Pasar Induk dan Pasar Penunjang

Sifat yang voluminous atau bulky menyebabkan produk hortikultura susah diangkut dan biaya pengangkutannya mahal. Harga pasar produk hortikultura ditentukan oleh mutu kualitas, bukan hanya kuntitasnya saja. Penanganan yang cepat dan tepat disemua tingkat tataniaga. Lembaga tataniaga yang bergerak dalam pemasaran komoditas seperti itu menghadapi resiko fisik dan ekonomis yang tinggi, sehingga dapat diperkirakan bahwa lembaga ini juga ingin mendapatkan marjin keuntungan yang tinggi. Karakteristik produk hortikultura mudah rusak perishable, maka peranan lembaga pemasaran sebagai pihak menghubungkan produsen buah-buahan ke konsumen sangat penting. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas buah agar kualitas buah yang diterima konsumen tetap bagus dan tidak menurun. Salah satu lembaga pemasaran yang berperan penting dalam mempercepat sampainya produk ke tangan konsumen adalah pedagang eceran. Usaha eceran meliputi seluruh aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung ke konsumen, baik digunakan untuk kepentingan bisnis maupun digunakan untuk keperluan pribadi non bisnis. Menurut Lukmanto dan Suharyanto dalam Despriza 2003, stategi bisnis jangka panjang pengecer dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1. Pemilihan lokasi yang strategis. 2. Menekan biaya agar relatif rendah. 3. Meningkatkan mutu private label dan menyediakan produk segar. Keberhasilan suatu bisnis eceran juga tidak terlepas dari citra yang ditampilkan oleh pengecer, hal ini disebabkan karena citra berperan penting dalam mengkomunikasikan harapan terhadap publik dan sebagai penyaring terhadap pelayanan yang kurang baik. Citra tidak hanya dapat mempengaruhi konsumen, namun juga dapat mempengaruhi pegawai, calon pegawai dan pemilik sumber daya sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi keuangan suatu bisnis eceran.

