27 undang, termasuk didalamnya adalah mascot fauna Propinsi Kalimantan
Barat yaitu Enggang Gading Buceros vigil dan 24 jenis merupakan jenis endemik untuk Borneo.
Keanekaragaman jenis herpetofauna amphibia dan reptilia di TNBK cukup tinggi. Dari sekitar 1.500 specimen yang berhasil dikumpulkan, 103
jenis diantaranya telah dapat diidentifikasi yang terdiri dari: 51 jenis amphibi, 26 jenis kadal, 2 jenis buaya, 3 jenis kura-kura dan 21 jenis ular. Hal yang
menarik adalah ditemukannya salah satu jenis yang tergolong katak terkecil di dunia yaitu Leptobrachella myorbergi yang ukuran dewasanya kurang dari
satu cm.
1.9. