Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan usaha budidaya belimbing dewa pada kondisi risiko di kota Depok

70 Secara sosial, usaha budidaya Belimbing Dewa di Kota Depok memberikan dampak positif bagi masyarakat disekitar lingkungan usaha, yakni terserapnya jumlah tenaga kerja terhadap masyarakat. Usaha budidaya ini rata-rata membutuhkan enam tenaga kerja dari non keluarga. Untu memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja tersebut, para petani budidaya mempekerjakan masyarakat disekitar lokasi usaha budidaya. Penyerapan tenaga kerja terhadap masyarakatpun berdampak pada meningkatnya pendapatan mereka yang sebagian besar tidak memiliki pekerjaan tetap atau sebagai buruh tani. Selain itu, pelaku budidaya belimbing dewa dapat mengurangi angka pengangguran. Dengan demikian, pelaku kegiatan budidaya Belimbing Dewa dapat meningkatkan mutu hidup mereka. Berdasarkan analisis tersebut, secara sosial-ekonomi-budaya usaha budidaya Belimbing Dewa dengan pengembangan melalui SOP layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan banyaknya manfaat positif yang ditimbulkan bagi ekonomi-sosial- budaya masyarakat sekitar lokasi usaha budidaya Belimbing dewa, yaitu dalam hal pembukaan lapangan pekerjaan serta peningkatan pendapatan dan mutu hidup. Sedangkan dari sisi sosial dengan adanya usaha tersebut wilayah disekitar lokasi usaha menjadi semakin ramai, transportasi semakin mudah dan lain sebagainya.

6.1.5. Aspek Lingkungan

Usaha budidaya belimbing dewa Kota Depok memberikan dampak yang positif bagi lingkungan yakni lingkungan menjadi asri serta adanya penyerapan. Dengan adanya usaha belimbing ini, petani juga mendukung penghijauan dan mengurangi dampak global warming. Limbah dari usaha belimbing ini dapat menjadi pupuk alami bagi pohon belimbing sehingga para petani di Kota Depok, sesuai dengan SOP mengubur limbah dilubang sehingga dapat menjadi pupuk. Berdasarkan analisis tersebut, pada aspek lingkungan usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan adanya dampak positif dari usaha ini bagi lingkungan.

6.2. Analisis Aspek Finansial

Analisis finansial usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP di Kota Depok perlu dilakukan agar mengetahui seberapa layak 71 usaha budidaya belimbing dewa kota depok yang menerapkan SOP sehingga dapat memberikan pendapatan yang diharapkan petani. Dalam analisis kelayakan terdapat dua kondisi, yaitu kondisi tanpa memeperhitungkan risiko dan kondisi yang memeperhitungkan risiko. 6.2.1. Analisis Finansial Usaha Budidaya Belimbing Dewa dengan Pengembangan Melalui SOP Tanpa Risisko Komponen yang terdapat pada analisis ini merupakan komponen yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Komponen yang dianalisis pada aspek ini adalah: a Biaya Komponen biaya yang dikeluarkan oleh usaha budidaya belimbing dewa Kota Depok dengan pengembangan pola produksi melalui SOP, mencakup biaya investasi dan biaya operasioanal. Biaya investasi merupakan biaya awal yang perlu dikeluarkan petani untuk memulai usaha budidaya belimbing dewa. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama usaha, dimana jumlahnya relatif besar dan tidak dapat habis dalam satu kali periode produksi. Biaya investasi dikeluarkan dalam suatau usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam periode yang akan datang, yakni selama umur usaha atau selama usaha dijalankan. Rincian biaya investasi yang dikeluarkan oleh petani belimbing dewa, dapat dilihat pada Tabel 10. Besarnya biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama sebesar Rp 374.216.771,00 yang terdiri dari biaya pembelian tanah, pembangunan gudang, pembelian bibit hingga pembelian peralatan seperti golok, cangkul, mulsa, steam, handsfrayer, tangga, timbangan, drum air, box container, gunting steak dll. Seluruh biaya investasi dikeluarkan secara tunai oleh petani. 