2.3 Pasar Induk dan Pasar Penunjang

Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia Tahun 2009, mendefinisikan pasar induk sebagai pusat distribusi yang menampung hasil produksi petani dalam jumlah partai besar yang dibeli oleh para pedagang tingkat grosir. Komoditi pertanian tersebut kemudian dilelang atau dijual kepada para pedagang tingkat eceran untuk selanjutnya diperdagangkan di pasar-pasar eceran yang tersebar di berbagai tempat mendekati lokasi para konsumen. Pasar Induk menempati area yang besar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti pergudangan, tempat pelelangan, pusat infomasi pasar, perkantoran, bongkar muat dan parkir yang lapang. Peranan, fungsi serta guna pasar induk sebagai berikut : 1. Membantu pedagang grosir komoditi pertanian sayur mayur dan buah- buahan mendapatkan tempat berdagang yang layak. 2. Membina pedagang grosir menjadi pedagang yang tumbuh menjadi besar namun lebih profesional yang bisa memelihara mekanisme perdagangan yang sehat. 3. Menciptakan akses pasar dan transparansi harga bagi petani produsen sehingga mereka bisa lebih mengetahui kualitas yang dibutuhkan pasar serta lebih meningkatkan produksi dan pendapatannya. 4. Membantu pemerintah kota atau daerah dalam menata tata ruang wilayah serta membina pelaku usaha menjadi pelopor pembangunan ekonomi rakyat. 5. Membantu pemerintah dalam menciptakan pasar dalam negeri yang terintegrasi antar wilayah. Disparitas harga antar wilayah menjadi kecil dan dengan cepat bisa di hilangkan, hal ini bisa terwujud karena sistem distribusi menjadi lebih baik dan tersedia informasi yang lebih akurat tentang dinamisme kebutuhan konsumen dan dinamisme produksi para petani. 6. Membantu agar margin distribusi menjadi lebih rendah dan tingkat fluktuasi harga konsumen lebih mudah dikendalikan. Pasar Penunjang adalah bagian dari pasar induk yang membeli dan menampung hasil produksi petani yang berlokasi jauh dari pasar induk. Pasar ini bertugas sebagai penampung sementara karena komoditi yang berhasil ditampung akan dipindahkan ke pasar induk untuk selanjutnya dilelang ke pedagang tingkat eceran. Pasar Penunjang dibangun di daerah yang mempunyai potensi besar sebagai sentra produksi pertanian yang berkapasitas komoditi yang diperdagangkan lebih dari 30 Tonhari. Berlokasi di tengah daerah produsen dan memiliki akses jalan yang cukup baik dan sarana transportasi yang cukup. Transaksi umumnya dilakukan dengan partai besar oleh para petani dengan pedagang antar daerah. Peranan, fungsi serta guna pasar penunjang sebagai berikut : 1. Membantu petani yang berada di wilayah sentra-sentra produksi mandapatkan akses pasar yang lebih dekat dan lebih transparan. 2. Merupakan sarana pengumpulan hasil produksi petani dari berbagai sentra produksi untuk kemudian diangkut ke pasar induk. 3. Membantu petani di sentra produksi mendapatkan akses permodalan karena di pasar penunjang ditempatkan lembaga keuangan mikro. 4. Membantu petani meningkatkan kualitas produksinya karena pasar penunjang menyediakan pusat informasi dan tenaga pendamping yang dapat memberikan edukasi kepada petani tentang berbagai pengetahuan teknis yang perlu diketahui para petani. 5. Menyediakan data yang lebih akurat tentang kapasitas produksi suatu sentra produksi. 6. Menyediakan informasi tentang pola tanam petani sehingga diharapkan dapat diantisipasi lebih awal kemungkinan terjadinya over supply atau lack of supply yang dapat menyebabkan harga menjadi tidak stabil. Prosedur serta penentuan tempat lokasi berdagang di pasar induk dan dipasar penunjang ditentukan lewat kocokan diundi, dengan prioritas atau ketentuan penempatan sebagai berikut : 1. Komoditas utama dagangan komoditas utama pasar dibagi merata untuk pemerataan lokasi. 2. Komoditas umum dibagi merata setelah komoditas utama. Pemesan tempat jualan atau lapak jualan dengan menggunakan surat pemesanan, di dalam surat pemesanan tercantum persyaratan : 1. Uang pendaftaran pemesanan tempat berjualan sebesar Rp 500.000,-. Dengan ketentuan uang pendaftaran dapat hangus jika; lapak atau los tidak ditempati paling lama setelah 2 minggu beroperasi, volume dagangan yang terjadi tidak mencapai target atau tidak sesuai dengan volume yang dilaporkan pada saat pemesanan tempat. 2. Menyanggupi pembayaran administrasi penggunaan lapak sebesar Rp 75,-Kg untuk komoditas yang dijual. Biaya administrasi merupakan pembayaran rutin setelah beroperasi, yaitu :  Untuk barang masuk  Biaya Administrasi sebesar Rp 75,-Kg. Terdiri dari biaya administrasi pengelola termasuk sewa los dan biaya prasarana sebesar Rp 65,-Kg, biaya buruh biaya bongkar sebesar Rp 10,-Kg.  Biaya jasa timer bongkar untuk mengatur ketertiban jalur kendaraan bongkar.  Biaya parkir.  Untuk barang keluar :  Biaya jasa muat barang belanjaan  Biaya timer kendaraan muat untuk mengatur ketertiban jalur kendaraan muat. Berfungsinya Pasar Induk dan Pasar Penunjang maka petani akan sangat terbantu dalam memasarkan dan meningkatkan produksinya serta mandapatkan pendapatan yang wajar. Konsumen juga akan menikmati produk pertanian yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Para pedagang dan pengusaha akan lebih bergairah karena mendapatkan tempat yang layak dan sehat untuk berusaha. Pemerintah dapat mengendalikan harga dengan mudah karena pasar di dalam negeri menjadi lebih terintegrasi dan margin distribusi menjadi lebih rendah.

2.4 Penelitian Terdahulu