53
6.1.2. Aspek Teknis
Aspek  teknis  yang  dikaji  berkaitan  dengan  sumber  daya  produksi  yang digunakan  oleh  usaha  budidaya  Belimbing  Dewa,  teknik  budidaya  sesuai  SOP,
lokasi usaha budidaya dan produksi Belimbing Dewa. 1.
Sumber Daya Produksi Sumber  daya  produksi  yang  digunakan  pada  usaha  budidaya  belimbing
Dewa  dapat  terbagi  kedalam  empat  bagian  yaitu  sumber  daya  manusia,  sumber daya  alam,  sumber  daya  modal  dan  bahan  baku.  Sumber  daya  yang
pertama,manusia tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi utama dari usaha  budidaya  Belimbing  Dewa.  Tenaga  kerja  yang  dipakai  berasal dari tenaga
kerja keluarga dan non keluarga yang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar. Jumlah  tenaga  kerja  disesuaikan  dengan  tugas-tugas  khusus  dalam  kegiatan
budidaya Belimbing Dewa. Dalam kegiatan perawatan dan pemupukan berjumlah rata-rata tiga  orang.  Kegiatan  pembungkusan  dan  pemetikan  memerlukan  tenaga
kerja lebih banyak yaitu berjumlah rata-rata tujuh orang dikarenakan dalam proses pembungkusan  harus  cepat  agar  tidak  banyak  buah  yang  jatuh.  Kegiatan
pemangkasan  memerlukan  tanaga    kerja  rata-rata  empat  orang.  Tenaga  kerja berjenis kelamin laki-laki dengan umur diatas 20 tahun.
Sumber daya yang kedua adalah sumber daya alam. Sumber daya alam yang digunakan dalam usaha budidaya Belimbing Dewa adalah lahan dan sumber mata
air.  Luas  lahan  yang  digunakan  untuk  budidaya  Belimbing  Dewa  di  kecamatan Pancoran  mas  sebesar  448,44  m
2
.  Pada  Kecamatan  Sawangan  lahan  yang digunakan  1.509.1  m
2
.  Hal  ini  disebabkan  banyak  lahan  yang  telah  digunakan untuk  pemukiman  serta  konversi  lahan.  Lahan-lahan  yang  banyak  digunakan
merupakan  lahan  pekarangan  rumah.  Para  petani  budidaya  Belimbing  Dewa menjalankan usaha  budidaya Belimbing Dewa dengan  luas rata-rata kepemilikan
lahan  sebesar  1708,75  m
2
.  Lahan  yang  digunakan  oleh  petani  budidaya merupakan  lahan  milik  pribadi.  Harga  lahan  untuk  usaha  di  lokasi  penelitian
sebesar Rp  206.250,00 per meter. Sumber daya alam lainnya yang digunakan dalam usaha ini adalah mata air.
Air sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya Belimbing Dewa dikarenakan belimbing  merupakan  tumbuhan  yang  perlu  banyak  air.  Sumber  mata  air  yang
54 digunakan  oleh  para  pembudidaya  Belimbing  Dewa  adalah  air  yang  mengalir  di
sungai-sungai  dengan  irigasi  sederhana,  air  hujan  maupun  sumur  bor  yang dimiliki  oleh  petani.  Para  petani  budidaya  kemudian  mengalirkan  air  tersebut
melalui  pipa-pipa  dan  ditampung  dalam  drum  air.  Untuk  mendapatkan  air tersebut,  para  petani  budidaya    tidak  mengeluarkan  biaya.  Mereka  hanya  perlu
menyiapakan  pipa  dan  drum  air.  Selain  sumber  air  dari  sungai,  para  petani  juga memenuhi  kecukupan  air  dengan  memanfaatkan  tenaga  mesin,  yaitu  jet  pump,
untuk  mempermudah  proses  pengambilan  air  melalui  sumber  mata  air  yang berasal dari air tanah.
Modal yang digunakan dalam pelaksanaan usaha berasal dari modal sendiri. Para  petani  budidaya  pada  penelitian  ini  tidak  melakukan  peminjaman  modal  ke
pihak  lain  ataupun  lembaga  keuangan,  seperti  bank.  Akan  tetapi  petanipun sesekali  mendapatkan  batuan  dari  pemerintah  berupa  peralatan  serta  input  yang
disalurkan  melalui  kelompok  petani.  Modal  awal  petani  budidaya  digunakan untuk  membeli  bibit,  membangun  gudang  dan  membeli  peralatan  serta
perlengkapan  yang dibutuhkan, seperti,  mulsakarbon, steam, gunting  stek, drum air, cangkul, golok, timbangan, tangga, box kontainer, parang dan hands frayer.
Jumlah    pohon  rata-rata  yang  dimiliki  petani  adalah  sebanyak  62  pohon dengan umur rata-rata diatas  lima tahun. Bibit  belimbing  yang dibeli oleh petani
berukuran  80cm.  Rata-rata  petani  budidaya  memiliki  satu  buah  gudang  untuk menyimpan obat-obatan, peralatan dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam
usaha budidaya Belimbing Dewa. Gudang dibangun pada awal tahun usaha serta membutuhkan waktu pembangunan selama kurang lebih dua bulan. Pembangunan
gudang ini menghabiskan biaya sebesar Rp 3.800.000,00 per unit nya. Bahan baku yang digunakan dalam usaha budidaya Belimbing Dewa adalah
pupuk dan obat-obatan. Pupuk yang digunakan sebanyak dua macam yaitu pupuk kandang dan NPK. Obat-obatan  yang dipakai petani adalah Curacron, Decis dan
Dusban  sebagai  pestisida.  Sedangkan  Gandasil  B  sebagai  perangsang  bunga  dan Gandasil A sebagai perangsang Buah.
2. Penyediaan input
Input  yang  dibutuhkan  oleh  usaha  budidaya  Belimbing  Dewa  terdiri  dari bibit, pupuk dan obat-obatan. Bibit  yang pertama kali ditanam oleh petani dibeli
55 secara  langsung  pada  petani  lain  atau  tempat  penjualan  bibit.  Bibit  yang
digunakan rata-rata dibeli dengan  harga Rp 100.000,00. Kualitas tanaman sangat tergantung dari kualitas bibitnya. Petani yang telah menanam pada tahun pertama,
bibit  selanjutnya  diperoleh  dari  perbanyakan  dengan  cara  okulasi.  Pohon  yang diperoleh  dari  hasil  okulasi  ini,  dapat  berbuah  pada  umur  satu  tahun  sejak  masa
penanaman, namun  hasil dari  buah pertama  ini  belum optimal. Untuk kelanjutan yang  lebih  baik,  bunga  yang  tumbuh  pada  usia  satu tahun  ini  dipangkas  terlebih
dahulu.  Hasil  yang  optimal  diperoleh  pada  usia  pohon  tiga  tahun  keatas  sejak penanaman. Keunggulan lain menggunakan bibit dengan cara okulasi, buah yang
dihasilkan sama dengan induknya. Jadi buah yang dihasilkan seragam. Input  lainnya  adalah  pupuk.  Pupuk  berupa  pupuk  NPK  diperoleh  dengan
cara  membeli  secara  langsung  pada  agen  pertanian  yang  ada  di  sekitar  lokasi. Lokasi  agen  bahan  pertanian  yang  sering  didatangi  petani  terletak  di  daerah
Parung.  Petani  memilih  agen  tersebut  karena  harga  yang  lebih  murah dibandingkan agen pada tempat lain. Pupuk NPK dibeli petani dengan harga Rp.
11.875,00  per  kilo  gram.  Pupuk  kandang  didapatkan  petani  dari  peternak  ayam domba  dan  kambing  yang  ada  di  daerah  usaha.  Harga  pupuk  kandang  adalah
Rp 8.500,00 per karung. Ketersedian akan pupuk ini  baik NPK maupun kandang cukup  baik.  Pupuk  selalu  tersedia  pada  agen  maupun  peternakan.  Proses
pembayaran untuk pupuk dilakukan secara tunai. Sedangkan  untuk  penggunaan  obat-obatan,  petani  membelinya  pada  agen
yang  sama  dengan  membeli  pupuk  atau  didapatkan  di  koperasi.  Satu  liter  decis dibeli  dengan  harga  Rp  226.250,00.  Harga  satu  liter  curacron  adalah  Rp
212.500,00. Sedangkan satu liter dusbran seharga Rp 100.000,00. Gandasil A dan Gandasil B dibeli perbungkus dengan harga Rp 26.125,00 per bungkus.
3. Kegiatan Budidaya Belimbing Dewa
Usaha pembudidayaan Belimbing telah lama disahakan di Kota Depok dan merupakan  usaha  turun-temurun.  Selain  ditanam  dikebun  atau  lahan  tersendiri,
tanaman  belimbing  juga  ditanam  di  sekitar  pekarangan  rumah.  Tehnik  budidaya belimbing  Dewa  di  Kota  Depok  sebenarnya  hampir  sama  dengan  yang  lain.
Sebagai  upaya  untuk  meningkatkan  kualitas  dan  kuantitas  buah  belimbing  yang dihasilkan  oleh  petani  serta  sebagai  langkah  dalam  mewujudkan  belimbing
56 sebagai icon Kota Depok, maka telah disusun Strandar Operasional Prosedur oleh
Dinas  Pertanian  Kota  Depok  sebagai  pengembangan  pola  produksi  belimbing. SOP  belimbing  ini  adalah  panduan  teknik  budidaya  blimbing  yang  dilakukan
untuk meningkatkan mutu buah beliming yang dihasilkan oleh petani. Teknik  budidaya  belimbing  sesuai  SOP  telah  disosialisasikan  kepada  para
petani  belimbing  di  Kota  Depok  mulai  tahun  2007.  Hanya  saja  belum  banyak petani yang menerapkannya hingga sekarang. Ada petani yang telah menerapkan
seluruh SOP dan adapula petani yang tidak sepenuhnya menerapkan SOP bahkan adapula  petani  yang  tidak  atau  belum  menerapkan.  Tehnik  budidaya  Belimbing
Dewa  sesuai  SOP  terbagi  menjadi  beberapa  tahap  yang  dimulai  dari  penanaman tanaman  Belimbing  Dewa,  pemupukan  dan  penyemprotan,  pengairan,
pemeliharaan sanitasi kebun, pembungkusan  dan penjarangan bunga, panen dan yang terakhir adalah pemangkasan Gambar 3.
Gambar 3. Proses Teknik Budidaya Belimbing Dewa sesuai SOP
Tahapan pertama dimulai dari penanaman  bibit  belimbing. Bibit  belimbing ditanam  petani  pada  saat  ketinggian  satu  meter. Kedalaman  tanam  50  meter  dan
lebar  satu  meter.  Jarak  tanaman  yang  sesuai  oleh  SOP  adalah  7x7  meter dikarenakan  semakin  jauh  jarak  tanam  belimbing  akan  meyebabkan  cabang-
Penanaman Pemupukan
penyemprotan Pengairan
PemeliharaanSanitasi Kebun
Pembungkusan Penjarangan Buah
Panen
Pemangkasan
57 cabang  semakin  menyamping  dan  menghasilkan  buah  yang  lebih  banyak.
Ketentuan  jarak  tanam  ini  yang  paling  sering  dilanggar  oleh  petani.  Ada  yang menggunakan  jarak  tanam  6x6  meter  dengan  alasan  banyak  lahan  yang  kosong
sehingga  lahan  tidak  optimal  serta  ada  tanaman  belimbing  yang  sudah  ditanam sebelum pemberlakuan SOP ini.
Tahapan  berikutnya  adalah  pemupukan  dan  penyemprotan  tanaman Belimbing  Dewa.  Menyediakan  kebutuhan  hara  dan  nutrisi  yang  dibutuhkan
untuk  pertumbuhan  dan  perkembangan  tanaman  belimbing  dilakukan  melalui kegiatan  pemupukan.  Pupuk  yang  digunakan  pada  tanaman  belimbing  adalah
pupuk kandang dan NPK. Pupuk  kandang  dan  NPK  digunakan  untuk  menambah  dan  memperbaiki
sifat  fisik,  kimia  dan  biologi  tanah.  Kegiatan  pemupukan  dengan  menggunakan pupuk kandang dan NPK dilakukan tiap empat bulan sekali
Gambar 4. Pola Jarak Tanam Belimbing
7 m
Gambar 5. Pohon Belimbing Dewa
58
Gambar 6. Proses Pemupukan Belimbing Dewa Melalui SOP
Banyaknya  pupuk  yang  digunakan  oleh  petani  rata-rata  untuk  pupuk kandang 3 karung per pohon atau 30-60 kg. Sedangkan untuk NPK, rata-rata yang
digunakan  adalah  2  kg  per  pohon.  Berdasarkan  SOP  dosis  pupuk  kandang  dan NPK per pohon belimbing dewa disajikan pada Tabel  8.
Tabel 8. Dosis Pupuk Kandang dan NPK pada Usaha Budidaya Belimbing Dewa
di Kota Depok
Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok 2007
Prosedur  pelaksanaan  pemberian  pupuk  pemberian  pupuk  diantaranya sebagai berikut:
1 Menyiapkan alur lubang pupuk dibawah lingkaran tajuk sedalam 20 centimeter dan selebar cangkul
2 Menyiapkan pupuk sesuai jenisa dan dosis yang akan digunakan 3 Memasukkan pupuk kedalam lubang tanam kemudian menutupnya.
Waktu Pemupukan Dosis Pupuk sekali Pemakaian kilogrampohon
Pupuk Kandang Pupuk NPK
3-12 bulan setelah tanam 20-30
0,2-0,3 1-3 tahun setelah tanam
30-40 0,4-0,6
3 tahun setelah tanam 40-60
0,7-1,0
59 Kegiatan  penyemprotan    obat-obatan  dilakukan  dua  minggu  satu  kali
dengan  sistem  oplosan.  Kegiatan  ini  guna  merangsang  daun  dan  buah.  Pada musim  hujan  penggunaan  input  obat-obatan  dua  kali  lebih  banyak  dibandingkan
musim  kemarau,  hal  tersebut  disebabkan  obat-obatan  yang  telah  disemprotkan hilang tersiram air hujan.
Tahap  selanjutnya  adalah  pengairan.  Kegiatan  ini  dilakukan  untuk menyediakan  kebutuhan  air  bagi  pertumbuhan  dan  perkembangan  tanaman
belimbing  dewa.  Kegiatan  pengairan  dilakukan  2  minggu  setelah  penyemprotan atau  saat  telah  keluar  bunga.  Sebelum  kegiatan  pengairan  dilakukan,  hal  yang
harus  dipehatikan  adalah  melihat  kondisi  tanaman  dan  tanah.  Pengairan  harus dihentikan  jika  kondisi  tanah  telah  cukup  lembab.  Air  yang  digunakan  sebagai
sumber pengairan berasal dari air hujan, irigasi sederhana maupun sumur bor. Para  pelaku  usaha  budidaya  belimbing  dewa  Kota  Depok,  umumnya
melakukan  kegiatan  pengairan  hanya  pada  musim  kemarau.  Bahkan  ada  yang sama  sekali  tidak  melakukan  pengairan  dengan  alasan  tanaman  belimbing  dewa
akan terus berproduksi walaupun dalam kondisi kering. Setelah  dilakukan  penyemprotan  untuk  merangsang  bunga  dan  buah  lalu
pengairan,  tahapan  berikutnya  pemeliharaan  tanaman  belimbing  dewa dengansanitasi  kebun  serta  pengendalian  hama  dan  penyakit  tanaman  belimbing
dewa.  Sanitasi  kebun  adalah  kegiatan  menjaga  kebersihan  dan  kesehatan lingkungan  kebun.  Sanitasi  kebun  penting  dilakukan  untuk  memberikan
lingkunagn tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan memutuskan siklus hidup  Hama  dan  Penyakit  Tanaman  HPT.  Kegiatan  ini  meliputi  pembersihan
gulma  yang  tumbuh  disekitar  tanaman  dan  membersihkan  buah  belimbing  yang jatuh  ke  tanah  dan  yang  tersangkut  di  pohon.  Kegiatan  sanitasi  kebun  dapat
dikatakan sebagai kegiatan pencegahan terhadap datangnya HPT. Pengendalian  HPT  adalah  tindakan  yang  dilaksanakan  untuk  mencegah
kerugian seperti penurunan  mutu dan produksi  buah  belimbing  yang diakibatkan oleh  hama  dan  penyakit  tanaman.  Sebelum  melakukan  kegiatan  pengendalian
HPT,  petani  melakukan  pengamatan  terhadap  HPT  di  kebun  secara  teratur  dan berkala. Dengan  mengenali HPT  yang  menyerang dan gejala serangannya,  maka
petani dapat melakukan tindakan atau cara yang tepat untuk mengatasinya.
60
Gambar 7. Tanaman yang Terkena HPT
Ada  beberapa  hama  dan  penyakit  yang  dapat  serta  sering  menyerang tanaman belimbing dewa, yaitu:
1 Lalat Buah Untuk  mengendalikan  serangan  lalat  buah,  petani  melakukan  pengendalian
dengan  menggunakan  perangkap  lalat  buah  yang  menggunakan  zat  bermerek dagang  Petrogenol  yang  mengandung  feromon.  Pengendalian  menggunakan
insektisida  juga  dapat  dilakukan.  Insektisida  yang  digunakan  adalah  insektisida sistemik.
Untuk  menghindari  serangan  lalat  buah,  petani  membungkus  buah  pada  saat tiga  sampai  empat  minggu  setelah  buah  terbentuk.  Jika  ada  buah  yang  terserang
atau  jatuh,  maka  harus  dikumpulkan  dan  dimasukkan  ke  dalam  kantung  plastik lalu dibenamkan ke dalam tanah sedalam 30 centimeter atau dibakar.
2 Jamur Upas Penyakit  ini  menyerang  bagian  batang  atau  cabang  tanaman.  Jika  serangan
sudah  berat  maka  dapat  mengakibatkan  batang  mengering  dan  lapuk. Pengendaliannya  dilakukan  dengan  cara  menyemprot  atau  mengoleskan  cabang
yang sakit dengan calixin atau dapat juga menggunakan fungisida seperti Benlate. 3 Bercak Daun
Bercak daun ini disebabkan oleh jamur. Penyakit ini menyerang daun, tangkai daun dan  batang  muda. Penyakit  yang disebabkan karena  jamur  ini  meyebabkan
terjadinya  bercak-bercak  daun  dengan  tepi  daun  berwarna  coklat  tua  atau  ungu. Serangan  yang  hebat  dapat  menyebabkan  daun  kuning  hingga  rontok.
Pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan fungisida.
61 Kegiatan selanjutnya adalah pembungkusan. Pembungkusan buah dilakukan
1,5  bulan  mulai  dari  pohon  belimbing  dewa  berbunga.  Pembungkusan  akan dilakukan lebih cepat apabila musim hujan. Buah yang dilakukan pembungkusan
adalah  buah  muda  yang  telah  berukuran  3  centimeter  atau  sebesar  jempol  kaki. Pembungkusan  buah  dilakukan  untuk  mencegah  kerontokkan  buah  akibat
gangguan hama dan bertujuan menghasilkan buah yang besar, bersih dan menarik. Ciri-ciri  buah  belimbing  dewa  siap  dibungkus  yaitu  batang  terlihat  coklat  dan
warna buah hijau tua.
Gambar 8. Proses Pembungkusan Buah Belimbing Dewa
Agar diperoleh buah yang besar maka dalam satu dompolan buah maksimal dipelihara  sebanyak  lima  buah.  Buah  yang  dubungkus  dipilih  buah  yang
memenuhi kriteria bentuk bagus tidak bengkok, sehat kulit buah tidak berbintik hitam,  tidak  cacat  dan  tangkai  buah  besar.  Sebelum  dilakukan  pembungkusan,
terlebih  dahulu  dilakukan  penjarangan  buah  pada  saat  ukuran  buah  2  centimeter atau  15-20  hari  sejak  bunga  mekar.  Buah  yang  dibuang  adalah  buah  yang  tidak
memenuhi  kriteria,  yaitu  yang  memiliki  ciri-ciri  bentuk  dan  ukurannya  tidak normal, buah terserang OPT, terdapat diujung ranting atau cabang.
Bahan  yang  digunakan  untuk  pembungkusan  buah  belimbing  dewa  yaitu kertas  karbon  dan  plastik  mulsa,  masing-masing  bahan  tersebut  memliki
kelemahan  dan  kelebihan.  Namun,  karena  keberadaan  kertas  karbon  yang  mulai langka  di  pasaran  serta  harganya  yang  mahal,  maka  petani  lebih  memilih
pembungkus  berbahan  plastik  mulsa  hitam  perak.  Plastik  mulsa  memeiliki kelebihan  yaitu  harga  lebih  murah,  tidak  mudah  rusak  apabila  terkena  air  hujan
dan  dapat  digunakan  beberapa  kali  pemakaian.  Sedangkan  kelemahannya  bahan terlalu  lembab dan  buah  yang dihasilkan  lebih kecil dan  berwarna pucat,  waktu
62 pembungkusan  buah  lebih  lama.  Waktu  pembungkusan  sampai  dengan  panen
apabila menggunakan kertas karbon yaitu 45 hari sedangkan plastik mulsa 50 hari. Setelah  buah  berumur 50-55 hari, kegiatan pemanenan dilakukan. Sebelum
dilakukan  pemanenan,  dilakukan  terlebih  dahulu  pengamatan  pada  buah  yang akan  dipanen.  Hal  ini  dilakukan  untuk  memperoleh  buah  yang  sesuai  tingkat
kematangan  dan  waktu  pemetikan  yang  tepat.  Panen  belimbing  dewa  dilakukan tiga  kali  dalam  setahun,  yaitu  pada  bulan  Januari  hingga  Februari,  Mei  hingga
Juni dan September hingga Oktober.
Gambar 9. Pembungkus Buah Belimbing Dewa
Buah  belimbing  dewa  sudah  dapat  di  panen  ketika  telah  memasuki  indeks kematangan buah IV hingga VI. Indeks kematangan IV dipilih dengan tujuan agar
buah tidak cepat busuk dalam proses penyimpanan. Ciri indeks kematangan buah dapat dilihat pada Tabel 9.
Produktivitas  tiap  pohon  pertahun  yang  diharapkan  dicapai  dari  penerapan SOP belimbing dewa Kota Depok  adalah:
  Umur 2-4 tahun : ≤ 500 buahpohontahun
  Umur 5-9 tahun : 500-1200 buahpohontahun   Umur 15 tahun:
≥ 2.000 buahpohontahu
63
Tabel 9. Ciri-Ciri Indeks Kematangan Buah Belimbing Dewa di Kota Depok
Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok, 2007
Rata-rata  hasil  panen  petani  belum  sesuai  dengan  target  mutu  dan produktivitas  yang diharapkan. Petani yang memiliki pohon berumur 5-20 tahun
rata-rata 800-2000 buah.
Gambar 10. Belimbing Dewa yang Siap Panen
Kegiatan berikutnya setelah panen berakhir adalah pemangkasan. Kegiatan pemangkasana  dibagi menjadi dua jenis yaitu kegiatan pemangkasan bentuk dan
kegiatan  pemangkasan  pemeliharaan.  Kegiatan  pemangkasan  bentuk  adalah kegiatan  membentuk  cabang  atau  ranting  tanaman  agar  mempunyai  tajk  yang
Indeks Kematangan Buah
Ciri-ciri Buah Belimbing Dewa Kegunaan
Indeks I Buah berwarna hijau tua
Buah belum siap panen Indeks II
Buah  berwarna  hijau  sedikit kuning
Untuk salad dan hiasan, ekspor  melalui  laut  dan
udara
Indeks III Buah
berwarna hijau
kekuningan Untuk salad dan hiasan,
ekspor  melalui  laut  dan udara
Indeks IV Buah
berwarna kuning
kehijauan Untuk
kue, cake,
hiasan,  jus,  dimakan segar
dan ekspor
melalui udara Indeks V
Buah berwarna kuning muda Untuk
juice dan
dimakan segar Indeks VI
Buah berwarna
kuning kemerahan
Untuk  dimakan  segar, juice  tidak  disarankan
untuk ekspor
Indeks VII Buah
berwarna merah
kekuningan orange tua Tidak  disarankan  untuk
ekspor tapi  masih dapat digunakan  untuk  bahan
olahan
64 diharapkan  dan  dengan  tujuan  agar  lebih  memudahkan  petani  dalam  melakukan
kegiatan pengolahan, perawatan dan pemanenan.
Gambar 11. Kegiatan Pemangkasan
Sedangkan  pemangkasan  pemeliharaan  adalah  memotong  cabang  atau ranting  tanaman  yang  tidak  produktif  dan  tidak  dikehendaki.  Hal  ini  bertujuan
untuk merangsang pembungaan, membuang ranting atau cabang yang mati, tunas air maupun cabang yang tidak produktif serta memudahkan sinar matahari masuk
sampai cabang-cabang terbawah. 4.
Lokasi Usaha Usaha budidaya belimbing dewa Kota depok terdapat di lima kecamatan di
Kota  Depok.  Diantaranya  Kecamatan  Pancoran  Mas,  Kecamatan  Sawangan  dan Kecamatan  Beiji  yang  memeiliki  produktivitas  tinggi.  Pelaku  usaha  budidaya
belimbing  dewa  memiliki  berbagai  alasan  untuk  mendirikan  usaha  di  lokasi tersebut, diantaranya adalah:
a  Lokasi Usaha Lokasi  usaha  budidaya  belimbing  dewa  Kota  depok  turut  mempengaruhi
jumlah produksi  belimbing dewa  yang dihasilkan. Keadaan tanah dan sumber air yang memadai, maka tanaman belimbing tersebut akan menampilkan semua
sifat  yang  dimiliki  secara  maksimal.  Belimbing  Dewa  berproduksi  maksimal pada    ketinggian  0-500  meter  diatas  permukaan  laut  dengan  keasaman  tanah
diantara  5,5  –  7,0.  Kedalaman  air  tanah  yang  ideal  untuk  pertumbuhan belimbing antara 50-200 cm. Hal ini sesuai dengan karakteristik agroekosistem
Kota  Depok  terutama  pada  Kecamatan  Pancoran  Mas,  Sawangan  dan  Beiji
65 yang  sangat  potensial  bagi  pengembangan  usaha  agribisnis  Budidaya
Belimbing Dewa. Selain  itu  petani  memilih  lokasi  Kecamatan  Pancoran  Mas,  Sawangan  dan
Beiji  karena  mereka  merupakan  warga  asli  daerah  tersebut  serta  tanaman belimbing sudah di tanaman di daerah Kota Depok sejak lama sebelum adanya
varietas Dewa. Para petani telah mencoba berbagai tanaman di daerah tersebut dan yang paling baik serta cocok produktivitasnya adalah belimbing
b Akses Menuju Lokasi Para petani  budidaya  belimbing dewa  memilih  lokasi di  Kecamatan Pancoran
Mas, Sawangan dan Beiji dikarenakan akses menuju ke lokasi tersebut mudah dijangkau. Dengan jalan utama yang telah beraspal dan akses kendaraan umum
yang  mudah didapat, seperti ojek untuk  jalur  yang  lebih  sempit dan angkutan umum  untuk  melalui  jalur  yang  lebih  lebar,  memudahkan  para  petani  atau
pihak  terkait  untuk  menuju  lokasi  usaha  budidaya  atau  melakukan  mobilisasi ke berbagai wilyah lainnya.
