Kerangka Pemikiran Operasional Analisis kelayakan usaha budidaya belimbing dewa pada kondisi risiko di kota Depok

30 kurang menyenangkan, merugikan, membahayakan dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko juga dapat diartikan sebagai sebuah situasi dimana terdapat ketidakpastian yang akan mempengaruhi suatu usaha atau pengambil keputusan dan melibatkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan atau kerugian. Ketidakpastian adalah sebuah situasi dimana pengambil keputusan tidak mengetahui hasil dari setiap tindakan ketika keputusan dibuat, hal ini dikarenakan dalam sebuah tindakan memiliki lebih dari satu peluang Fleisher, 1990. Semua usaha yang dijalankan mengandung risiko, namun dengan kadar yang berbeda. Semakin tinggi risiko yang dihadapi maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang akan diperoleh, begitupun sebaliknya. Walaupun risiko selalu ada, namun risiko dapat diperkirakan dengan data dan informasi yang relevan Suratman, 2002. Menurut Weston et al 1995, tedapat teknik unutk menganalisis risiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan atas skenario dasar semacam situasi normal dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”, teknik ini disebut sebagai analisis skenario. Pada analisis ini tidak hanya sensitivitas NPV terhadap perubahan-perubahan variabel kunci yang diketahui namun juga rentangan range dari nilai-nilai variabel yang sangat memungkinkan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian dilatarbelakangi semakin tingginya permintaan akan buah belimbing dewa yang banyak dikembangkan di Kota Depok. Buah belimbing khususnya belimbing dewa merupakan salah satu komoditas unggulan Kota Depok, bahkan pemerintah telah mencanangkan buah ini menjadi icon atau maskot kota. Pengembangan belimbing di Depok saat ini tidak lagi bersifat ekstensifikasi lagi mengingat keterbatasan lahan, tetapi lebih difokuskan pada pola intensifikasi dengan perbaikan pola produksi melalui SOP. Selain itu, pengembangan melalui SOP ini dilakukan karena belum adanya kepastian jumlah kuantitas, kualitas dan kesinambungan buah yang diperdagangkan. Pengembangan usaha melalui SOP baru berjalan kurang lebih selama 3 tahun, dan belum diketahui dengan pasti kelayakannya. Sehingga, perlu dianalisis secara lebih lanjut karena analisis kelayakan ini penting untuk dilaksanakan dalam 31 upaya menarik para investor serta petani dan warga sekitar untuk melakukan usaha budidaya belimbing dewa melalui SOP. Perlu diketahui apakah pemberlakuan SOP memiliki dampak positif dan dapat tetap dijalankan. Analisis kelayakan dilakukan secara menyeluruh yaitu terhadap usaha budidaya belimbing dewa yang menerapkan SOP. Aspek yang dibahas terdiri dari dua bagian yaitu aspek non finansial yang mencakup aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, serta lingkungan. Aspek-aspek nonfinansial akan dipaparkan secara deskriptif. Sedangkan aspek finansial akan dilakukan dengan menggunakan perhitungan kriteria investasi yang terdiriri dari NPV, IRR, Net BC, serta Payback Period. Setelah analisis dilakukan, selanjutnya dapat diketahui apakah usaha budidaya Belimbing Dewa Kota Depok melalui SOP layak diusahan atau tidak. Bila analisis menunjukkan kelayakan, maka usaha budidaya Belimbing Dewa Kota Depok dengan pengembangan pola produksi melalui SOP layak untuk dijalankan da selanjutnya dapat berkembang menjadi agribisnis perkotaan. Bila tidak layak, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap usaha budidaya Belimbing Dewa melalui SOP yang sedang berjalan. Dalam menjalankan setiap usaha, para pelaku usaha sering dihadapkan pada situasi risiko dimana terdapat perubahan atau penyimpangan yang terjadi pada usaha diluar dari keadan yang diperkirakan sebelumnya. Demikian halnya dengan usaha budidaya belimbing dewa yang rentan akan risiko. Risiko yang terdapat pada usaha budidaya belimbing dewa ini adalah volume produksi dan harga output. Pada pengukuran tingkat risiko , tidak memeperhitungkan risiko harga input. Hal ini dikarenakan bibit Belimbing Dewa sendiri tidak mempengaruhi tingkat risiko yang signifikan. Bibit tidak secara signifikan mempengaruhi risiko, dikarenakan penggunaan bibit hanya dilakukan pada tahun pertaman saja, selanjutnya jika ingin mendapatkan bibit dapat diperoleh dari pohon yang telah ada dengan cara pencangkokkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dilakukan analisis skenario yang dapat digunakan untuk melihat variasi perubahan yang paling mempengaruhi suatu usaha, yang berasal dari berbagai risiko yang telah terjadi selama jalannya usaha. 32 Gambaran yang lebih jauh mengenai penelitian yang dilakukan dan tahapan analisis, dapat dilihat pada Gambar 1.  Produksi dan permintaan meningkat  Potensi Sumber Daya Alam  Pencanangan belimbing dewa sebagai ikon Kota Depok Keterbatasan lahan akibat perubahan fungsi lahan untuk non pertanian Pengembangan pola intensifikasi dengan perbaikan pola produksi melalui SOP Analisis Kelayakan Usaha Aspek Finansial • NPV • IRR • Net BC • Payback Period Aspek Non-Finansial • Aspek Pasar • Aspek Teknis • Aspek Manajemen Hukum • AspekSosial-ekonomi-budaya • Aspek Lingkungan Perhitungan Risiko dengan Analisis Skenario • E NPV • Standar Deviasi • Koefisien Variasi Layak Tidak Layak Dapat diusahakan dikembangkan sebagai agribisnis perkotaan Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional Risiko Usaha  Risiko produksioperasional  Risiko Pasar harga output Lakukan evaluasi 33 IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu