Perumusan Masalah Analisis pendapatan pedagang buah di PD Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur

tempat mendekati lokasi para konsumen. Pasar induk menempati area yang besar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti pergudagang, tempat pelelangan, pusat informasi pasar, perkantoran, bongkar muat dan parkir yang lapang. Pasar induk kramat jati merupakan pasar perdagangan besar sayur mayur dan buah-buahan khususnya daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi serta nasional pada umumnya.

1.2 Perumusan Masalah

Pasar penunjang merupakan bagian dari pasar induk yang membeli dan menampung hasil produksi petani yang berlokasi dekat dengan petani. Pasar penunjang ini berfungsi hanya menampung sementara karena komoditi yang berhasil ditampung akan dipindahkan ke pasar induk untuk selanjutnya dilelang ke pedagang tingkat eceran. Pasar penunjang dibangun di daerah yang mempunyai potensi besar sebagai sentra produksi pertanian yang berkapasitas komoditi yang diperdagangkan lebih dari 30 TonHari. Berlokasi di tengah daerah produsen dan memiliki akses jalan yang cukup baik dan sarana transportasi yang cukup. Transaksi umumnya dilakukan dengan partai besar oleh para petani dengan pedagang antar daerah 3 . Kegiatan operasional pasar induk telah ditopang oleh adanya pasar penunjang sehingga memudahkan dalam penyediaan komoditi yang akan dipasarkan, terutama dalam penyediaan sayur mayur dan buah-buahan. Kegiatan operasional pasar induk khususnya pasar induk kramat jati lebih banyak memasarkan dua jenis komoditi hortikultura yaitu sayur mayur dan buah-buahan. Pasar induk kramat jati dalam melakukan proses penjualan komoditi hortikultura khususnya sayur mayur dan buah-buahan dilakukan oleh pedagang pengecer. Pedagang pengecer merupakan salah satu lembaga pemasaran dimana konsumen dapat memperoleh sayur mayur dan buah-buahan untuk dikonsumsi baik secara pribadi maupun untuk dijual kembali. Penyediaan buah-buahan oleh pedagang pengecer bukan hanya buah nasional saja tapi juga buah impor. Buah-buahan merupakan barang akhir yang tidak tahan lama kalau dilihat dari pihak pedagang buah, dimana barang akhir 3 http:www.depdag.go.idindex.php? [5 Oktober 2009] merupakan barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Buah-buahan merupakan barang antara kalau dilihat dari sisi industri pengolahan buah, dimana buah- buahan belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen. Penyediaan buah tertentu akan dilakukan oleh pedagang apabila memberikan nilai positif dalam arus penerimaan, seperti kecenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan nasional nasional atau kecenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan impor, atau kencenderungan pedagang menjual buah-buahan nasional sebagai komoditi utama dan menjual buah-buahan impor sebagai komoditi pelengkap. Hal ini tentu saja menimbulakan adanya perbedaan pendapatan pedagang buah. Menurut pengelola pasar induk kramat jati tahun 2009, permintaan akan buah segar yang didistribusikan petani dari beberapa daerah di Indonesia ke pasar induk kramat jati kurang lebih 1.000 Ton setiap hari. Jumlah tersebut terutama didominasi enam belas jenis buah, salah satunya yaitu jeruk yang mencapai rata- rata 400 Ton setiap hari. Buah lainnya yang paling banyak dipasok yakni melon sebanyak 150 Ton – 200 Ton, pada saat panen raya pasokan buah melon segar bisa mencapai 50 truk atau sekitar 300 Ton setiap hari. Buah jeruk dan melon, kedua jenis buah tersebut paling banyak dipasok karena kebetulan sedang panen di beberapa sentra produksi. Pasar induk Kramat Jati sebenarnya lebih dikenal orang sebagai pusat buah mangga dan duku, namun karena dua jenis buah tersebut tidak sedang panen, maka jumlahnya pun relatif terbatas. Enam belas jenis buah yang saat ini banyak dipasok petani yakni pisang, nenas, jeruk, pepaya, alpukat, apel, semangka, salak, kedondong, durian, dukuh, mangga, anggur nasional, markisah, melon, dan manggis. Buah-buah yang dijual ke konsumen ada yang didatangkan langsung dari petani namun sebagian melalui pedagang perantara. Pasokan buah selama sepekan ini diantaranya, jeruk 1.768 Ton, Melon 1.093 Ton, Semangka 608 Ton, Pepaya 336 Ton, Nenas 268 Ton, Pisang 254 Ton, Alpukat 201 Ton, Salak 178 Ton, Apel 156 Ton, Kedondong 113 Ton, Mangga 87 Ton, Markisah 78 Ton, Anggur nasional 13 Ton PD Pasar Kramat Jati. Buah imporpun yang masuk ke Indonesia berdasarkan nilai impor dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tahun 2008 volume impor apel telah mencapai 145.000 Ton, pear 94.000 Ton, jeruk 25.000 Ton, durian 21.000 Ton, dan anggur 1.100 ton 4 . Penjualan buah impor di pasar induk kramat jati pada umumnya lebih laris ketimbang buah nasional, meskipun harga relatif lebih mahal. Buah impor yang ramai saat ini adalah pear jenis Lie yang diimpor dari China dan buah apel impor dari China, disisi lain penjualan buah nasional di pasar induk kramat jati terlihat lebih sepi. 5 Sesuai dengan uraian sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik pedagang buah nasional dan buah impor serta pola penyediaan buah nasional dan buah impor? 2. Berapa pendapatan yang diperoleh oleh masing-masing pedagang buah?

1.3 Tujuan Penelitian