Kota  Depok  merupakan  kawasan  pertanian  budidaya  belimbing  dan  telah banyak  yang  mengetahuinya,  sehingga  para  petani  tidak  perlu  melakukan
pemasaran  lebih  banyak.  Selain  itu,  dilokasi  banyak  terdapat  pelaku  usaha budidaya  belimbing  dewa,  sehingga  para  petani  dapat  berinteraksi  secara
personal atau kelompok tani yang ada di wilayah untuk saling bertukar pikiran dan informasi mengenai usaha agribisnia budidaya belimbing dewa.
Lokasi  usaha  agribisnis  budidaya  belimbing  dewa  yang  berada  di  Kecamatan Pancoran Mas, Sawangan dan Beiji berada di dekat tempat tinggal para petani,
yang  jaraknya  kurang  lebih  200  meter,  sehingga  mempermudah  petani  untuk melakukan aktivitas di kebun.
c  Letak Pasar Pasar  tujuan  dari  belimbing  dewa  adalah  Jakarta,  Jawa  dan  Sumatera.  Petani
tidak  mengetahui  pasar  tujan  mereka  secara  pasti  dikarenakan  petani mempercayakannya  kepada  pengumpul  untuk  memasarkan.  Para  pengumpul
langsung  mengambil  belimbing  dewa  yang  telah  dipanen  di  kebun  petani. Setelah  itu  barulah  belimbing  dewa  dipasarkan  ke  berbagai  wilayah.
66 Pengumpul  mengambil  menggunakan  mobil,  sehingga  para  petani  tidak
mengeluarkan biaya transportasi. d Letak Sumber Bahan Baku
Sumber  bahan  baku  utama  yang  digunakan  pada  usaha  budidaya  belimbing dewa  Kota  Depok  seperti  pupuk  dan  obat-obatan  ,  relatif  mudah  untuk
didapatkan.  Rata-rata  petani  membeli  bahan  baku  di  sekitar  lokasi  usaha.  Di setiap  Kecamatan  banyak  dijumpai  pelaku  agribisnis  yang  menyiapkan
kebutuhan  pertanian  yang  harganya  terjangkau.  Namun  ada  beberapa  petani yang  membeli  bahan  baku  ke  daerah  yang  cukup  jauh,  yaitu  Parung  dengan
alasan harga yang lebih murah. Untuk pupuk kandang, petani membelinya pada pelaku usaha peternakan kambing yanag ada diwilayah Kota Depok.
e  Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada, dimiliki peternak untuk mendukung kelancaran
usaha  peternakan  yang  dijalankan.  Sarana  dan  prasarana  tersebut  antara  lain adalah:
1  Layout Gudang Gudang  peralatan  dan  bahan  baku  usaha  belimbing  dewa  Kota  Depok
terletak  di  perkebunan  belimbing  dan  beberapa  petani  ada  yang  lokasi gudangnya  di  samping  rumah.  Pemilihan  gudang  di  samping  rumah,
disebabkan lahan yang dimiliki oleh petani adalah lahan pekarangan rumah yang  belum  termanfaatkan.  Untuk  gudang  yang  terletak  di  kebun,
disebabkan  lahan  yang  sejak  awal  memang  digunakan  untuk  perkebunan belimbing.
2  Suplai Tenaga Kerja Suplai  tenaga  kerja  berasal  dari  masyarakat  yang  tinggal  di  sekitar  lokasi
usaha  budidaya.  Beberapa  tenaga  kerja  masih  ada  ikatan  saudara  dengan pelaku  usaha.  Kemudahan  untuk  memperoleh  suplai  tenaga  kerja  tersebut
memberikan  keuntungan  tersendiri  bagi  petani,  karena  dapat  mengurangi biaya untuk melakukan pencarian tenaga kerja.
Berdasarkan  analisis  tersebut,  dapat  dikatakan  bahwa  secara  teknis  usaha budidaya  belimbing  dewa  Kota  Depok    dengan  pengembangan  pola  produksi
melalui  SOP  layak  untuk  dijalankan.  Hampir  disetiap  kriteria  pada  aspek  teknis,
67 tidak  terdapat  kendala  dan  permasalahan  yang  menghambat  jalannya  usaha.
Permasalahan seperti mutu buah belimbing dewa dan hama yang menyerang dapat diatasi oleh para petani.
6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum