93 3. Dampak adanya risiko volume produksi dan risiko harga output pada
usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan SOP di Kota Depok terhadap kelayakan usaha yaitu pada setiap kondisi, usaha tetap
layak untuk dijalankan secara finansial. Hal ini dilihat dari kriteria investasi dari masig-masing skenario risiko. Sementara itu, tingkat risiko
tertinggi terdapat pada risiko produksi dengan nilai koefisien variasi sebesar 0,571 sementara risiko harga memiliki nilai koefisien variasi yang
lebih kecil yakni 0,279.
7.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat saran yang dapat dijadikan rekomendasi bagi usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui
SOP di Kota Depok, yaitu: 1. Usaha belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP di Kota
Depok Layak untuk dijalankan meskipun pendapatan yang didapat petani tidak tinggi. Oleh karena itu perlu upaya pengaturan, dimana penanaman
belimbing pada lahan yang berbeda sehingga petani tidak mengandalkan pendapatan dari satu musim panen.
2. Risiko produksi yang dialami petani memiliki kemungkinan terjadi yang lebih besar dibandingkan dengan risiko harga, sehingga perlu dikelola
dengan baik. Salah satunya dengan memperhatikan kondisi pohon. Sebaiknya pohon yang ditanam ukurannya tidak dibiarkan terlalu tinggi.
3. Dalam menghadapi risiko harga, perlu adanya upaya untuk meningkatkan daya tawar bagi petani. Hal ini dimaksudkan agar petani dapat menetapkan
harga jual sehingga pendapatannya sesuai dengan usaha yang dilakukan. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kelompok tani dan
koperasi. Kelompok tani tidak lagi sebatas menjadi tempat sharing saja. Selain itu koperasi lebih memperluas pemasarannya dan tidak lagi
mengkuota belimbing yang dijual petani ke koperasi. 4. Para petani sebaiknya mulai menerapkan pertanian organik. Dengan
pertanian organik petani akan meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk pestisida sehingga manfaat keuntungan yang diperoleh petani akan
lebih tinggi.
94 5. Dalam melakukan pengembangan melalui SOP di Kota Depok perlu upaya
dari pemerintah agar pengembangan usaha tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana strategis pemerintah. Pemerintah hendaknya memberikan
penyuluhan secara intensif kepada petani baik dari segi budidaya hingga pemasaran sehingga petani dapat memperoleh informasi baru yang
menyangkut usaha belimbing dewa dan petani dapat menerapkan SOP dengan sebaik-baiknya.
95
DAFTAR PUSTAKA
Clive G. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia. Dinas Pertanian Kota Depok. 2007. Profil Belimbing Kota Depok. Depok: Dintan
Kota Depok. Dinas Pertanian Kota Depok.2007. Standar Operasional Prosedur Belimbing
Dewa Kota Depok. Depok: Dintan Kota Depok. Fleisher B. 1990. Agricultural Risk Management. London : Lynne Rienner
Publisher, Inc. Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo, Slamet
dan Komet Mangiri, penerjemah; Jakarta : UI Press. Terjemahan dari: Economic Analysis of Agriculture.
Haris A. 2008. Strategi Pemasaran Belimbing Manis di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok [skripsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Husen HA. 2006. Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Pemasaran Buah
Belimbing Depok Varietas Dewa-Dewi : Kasus Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Husnan S, Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Pencetak AMP YKPN.
Kadariah, Karlien L, Clive G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Indonesia.
Kasmir, Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Kencana. Nazir M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Ningsih GM. 2009. Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Tanaman Apel di Malang [jurnal]. Malang: Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah, Malang. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Butt
Design Printing. Nurmarita A. 2010. Kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah Dengan
Pemanfaatan Limbah Untuk Menghasilkan Biogas pada Kondisi Risiko Studi Kasus: Reaktor skala 7 m
3
, KUD Giri Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
96 Pemkot Depok. 2006. Program Pengembangan Belimbing Sebagai Icon Kota
Depok. Depok: Pemkot Depok Pemkot Depok. 2007. Depok Dalam Angka. Depok: Pemkot Depok.
____________. 2008. Depok Dalam Angka. Depok: Pemkot Depok. Pemkot Depok. 2008. Kecamatan Dalam Angka. Depok: Pemkot Depok.
Pinus. 1992. Bertanam Belimbing. Jakarta: Penebar Swadaya. Rosiana N. 2008. Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Akarwangi
Andropogon zizanoid di Kabupaten Garut [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Sidauruk R. 2005. Perbandingan Efektivitas Biaya dan Kelayakan Finansial Industri Kecil Tahu [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Sofyan I. 2005. Manajemen Risiko. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Subagyo A. 2007. Studi Kelayakan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta : C.V
Andi offset. Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Tim Penulis Penebar Swadaya. 1992. 13 Jenis Belimbing Manis. Jakarta: Penebar
Swadaya. Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Utami NL. 2008. Analisis Kelayaan Usaha Serbuk Minuman Instan Berbasis Tanaman Obat Studi Kasus: Koleksi Tanaman Obat dan Spa Kebugaran
SYIFA, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Weston, et al. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Zamani A. 2008. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usaha Tani Belimbing Depok Varietas Dewa-Dewi [skripsi].
Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
www.ristek.go.id
97
LAMPIRAN
98
Lampiran 1. Peta Kota Depok
99
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN RISIKO USAHA BELIMBING DEWA DI
KOTA DEPOK DENGAN PENGEMBANGAN PERBAIKAN POLA PRODUKSI MELALUI SOP GAP
Identitas Responden Petani Nama Responden :
TelponHP : Alamat Responden :
Tanggal Wawancara:
Peneliti, Alwiyah
H34070054
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
No Responden
100
BOGOR
2011 A. KARAKTERISTIK PETANI
1. Nama : …........................ 2. Jenis Kelamin : LP
3. Umur : …… Tahun 4. Pendidikan : 1. Tidak sekolah 3.SLTP 5. Univ
2. SD 4. SMU 5. Kursuspelatihan yang
pernah diikuti : …………………. 6. Pekerjaan Utama :
7. Pengalaman Usaha Budidaya Belimbing Dewa : ................. Tahun
8. Jumlah Anggota Keluarga : ................. Orang
B. PERTANAMAN BELIMBING DEWA
1. Status Kepemilikan Usaha : 2. Tahun Pendirian Usaha :
3. Luas Lahan Awal: 4. Luas Lahan Saat Ini
5. Jumlah Pohon Awal : 6. Jumlah Pohon Saat Ini :
7. Status Kepemilikan Lokasi Produksi : 8. Intensitas Produksi Belimbing Per Panen : kgpanen
C. FINANSIAL 1. Komponen Outflow
1.1. investasi Uraian