6 teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, lingkungan, serta
finansial. Aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budidaya,
serta lingkungan merupakan aspek non finansial yang akan dipaparkan secara deskriptif. Sedangkan aspek finansial akan dipaparkan secara kuantitatif. Adapun
teknik yang digunakan untuk menilai kelayakan finansial adalah melalui
perhitungan kriteria investasi tanpa memasukkan risiko serta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh adanya perubahan komponen manfaat dan biaya dari usaha
budidaya belimbing dewa terhadap kelayakan usaha, dilakukan analisis skenario dimana melibatkan unsur ketidakpastian dan risiko yang ada kedalam perhitungan
secara finansial. Berdasarkan ulasan diatas, maka pembahasan akan dibatasi pada masalah:
1. Bagaimana kelayakan usaha pembudidayaan belimbing dewa dengan
pengembangan melalui SOP di Kota Depok dilihat dari aspek non finansial?
2. Bagaimana kelayakan usaha pembudidayaan belimbing dewa dengan
pengembangan melalui SOP di Kota Depok secara finansial? 3.
Bagaimana dampak adanya risiko volume produksi dan harga terhadap kelayakan usaha pembudidayaan belimbing dewa dengan pengembangan
melalui SOP di Kota Depok secara finansial?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah usaha pembudidayaan belimbing dewa dengan
pengembangan melalui SOP di Kota Depok layak diusahakan dilihat dari aspek non finansial.
2. Menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya belimbing dewa dengan
pengembangan melalui SOP di Kota Depok. 3.
Menganalisis dampak adanya risiko volume produksi dan harga terhadap kelayakan usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui
SOP di Kota Depok.
7
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu :
1. Bagi penulis, nantinya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan berguna untuk mengembangkan daya analisis kelayakan
finansial usaha berdasarkan konsep studi kelayakan usaha. 2. Bagi petani budidaya belimbing dewa, penelitian diharapkan dapat
memberikan informasi dalam melakukan pertimbangan usaha agar petani mencapai tujuan usaha yaitu memperoleh keuntungan yang
maksimal. 3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam menetapkan kebijakan komoditi di era globalisasi dan berbasis pada ekonomi lokal pada khususnya dan pemberdayaan
masyarakat dan sumberdaya yang tersedia pada umumnya, khususnya terkait dengan pengembangan komoditas belimbing manis secara
komersial dimasa yang akan datang. 4. Bagi investor atau pembaca, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
salah satu referensi dalam mempertimbangkan penanaman modal pada usaha budidaya belimbing dewa.
5. Bagi akademisi, penelitian ini sebagai informasi dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup kajian kelayakan dari aspek non finansial maupun finansial usaha budidaya belimbing dewa yang menerapkan SOP Standar
Operasional Prosedur dengan memasukkan unsur risiko dan ketidakpastian berupa risiko produksi dan risiko harga dalam analisis. Penelitian dilakukan
hanya di 3 kecamatan di Kota Depok yaitu kecamatan sawangan, Pancoran Mas dan Beji. Hal ini dikarenakan 3 kecamatan tersebut memiliki produktivitas dan
luas lahan belimbing manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan 3 kecamatan lain seperti Limo, Cimanggis, dan Sukmajaya yang juga merupakan sentra
produksi belimbing di Kota Depok. Sehingga daerah ini memiliki potensi lokasi yang baik untuk mengembangkan agribisnis tanaman belimbing dewa.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Belimbing