72 Tabel 10. Biaya Investasi Usaha Budidaya Belimbing Dewa Melalui SOP pada Kondisi Tanpa Risiko per 62 pohon No. Nama barang Jumlah Satuan Harga satuan Rp Total Rp 1. tanah 1708,75 M 2 206.250 352.429.688 2. gudang 1 Buah 3.800.000 3.800.000 3. bibit 62 Pohon 100.000 6.200.000 4. golok 2 Buah 52.500 105.000 5. cangkul 2 Buah 51.250 102.500 6. parang 2 Buah 30.000 60.000 7. garpu 2 Buah 52.500 105.000 8. gunting stek 2 Buah 115.625 231.250 9. steam 1 Buah 3.025.000 3.025.000 10. Selang steam 2 Buah 500.000 1.000.000 11. mulsa 5 Gulung 533.750 2.668.750 12. hands frayer 2 Buah 337.500 675.000 13. tangga 5 Buah 71.250 356.250 14. timbangan gantung 1 Buah 183.333 183.333 15. timbangan duduk 1 Buah 125.000 125.000 16. drum air 3 Buah 200.000 600.000 17. box container 6 Buah 175.000 1.050.000 18. jet pump 1 Buah 2.500.000 2.500.000 Total Biaya Investasi 376.341.771 Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama, namun biaya tersebut mengalami penyusutan setiap tahunnya dengan proporsi yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh umur teknis dari masing-masing barang yang diinvestasikan. Umur teknis dari setiap barang yang diinvestasikan ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan suatu barang untuk dapat digunakan secara layak dan masih memiliki fungsi yang baik untuk mendukung jalannya usaha budidaya belimbing dewa. Umur teknis dari setiap barang yang diinvestasikan dapat dilihat pada Tabel 11. 73 Tabel 11. Umur Teknis dari Investasi yang Ditanamkan dalam Usaha Budidaya Belimbing Dewa Kota Depok melalui SOP Umur teknis dari gudang ditentukan selama 15 tahun. Hal ini diperhitungkan dari tingkat kelayakan bangunan. Setelah 15 tahun gudang tidak memiliki fungsi yang optimal untuk dipergunakan, hal ini disebabkan investasi tersebut telah mengalami kerusakan, seperti atap bocor dan berlubang. Umur teknis bibit ditentukan selama 15 tahun. Setelah 15 tahun, bibit yang telah menjadi pohon belimbing dewa tidak dapat lagi berproduksi secara optimal. Umur teknis dari bibit ini ditentukan menjadi umur dari usaha budidaya belimbing dewa kota depok, karena selain merupakan komponen utama dan penting dalam pelaksanaan usaha, bibit memiliki umur teknis terpanjang dan juga memiliki nilai terbesar diantara investasi lain yang juga memiliki umur teknis 15 tahun. Nama barang Umur pakai tahun gudang 15 Bibit 15 Golok 5 cangkul 5 Parang 5 Garpu 5 gunting steak 5 Steam 8 Selang Steam 3 Mulsa 3 hands frayer 7 Tangga 5 timbangan gantung 10 timbangan duduk 10 drum air 10 box container 5 jet pump 10 74 Sementara itu drum air, timbangan gantung, timbangan duduk dan jet pump memiliki umur teknis 10 tahun. Setelah sepuluh tahun sudah tidak layak untuk dijalankan dan dapat menghambat jalannya usaha. Drum air digunakan untuk menampung air yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan timbangan gantung dan timbangan duduk hanya pada saat panen yang setahun tiga kali pemakaian sehingga umur teknisnya cukup lama. Umur teknis dari steam adalah delapan tahun. Steam digunakan untuk penyemprotan. Dengan steam penyemprotan menjadi mudah dan lebih cepat dikarenakan dapat menjangkau dahan pohon yang tinggi sehingga saat penyemprotan tidak perlu memanjat pohon. Setelah delapan tahun penggunaannya tidak lagi optimal. Hands frayer memiliki umur teknis tujuh tahun. Kegunaan handsfrayer sama seperti steam. Namun hands frayer untuk cabang yang dapat terjangkau tangan. Selain itu hands frayer untuk menyemprotkan pestida pada cabang yang terkena hama dan penyakit. Volume handsfrayer lebih kecil dibandingkan steam sehingga petani perlu bolak-balik untuk mengisi. Setelah tujuh tahun penggunaan handsfrayer tidak lagi optimal. Golok, cangkul, parang, garpu, tangga, box kontainer dan gunting steak memiliki umur teknis lima tahun. Golok, cangkul, parang, garpu, gunting steak setelah lima tahun tidak dapat digunakan dengan maksimal. Selama umur tersebut, golok, cangkul, parang, dan garpu digunakan untuk kegiatan pemupukan dan perawatan. Sedangkan gunting steak untuk kegiatan pemangkasan, pembungkusan dan panen. Tangga yang digunakan adalah tangga yang terbuat dari bambu, sehingga setelah tahun kelima penggunaan tidak lagi optimal. Bambu mulai keropos dan tidak kuat lagi. Selang steam dan mulsa memiliki umur teknis tiga tahun. Setelah tiga tahun selang steam tidak dapat berfungsi secara maksimal. Sedangkan untuk mulsa yang digunakan sebagai pembungkus kondisinya sudah tidak baik. Plastik mulsa mudah setelah tiga tahun pemakaian yang dapat menurunkan produksi ataupu harga dari belimbing dewa nantinya, sehingga perlu diganti. Untuk mengganti barang investasi yang telah habis umur teknisnya, petani budidaya mengeluarkan biaya re-investasi. Biaya re-investasi dikeluarkan tepat setelah secara teknis dari barang investasi sudah tidak optimal untuk digunakan. 75 Biaya re-investasi dikeluarkan pada tahu ke-4, ke-6, ke-7, ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 dan ke-13 dengan pengeluaran paling besar pada tahun ke-11 yaitu sebesar Rp 6.543.333,00, yang digunakan untuk membeli seluruh peralatan kecuali stem,selang steam, hands frayer dan mulsa Tabel 12. Tabel 12. Biaya Re-Investasi yang Dipelukan pada Usaha Budidaya Belimbing Dewa melalui SOP di Kota Depok Investasi 4 6 7 8 9 10 11 13 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Golok 105.000 105.000 Cangkul 102.500 102.500 Parang 60.000 60.000 Garpu 105.000 105.000 gunting stek 231.250 231.250 Steam 3.025.000 selang steam 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Mulsa 2.668.750 2.668.750 2.668.750 2.668.750 hands frayer 675.000 Tangga 356.250 356.250 timbangan gantung 183.333 timbangan duduk 1.250.000 drum air 600.000 box container 1.050.000 1.050.000 jet pump 2500000 TOTAL 3.668.750 2.010.006 3.668.750 675.000 3.025.000 3.668.750 6.543.333 3.668.750 Tanah, gudang dan bibit tidak memiliki biaya re-investasi disebabkan oleh barang investasi tersebut memeiliki umur teknis sesuai dengan umur usaha dari budidaya belimbing dewa Kota Depok. Pada tahun ke-4, ke-7, ke-10 dan ke-13 petani mengeluarkan biaya re-investasi sebesar Rp 3.668.750,00 yang digunakan untuk pembelian selang steam dan mulsa. Tahun ke-6 biaya re-investasi dikeluarkan untuk peralatan seperti golok,cangkul,parang, garpu, gunting stek, tangga dan box kontainer. Tahu ke-8 biaya re-investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 675.000 untuk hands frayer, sementara tahun ke-9 biaya re-investasi dikeluarkan untuk steam sebesar Rp 3.025.000,00. Barang-barang investasi mengalami penyusutan setiap tahunnya. Nilai penyusutan ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus. Penyusutan dari setiap barang invetasi memiliki nilai berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh nilai awal barang investasi, umur teknis serta nilai sisa barang tersebut. 76 Tanah tidak mengalami penyusutan setiap tahunnya, karena penggunaan tanah tidak memiliki batas waktu atau umur teknis yang dibatasi oleh waktu tertentu. Gudang mengalami penyusutan sebesar Rp 253.333,00 setiap tahunnya. Sedangkan 62 bibit yang diinvestasikan menyusut Rp 413.333 setiap tahun. Tabel 13. Nilai Penyusutan dari Barang Investasi Setiap Tahun Cangkul, parang, golok, garpu, gunting steak, tangga dan box kontainer memiliki nilai penyusutan setiap tahun sebesar Rp 20.500,00, Rp 12.000,00, Rp 21.000,00, Rp 21.000,00, Rp 46.250,00, Rp 71.250,00 dan Rp 105.000,00. Sedangkan steam, selang steam, mulsa dan handsfrayer mempunyai nilai penyusutan setiap tahunnya sebesar Rp 340.313,00, Rp 333.333,00, Rp Jenis Investasi Penyusutan per tahun Rp Tanah gudang 253.333 Bibit 413.333 Golok 21.000 cangkul 20.500 Parang 12.000 Garpu 21.000 gunting steak 46.250 Steam 340.313 selang steam 333.333 Mulsa 889.583 hands frayer 86.786 tangga 71.250 timbangan gantung 16.500 timbangan duduk 112.500 drum air 60.000 box container 105.000 jet pump 250.000 TOTAL 3.111.682 77 889.583,00 dan Rp 86.786,00. Sementara itu, investasi berupa timbangan gantung, timbangan duduk dan jet pump masing-masing memiliki nilai penyusutan setiap tahu sebesar Rp 16.500,00, Rp 112.500 dan Rp 250.000. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, total penyusutan dari usaha budidaya belimbing dewa sebesar Rp 3.111.682,00 setiap tahunnya. Nilai penyusutan ini dimasukkan kedalam perhitungan laba rugi dari usaha budidaya belimbing dewa Kota Depok dengan SOP. Selain biaya investasi dan biaya penyusutan, terdapat biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani. Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional. Biaya operasiaonal terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan tidak dipengaruhi oleh perubahan input maupun output yang dihasilkan pada usaha budidaya belimbing dewa. Biaya tetap yang dikeluarkan adalah biaya pajak bumi bangunan yang dikeluarkan setiap tahun sebesar Rp 316.371,00 serta biaya tenaga kerja. Tabel 14. Biaya Tetap yang Dikeluarkan pada Usaha Budidaya Belimbing Dewa Kota Depok melalui SOP per 62 Pohon Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan adalah Rp 56.500,00HOK. Biaya tetap yang dikeluarkan pada tahun pertama lebih rendah dari biaya tetap yang dikeluarkan ditahun-tahun lainnya. Hal ini disebabkan pada tahun pertama tidak mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja, hanya biaya penanaman bibit saja dan perawatan. Pada tahun kedua hingga tahun terakhir dari umur usaha, biaya yang Biaya Tetap Tahun Pertama Rp Tahun Kedua Rp PBB 316.371 316.371 Upah tenaga kerja: penanaman 21 HOK 1.186.500 perawatan 117 HOK 9.661.500 9.661.500 pembungkusan 50 HOK 5.932.500 panen 35 HOK 1.695.000 pemangkasan 12 HOK 1.356.000 Total Biaya Tetap 21.018.000 18.961.371 78 dikeluarkan bersifat konstan yaitu Rp 18.961.371,00, karena tidak dipengaruhi oleh jumlah input ataupun output yang dihasilkan selama kegiatan produksi dijalankan. Biaya selanjutnya yang termasuk kedalam biaya operasional adalah biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang diperlukan dalam penggunaan input ketika melakukan kegiatan budidaya belimbing dewa. Biaya variabel yang dikeluarkan pada kegiatan budidaya belimbing dewa dapat dilihat pada Tabel 15. Pada tahun pertama biaya variabel yang dikeluarkan adalah pupuk kandang dan pupuk NPK. Pada tahun pertama, pupuk kandang yang digunakan sebanyak 1 karung 20 kg per pohon sesuai dengan SOP untuk pohon usia 3-12 tahun setelah masa tanam. Harga satu karung pupuk kandang adalah Rp 8.500,00. Pupuk NPK yang digunakan pada tahun pertama sesuai SOP sebesar 0,5 kg per pohon dengan harga Rp 11.875,00kg. Sehingga total biaya variabel yang dikeluarkan pada tahun pertama adalah sebesar Rp 895.125,00. Obat-obatan tidak dikeluarkan pada tahun pertama, karena pada tahun pertama tanaman belum berproduksi. Tabel 15. Biaya Variabel yang Dikeluarkan pada Usaha Budidaya Belimbing Dewa Kota Depok melalui SOP per 62 Pohon BIAYA VARIABEL TAHUN A. Pupuk 1 2 3 4 pupuk kandang 527.000 1.054.000 1.054.000 4.743.000 pupuk NPK 368.125 736.250 736.250 3.313.125 B. Obat-obatan Gandasil A 39.188 39.188 39.188 Gandasil B 39.188 39.188 39.188 Decis 339.375 339.375 339.375 Curacron 318.750 318.750 318.750 Dusbran 150.000 150.000 150.000 Total Biaya Variabel 895.125 2.676.751 2.676.751 8.942.626 Pada tahun ke-2 dan ke-3 biaya variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.676.751,00. Pada tahun ini, kebutuhan pupuk kandang dan NPK per pohon meningkat sesuai dengan usianya serta tanaman sudah mulai berproduksi 79 sehingga mengeluarkan biaya obat-obatan untuk merangsang bunga, buah serta obat-obatan sebagai pestisida. Kebutuhan pupuk kandang dan NPK per pohon adalah 2 karung 40kg dan 1 kg. Kebutuhan pupuk kandang dan NPK pada tahun ke-4 dan seterusnya adalah 3 karung 60 Kg dan 1,5 kg. Obat-obatan perangsang bunga dan buah Gandasil AB, perbungkus dapat dipakai dua kali masa panen dimana perbungkusnya seharga Rp 26.125,00. Untuk pestisida yang digunakan seperti decis, curacron dan dusbran seharga masing-masing per liter adalah Rp 226.250,00, Rp 212.500,00 dan Rp 100.000,00. Pestisida yang digunakan hanya setengah liter dalam satu kali masa panen yang disemprotkan sebanyak dua minggu sekali atau sebanyak delapan kali. Usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP di Kota Depok, dijalankan dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki oleh petani, tanpa adanya pinjaman dari pihak atau lembaga keuangan terkait seperti bank. Sehingga pada komponen biaya, tidak terdapat pengeluaran atas debt service, yakni pembayaran akun bunga serta pokok pinjaman. Tetapi petani sering mendapat bantuan berupa mulsa dan pupuk dari pemerintah yang disalurkan melalui kelompok tani. b Manfaat Manfaat yang diperoleh usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP merupakan seluruh kondisi yang mendorong tercapainya suatu tujuan usaha, yakni memperoleh keuntungan. Yang termasuk kedalam manfaat adalah:  Nilai Produksi Total Usaha budidaya belimbing dewa Kota Depok melalui SOP menghasilkan output belimbing dewa segar. Manfaat dari usaha didapatkan setelah dua tahun menjalankan usaha. Hal ini disebabkan karena pada tahun pertama tanaman belum berproduksi dan pada tahun kelima tanaman baru dapat berproduksi optimal. Belimbing dewa yang dihasilkan pada tahun ke-2 berjumlah 2.583,25 kilogram. Sedangkan pada tahun berikutnya hingga tahun kelima mengalami peningkatan sebesar 2.583,25 kilogram per tahun menjadi 5.166,5; 7.749,75 dan 10.333 kilogram. Peningkatan tersebut disebabkan karena semakin tinggi umur pohon, produktivitas pun ikut bertambah serta pada tahun kelima dan seterusnya 80 tanaman telah berproduksi secara optimal 100 persen. Kondisi optimal ini dikarenakan petani telah mendapatkan pengalaman dari tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah produksi tersebut, ikut meningkatkan manfaat langsung atau penerimaan yang diperoleh petani. Belimbing dewa yang dihasilkan dipasarkan dengan harga jual rata-rata Rp 5.313,00. Sehingga dengan harga jual tersebut pada tahun kedua penerimaan yang didapatkan petani sebesar Rp 41.174.422,00, namun pada tahu ke-3 dan ke-4 mengalami peningkatan menjadi Rp 82.348.844,00 dan Rp 123.523.265,00. Peningkatan pun terjadi pada tahun ke-5 dan seterusnya menjadi Rp 164.697.687,00 Tabel 16. Tabel 16. Nilai Output Produksi Usaha Budidaya Belimbing Dewa Melalui SOP per 62 Pohon Rp Uraian TAHUN INFLOW 1 2 3 4 5 1.Belimbing Dewa 41.174.422 82.348.844 123.523.265 164.697.687 Total Penerimaan 38.612.228 64.353.713 123.523.265 164.697.687  Salvage Value Penerimaan lain yang diperoleh usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP adalah salvage value atau nilai sisa. Salvage value ini diperoleh pada akhir tahun usaha, yaitu pada tahun ke-15. Salvage value diperoleh dari adanya penerimaan dari barang-barang investasi yang masih memiliki nilai diakhir tahun umur usaha. Perhitungan salvage value peralatan ditetapkan 10 persen yaitu dari asumsi bahwa jenis investasi akan dapat terjual dengan nilai 10 persen dari nilai beli investasi. Total salvage value yang diperoleh petani pada akhir tahun sebesar Rp 353.298.021,00. Salvage value dari setiap barang investasi dapat dilihat pada Tabel 17. 81 Tabel 17. Salvage Value Usaha Budidaya Belimbing Dewa Melalui SOP . 6.2.2. Kelayakan Investasi Usaha Budidaya Belimbing Dewa dengan Pengembangan Melalui SOP Pada Kondisi Tanpa Risiko Kelayakan investasi dari usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP dilihat melalui empat kriteria utama, yakni NPV, IRR, Net BC dan payback period. Bila NPV ≥ 0, IRR ≥ discount rate 6,75 persen, Net BC ≥ 1 dan PP lebih kecil dari umur usaha PP 15 tahun menandakan bahwa kegiatan budidaya belimbing dewa melalui SOP pada kondisi tanpa risiko layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi yang dilakukan dengan umur usaha 15 tahun, didapatkan hasil pada Tabel 18: Jenis Investasi Salvage Value Rp Tanah 352.429.688 Gudang Bibit Golok Cangkul Parang Garpu gunting steak Steam 302.500 selang steam Mulsa hands frayer 67.500 Tangga timbangan gantung 18.333 timbangan duduk 125.000 drum air box container 105.000 jet pump 250.000 TOTAL 353.298.021 82 Tabel 18. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Budidaya Belimbing Dewa Pada Kondisi Tanpa Risisko Kriteria Investasi Hasil Perhitungan NPV Rp 694.054.839,45 IRR 23,97 Net BC 2,91 Payback periode 6 tahun 9 bulan Nilai NPV yang diperoleh mencapai Rp 694.054.839,45. Artinya, kegiatan budidaya belimbing dewa melalui SOP selama umur usaha yaitu 15 tahun dengan menggunakan tingkat discount factor 6,75 memberikan manfaat sebesar Rp 694.054.839,45. Nilai tersebut lebih besar dari 0, sehingga berdasarkan kriteria NPV, usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP layak untuk dijalankan. Selain itu, IRR dari usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP sebesar 23,97. Artinya, tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan pada usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP sebesar 23,97. Nilai ini lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan yakni 6,75 IRR23,97 6,75 sehingga dapat dikatakan usaha ini layak dijalankan. Nilai ini juga menunjukkan bahwa usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP akan tetap layak dijalankan hingga tingkat IRR mencapai 23,97. Perhitungan Net BC yang dilakukan menghasilkan nilai sebesar 2,91 yang menunjukkan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan untuk usaha belimbing dewa melalui SOP akan memberikan keuntungan yang nilainya sebesar 2,91 satuan. Nilai Net BC ini lebih besar dari satu Net BC 1,12 1 maka pada kriteria ini, usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP layak untuk dijalankan. Sedangkan payback periode merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan. Semakin pendek periode pengembalian investasi kegiatan usaha budidaya belimbing dewa maka kegiatan tersebut akan semakin baik. Dengan kata lain, payback periode merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Payback periode usaha ini pada kondisi normal adalah enam tahun sembilan bulan. Nilai ini menunjukkan, bahwa seluruh biaya investasi yang ditanamkan dalam usaha budidaya belimbing dewa Kota Depok pada awal usaha, 83 akan dapat dikembalikan pada tahun ke enam bulan ke sembilan. Payback periode memiliki periode lebih kecil dibandingkan dari umur usaha budidaya belimbing dewa Kota Depok yakni 15 tahun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya belimbing dewa kota depok layak untuk dijalankan pada kriteria ini.

6.3. Risiko Usaha