Pedagangan Eceran Kerangka Teori .1 Tataniaga Pertanian

pasar bisnis menghadapi para pembeli profesional yang terlatih, terinformasi dengan baik dan terampil dalam menilai tawaran yang bersaing. Pembeli di pasar industri membeli barang berdasarkan kegunaan barang tersebut sehingga memungkinkan mereka untuk membuat atau menjual kembali produk ke pembeli lain dan juga mereka membeli produk dalam rangka mencari laba. 3. Pasar global, produsen yang menjual barang dipasar global menghadapi keputusan dan tantangan tambahan, yaitu produsen harus memutuskan negara mana yang harus dimasuki, bagaimana cara memasuki negara tujuan, bagaimana cara mengadaptasi fitur produk dan jasa mereka ke masing-masing negara, bagaimana menetapkan harga produk mereka di negara-negara yang berlainan dalam suatu cakupan harga yang cukup sempit untuk menghindari terciptanya pasar gelap bagi barang yang di jual. 4. Pasar pemerintah, merupakan pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintah, seperti departemen-departemen, direktorat, kantor-kantor dinas, dan instansi pemerintah lainnya.

3.1.3 Pedagangan Eceran

Menurut Stanton 1996, eceran mencakup semua kegiatan yang langsung berhubungan dengan penjualan barang atau jasa ke konsumen akhir untuk pemakai non bisnis atau pribadi. Meskipun eceran umumnya dilakukan melalui toko pengecer, kadang-kadang eceran juga dapat dilakukan oleh pranata-pranata lain. Perusahaan atau pabrikan, grosir atau toko pengecer yang menjual sesuatu ke konsumen akhir untuk pemakaian non bisnis dapat dikatakan sedang melakukan penjualan eceran. Hal ini berlaku tanpa melihat bagaimana produk dijual langsung ke konsumen, melalui telepon, pos, atau mesin otomatis atau di mana produk dijual di toko atau langsung ke rumah konsumen. Pengecer retailer atau toko eceran adalah usaha bisnis yang menjual barang-barang terutama lebih dari setengah volume penjualan toko ke konsumen rumahtangga untuk digunakan secara non bisnis. Istilah pengecer pada umumnya sama dengan penyalur dealer, sedangkan diluar fungsi ini, pialang yang berfungsi sebagai grosir disebut distributor. Pialang atau perantara merupakan usaha bisnis yang berdiri sendiri dan beroperasi sebagai penghubung antara produsen dan konsumen akhir atau pemakai dari kalangan industri. Pialang memberikan jasa dalam hal pembelian maupun penjualan, yaitu segala sesuatu yang bergerak dari produsen ke konsumen. Pialang selain melayani arus produk dari produsen ke konsumen, secara aktif juga membantu pemindahan hak kepemilikan ownership. Inti operasi dari perantara pialang terletak pada peranannya yang aktif dan penting dalam melakukan negosiasi bisnis, yaitu segala sesuatu yang menyangkut pembelian dan penjualan barang. Pialang biasanya diklasifikasikan atas dasar, apakah mereka memiliki barang yang dipasarkan atau tidak. Pialang memiliki barang yang akan di dagangkan maka disebut pialang dagang merchant middlemen, sedangkan pialang yang tidak memiliki barang yang akan di dagangkan maka disebut pialang agen. Pengecer dan grosir merupakan dua kelompok pialang dagang. Pialang mempunyai peranan yang sangat penting dalam banyak hal, bahkan dalam semua kasus dimana konsumen terlibat didalamnya. Pialang menyediakan berbagai barang dan jasa untuk mensuplai pelanggannya. Jasa pergudangan yang disediakan oleh pialang, kegiatan memilih barang ke bentuk yang dapat dijajakan dalam penjualan eceran, dan informasi pasar yang disediakan, semuanya memberikan manfaat yang tidak kecil bagi pensuplai dan pelanggan. Seringkali kuantitas dan ragam barang yang diproduksi oleh perusahaan tidak dapat mengimbangi jumlah dan variasi barang yang dibutuhkan oleh konsumen, oleh sebab itu dunia usaha membutuhkan seseorang untuk berfungsi sebagai jembatan penghubung antara apa yang di produksi dan apa yang diinginkan oleh konsumen. Fungsi seperti inilah yang menjadi tugas pialang. Tugas pialang secara garis besar mencakup, yaitu : 1. Mengumpulkan atau mengkonsentrasikan aneka ragam produk dari berbagai produsen. 2. Menyamakan, merupakan kegiatan mengelompokkan produk-produk yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kemudian memilah-milahnya menjadi satu ragam barang yang dibutuhkan konsumen. 3. Menyebarkan kelompok barang ke konsumen atau pembeli dari kalangan industri. Beberapa kasus, ketiga tugas pialang secara garis besar konsentrasi, penyamaan dan penyebaran dilakukan secara sederhana dan langsung dari produsen ke konsumen akhir. Klasifikasi pengecer berdasarkan empat hal, yaitu : 1. Ukuran toko berdasarkan volume penjualan, volume toko merupakan dasar yang berguna untuk mengklasifikasikan toko eceran karena toko dengan ukuran yang berbeda diukur dari penjualannya mempunyai masalah manajemen yang tersendiri. Pembelian, promosi, keuangan, hubungan antar karyawan, dan pengendalian biaya sangat dipengaruhi apakah volume penjualan toko kecil atau besar. 2. Lini produk yang ditangani, klasifikasi pengecer berdasarkan lini produk yang diperdagangkan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori; yaitu toko yang menjual aneka ragam lini produk dan toko yang menjual lini produk terbatas. 3. Bentuk kepemilikan usaha, kategori pengecer berdasarkan bentuk kepemilikan store ownership dibagi menjadi tiga; yaitu toko yang mandiri independent stores, rangkaian toko berbentuk perusahaan corporate chain store, dan gabungan atau asosiasi toko-toko mandiri dengan tujuan agar dapat bersaing secara efektif dengan tipe toko berbentuk perusahaan. Metoda operasi, berdasarkan klasifikasi ini pengecer dibagi menjadi empat; yaitu operasi tradisional dimana penjualan dengan pelayanan penuh di dalam toko, operasi eceran langsung, operasi eceran dengan potongan, operasi eceran non toko eceran dari rumah ke rumah, pos, mesin otomatis.

3.1.4 Biaya