pedagang buah impor untuk memperoleh satu kilogram buah untuk dijual mengeluarakan biaya total rata-rata sebesar Rp 11.053Kg.
Berdasarkan Tabel 40, pedagang buah semangka dalam memperoleh pasokan buah semangka sebesar 11.212 KgKios mengeluarkan biaya rata-rata
tetap sebesar Rp 242Kg dan biaya variabel sebesar Rp 1.152Kg. Pedagang buah impor dalam memperoleh pasokan buah impor untuk dijual sebesar 4.233
KgKios, pedagang impor mengeluarkan biaya rata-rata tetap sebesar Rp 732Kg dan biaya variabel rata-rata sebesar Rp 10.320Kg. Biaya tetap rata-rata dan biaya
variabel rata-rata, untuk setiap penambahan biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata sebesar satu satuan RupiahKg akan menambah biaya total rata-
rata pedagang sebesar satu satuan RupiahKg.
6.3.2 Pendapatan Pedagang Buah
Berdasarkan Tabel 41, Pendapatan total terbesar adalah pedagang buah impor sebesar Rp 9.602.178Kios dan terendah adalah pedagang buah mangga
sebesar Rp 1.191.914Kios. Besar kecilnya pendapatan total dipengaruhi oleh besarnya biaya total dan besarnya total penerimaan penjualan. Besarnya biaya
total untuk pedagang mangga sebesar Rp 2.525.317Kios dan besarnya biaya total untuk pedagang buah impor sebesar Rp 3.055.133Kios. Pendapatan total untuk
pedagang buah nasional musiman yang terbesar adalah pedagang buah salak sebesar Rp 6.444.150Kios dan pendapatan total untuk pedagang buah nasional
bukan musiman yang terbesar adalah pedagang buah semangka sebesar Rp 6.190.442Kios.
Tabel 41. Penerimaan dan Pendapatan Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009
No Pedagang Buah
Jumlah RpKios Total Penerimaan
Pendapatan Total
1 Semangka
21.548.833 6.190.442
2 Salak
24.146.100 6.444.150
3 Melon
27.105.767 5.913.425
4 Pisang
12.544.980 2.511.635
5 Mangga
14.909.167 1.191.914
6 Impor
56.077.556 9.602.178
Ket :data yang dipergunakan merupakan data penjualan dalam waktu satu minggu
Berdasarkan Tabel 41, total penerimaan pedagang buah impor sebesar Rp 56.077.556Kios berarti penerimaan pedagang buah impor sudah dapat
menutupi total biaya sebesar Rp 3.055.133Kios dengan memperoleh pendapatan total sebesar Rp 9.602.178Kios. Total penerimaan pedagang buah mangga
sebesar Rp 14.909.167Kios berarti total penerimaan pedagang buah mangga sudah dapat menutupi total biaya sebesar Rp 2.525.317Kios dengan memperoleh
pendapatan total sebesar Rp 1.191.914Kios. Hal ini menandakan bahwa dengan tertutupinya biaya-biaya yang ada dalam satu minggu untuk skala usaha satu kios,
maka operasional masing-masing pedagang dapat berjalan untuk proses minggu selanjutnya, karena modal yang dikeluarkan oleh pedagang dapat kembali dalam
waktu satu minggu, sehingga pedagang dapat melakukan perencanaan dengan mengatur proses perputaran modal yang dimilikinya agar usaha dagang buahnya
dapat berjalan secara terus menerus. Berdasarkan Tabel 42, penerimaan rata-rata pedagang buah yang paling
besar adalah pedagang buah impor sebesar Rp 13.324Kg dan penerimaan rata- rata terkecil adalah pedagang buah pisang sebesar Rp 2.621Kg. Pendapatan rata-
rata pedagang buah yang paling besar adalah pedagang buah impor sebesar Rp 2.271Kg dan pendapatan rata-rata terkecil adalah pedagang buah mangga sebesar
Rp 387Kg. Tabel 42. Penerimaan Rata-rata RpKg dan Pendapatan Rata-rata RpKg
Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009
No Kode Pedagang Penerimaan Rata-rata
RpKg Pendapatan Rata-rata
RpKg
1 Semangka
1.930 537
2 Salak
4.904 1.251
3 Melon
3.175 686
4 Pisang
2.621 520
5 Mangga
4.761 387
6 Impor
13.324 2.271
Berdasarkan Tabel 42, pedagang buah impor dalam menjual buah- buahan impor sebanyak 4.233 KgKios, memperoleh penerimaan rata-rata dari
hasil penjualan buah sebesar Rp 13.324Kg untuk setiap buah yang dijualnya. Pedagang buah pisang dalam menjual buah pisang sebanyak 4.804 KgKios,
memperoleh penerimaan rata-rata sebesar Rp 2.621Kg untuk setiap buah yang dijualnya. Penerimaan rata-rata dan pendapatan rata-rata, untuk setiap
penambahan penerimaan rata-rata sebesar satu satuan RpKg akan menambah pendapatan rata-rata sebesar satu satuan RpKg.
Berdasarkan Tabel 43, posisi titik impas adalah suatu posisi untuk mempelajari hubungan antara biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang buah,
pendapatan, serta volume kegiatan penjualan buah. Posisi titik impas break event point yang terendah adalah pedagang semangka sebesar Rp 6.244.989Kios,
sedangkan posisi titik impas tertinggi adalah pedagang buah impor sebesar Rp 13.632.639Kios. Hal ini menandakan bahwa kecenderungan buah semangka
harga jualnya sebesar Rp1.930Kg yang paling murah diantara buah yang lainnya, dan penjualan buah impor harga jualnya sebesar Rp 13.324Kg cenderung lebih
mahal diantara buah yang lainnya. Berdasarkan Tabel 43, posisi titk impas pedagang dalam satu KgKios
yang paling tinggi adalah pedagang buah semangka sebesar 3.236 KgKios dan yang paling rendah adalah pedagang buah impor sebesar 1.032 KgKios.
Pedagang semangka dalam menjual buahnya dengan jumlah buah yang dijual sebesar 3.236 KgKios dengan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp
6.244.989Kios maka pedagang semangka akan berada pada posisi titik impas, dimana posisi tersebut pedagang tidak memperoleh keuntungan yang diinginkan
serta tidak menderita kerugian yang tidak diharapkan dengan penerimaan rata-rata pedagang sebesar Rp 1.930Kg dan mengeluarkan biaya total rata-rata sebesar Rp
1.393Kg. Tabel 43. Posisi Titik Impas RpKios dan KgKios Pedagang Buah di Pasar
Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009
No Kode Pedagang
Posisi Titik Impas Pedagang Buah TR=TC RpKios
KgKios
1 Semangka
6.244.989 3.236
2 Salak
7.001.670 1.432
3 Melon
8.144.405 2.566
4 Pisang
6.590.843 2.604
5 Mangga
10.338.640 2.195
6 Impor
13.632.639 1.032
Berdasarkan Tabel 43, Pedagang buah semangka, jika menginginkan menjual buah dengan modal pembelian buah sebesar 6.244.989Kios, dengan
harga jual sama dengan penerimaan rata-ratanya P = penerimaan rata-rata sebesar Rp 1.930Kg, jika menginginkan memperoleh keuntungan, maka
pedagang buah semangka harus memasok total buah yang dijual diatas 3.236 KgKios agar pedagang buah semangka memperoleh total penerimaan yang
diinginkan, yaitu diatas penerimaan total titik impas dengan asumsi total biaya rata-ratanya tetap sebesar Rp 1.393Kg. Titik impas merupakan kondisi dimana
pedagang tidak untung dan tidak pula rugi, jadi sebenarnya jika pedagang buah semangka dalam menjual buah dengan menetapkan harga jual P sebesar
penerimaan rata-ratanya AR, pedagang tetap untung karena jumlah total buah yang dijual pedagang buah pada umumnya diatas jumlah titik impas sebesar 3.236
KgKios. Umunya pada saat ini pedagang berada pada kondisi diatas titik impas atau kegiatan penjualannya memperoleh keuntungan yang diharapkan.
