34 pelaku usaha budidaya belimbing dewa. Responden adalah pelaku usaha budidaya
belimbing dewa yang menerapkan SOP serta aktif dan kontinu memproduksi belimbing dewa dari 339 petani pelaku usaha budidaya belimbing dewa yang
tersebar di wilayah Kota Depok khususnya di tiga kecamatan lokasi penelitian. Responden diambil dari tiga kelompok tani yang terdapat di tiga kecamatan yaitu
Kelompok Tani RJB Rawa Denok di Kecamatan Pancoran Mas, Kelompok Tani Sakati Makmur di Kecamatan Sawangan dan Kelompok Tani Subur Makmur di
Kecamatan Beiji.
4.4. Metode Pengolahan Data
Data serta informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer, yakni program Microsoft Excel 2007. Data dan
informasi tersebut sebelumnya dikelompokan kedalam biaya dan manfaat, kemudian dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, serta lingkungan. Untuk
mengetahui apakah usaha budidaya tersebut layak atau tidak secara nonfinansial. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk menilai kelayakan usaha budidaya
belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP secara finansial, yakni dengan melakukan perhitungan kriteria investasi.
4.4.1. Analisis Kelayakan Non Finansial
Penelitian ini akan membahas kelayakan usaha budidaya belimbing dewa dengan SOP secara non finansial. Analisis non finansial mencakup aspek pasar,
teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya serta lingkungan. Aspekpasar akan mengkaji pemasaran dari produk yaitu belimbing dewa, dengan
menganalisis jumlah permintaan dan penawaran. Aspek teknis akan membahas mengenai prosedur budidaya belimbing dewa melalui standar operasional
prosedur SOP seperti penyiapan lahan dan bibit, penanaman, pemupukan, pengairan, pemangkasan, pengendalian OPT hingga panen dan pendistribusian
produk. Aspek manajemen dan hukum akan membahas mengenai bentuk usaha dari pertanaman belimbing, jumlah pekerja, pemilik usaha, susunan organisasi
usaha hingga pembagian tugas masing-masing pekerja. Aspek sosial-ekonomi-
35 budaya akan mengkaji dampak dari adanya usaha ini terhadap masyarakat sekitar,
apakah usaha ini mampu membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar atau tidak. Aspek terakhir adalah lingkungan
dimana akan dikaji dampak usaha budidaya belimbing dewa bagi kondisi dan kelestarian lingkungan sekitar lokasi usaha.
4.4.2. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan melakukan perhitungan secara finansial untuk mengetahui kelayakan usaha secara privat, dalam hal ini
kelayakan yang dilihat dari sudut pandang individu atau pelaku usaha peternakan. Perhitungan secara finansial ini menggunakan komponen biaya dan manfaat untuk
memudahkan pengelompokkan kedua bagian tersebut dan juga menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha secara kuantitatif.
4.4.3. Komponen Biaya dan Manfaat
Analisis dilakukan dengan mengelompokkan data yang didapat kedalam komponen biaya dan manfaat. Komponen biaya adalah segala bentuk pengeluaran
yang dilakukan oleh usaha budidaya belimbing dewa yang menerapkan SOP. Pengeluaran ini terdiri dari beberapa bagian yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan
biaya variabel. Sedangkan yang termasuk kedalam komponen manfaat adalah segala bentuk pemasukan yang berasal dari produksi.
4.4.4. Kriteria Investasi