperti kursus, pelatihan, magang, dan sebagainya turut berpengaruh terhadap kemampuan pedagang.
Tabel 4. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pedidikan Pedagang Buah Nasional dan Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember
2009
No Tingkat
Pendidikan Pedagang Buah Nasional
Pedagang Buah Impor Jumlah
Orang Persentase
Jumlah Orang
Persentase
1 SD
0,00 0,00
2 SMP
8 17,78
1 6,67
3 SMU
35 77,78
12 80,00
4 Perguruan Tinggi
2 4,44
2 13,33
Total 45
100 15
100
Berdasarkan Tabel 4, tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan latar belakang pendidikan. Latar
pendidikan yang terbanyak adalah SMU sebanyak 35 orang untuk responden pedagang buah nasional atau sebesar 77,78 persen, sedangkan untuk responden
pedagang buah impor sebanyak 12 orang atau sebesar 80 persen yang berlatar belakang pendidikan SMU. Hal ini menunjukan responden yang berperan sebagai
pedagang buah baik nasional maupun impor mempunyai tingkat pendidikan yang relatif tinggi karena sebagian besar responden telah melewati jenjang pendidikan
menengah keatas. Tingkat pendidikan seseorang yang semakin tinggi akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, dan cara pandang.
Pedagang responden yang tergolong berpendidikan tinggi akan lebih besikap hati- hati dalam merencanakan proses penjualan buah dari awal sampai akhir.
6.1.3 Lama Berdagang
Pengalaman merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu usaha. Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang buah yang jadi responden,
maka sebaran pengalaman berdagang responden terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu pengalaman berdagang antara 5
– 10 tahun, antara 11 – 15 tahun, antara 16
– 20 tahun dan diatas 21 tahun Tabel 5. Tabel 5. Sebaran Responden Menurut Lama Berdagang Buah Nasional dan Buah
Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009
No Lama
Berdagang Tahun
Pedagang Buah Nasional Pedagang Buah Impor
Jumlah Orang
Persentase Jumlah
Orang Persentase
1 5
– 10 9
20 1
6,67 2
11 – 15
9 20
0,00 3
16 – 20
12 26,67
3 20,00
4 ≥ 21
15 33,33
11 73,33
Total 45
100 15
100
Lama berdagang merupakan lamanya seorang pedagang berjualan buah. Lama berdagang untuk pedagang buah nasional dimana persentase terbesar yaitu
kategori lama berdagang 21 tahun ke atas sebesar 33,33 persen atau sebanyak 15 orang. Sedangkan lama berdagang untuk pedagang buah impor sebanyak 11 orang
atau sebesar 73,33 persen merupakan pedagang yang berjualan selama 21 tahun keatas. Persentase terkecil dengan lamanya berdagang antara 5
– 10 tahun sebesar 20 persen atau sebanyak 9 orang untuk pedagang buah nasional. Persentase
terkecil lama berdagang sebesar 6,67 persen atau sebanyak 1 orang untuk pedagang buah impor.
Lamanya berdagang menunjukkan bahwa usaha berdagang umumnya dikelola oleh pedagang yang kategori usia diatas 48 tahun keatas dengan lamanya
berdagang diatas 21 tahun, demikian pedagang sudah lebih mengenal apa yang menjadi utama berdagang dan lebih berpengalaman dalam berjualan karena sudah
mengetahui seluk beluk dari apa yang dijualnya sehingga dapat membuahkan kesuksesan dan keberhasilan dalam mengelola usaha dagangnya apabila dilakukan
dengan sungguh-sungguh dimana pengalaman berdagang bisa dijadikan intuisi dalam berdagang.
6.1.4 Jumlah Tempat Usaha