Berdasarkan Tabel 44, nilai RC ratio antara pedagang buah nasional dan pedagang buah impor berdasarkan biaya total, yang terbesar adalah pedagang
buah nasional buah semangka sebesar 1,42 artinya jika pedagang buah semangka menambah biaya total sebesar 100 maka akan menambah penerimaan
total sebesar 142 atau jika pedagang semangka menambah biaya total rata-ratanya sebesar Rp 1.393Kg maka akan menambah total penerimaan rata-ratanya sebesar
Rp 1.930Kg. Tabel 44. Nilai RC Ratio Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan
Desember 2009
No Pedagang Buah Nilai RC Pedagang Buah Berdasarkan Biaya Total
1 Semangka
1,42 2
Salak 1,35
3 Melon
1,28 4
Pisang 1,26
5 Mangga
1,09 6
Impor 1,21
Rata-rata 1,27
Tertinggi 1,42
Terendah 1,09
Berdasarkan Tabel 44, Nilai RC ratio antara pedagang buah nasional musiman dengan pedagang buah nasional yang tersedia sepanjang tahun
berdasarkan biaya total, yang terendah adalah pedagang buah nasional musiman buah mangga sebesar 1,09 artinya, jika pedagang mangga menambah biaya
totalnya sebesar 100 rupiah maka akan menambah penerimaan totalnya sebesar Rp 109 atau jika pedagang buah mangga menambah total biaya rata-ratanya
sebesar Rp 4.373Kg maka akan menambah total penerimaan rata-ratanya sebesar Rp 4.761Kg.
Berdasarkan Tabel 44, penjualan buah antara buah impor dan buah nasional, penjualan buah yang lebih menguntungkan adalah penjualan buah
nasional, karena nilai RC ratio pedagang buah nasional yaitu semangka merupakan nilai RC ratio yang paling tinggi, dimana semakin tinggi nilai RC
ratio maka dapat dikatakan bahwa usaha penjualan buah nasional semangka merupakan yang paling menguntungkan. Penjualan buah nasional musiman
dengan yang bukan musiman, penjualan buah yang lebih menguntungkan adalah penjualan buah nasional yang bukan musiman, dilihat dari nilai RC ratio
pedagang buah antara buah semangka dengan buah salak yaitu masing-masing sebesar 1,42 dan 1,35.
Berdasarkan Tabel 44, selain itu kegiatan penjualan buah yang dilakukan oleh pedagang buah nasional semangka dan pedagang buah nasional yang bukan
musiman semangka, berdasarkan nilai RC ratio atas biaya total merupakan kegiatan penjualan yang efisien. Hal ini dapat dilihat dengan posisi titik impas
pedagang semangak untuk modal pembelian paling rendah sebesar Rp 6.244.989Kios serta posisi impas untuk menjual buah paling tinggi sebesar 3.236
KgKios, berarti dalam penggunaan satu unit kios pedagang semangka dapat lebih efisien dalam pembelian jumlah buah dengan modal yang lebih rendah
dibandingkan dengan pedangang buah impor dan buah musiman. Berdasarkan Tabel 44, nilai RC ratio atas biaya total untuk semua
pedagang buah, nilai RC ratio berada pada posisi diatas satu atau dengan kata lain nilai RC ratio 1, maka dapat dikatakan kegiatan penjualan buah yang dilakukan
pedagang sudah berjalan efisien, artinya penerimaan masing-masing pedagang dari berjualan buah pada umumnya mampu menutupi total biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk berjualan buah. Pedagang semangka dalam menjalankan aktifitas penjualannya lebih efisien dibandingkan dengan pedagang buah lainnya,
karena nilai RC ratio pedagang semangka atas biaya tunai dan atas biaya total paling tinggi dibandingkan dengan pedagang buah yang lainnya.
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan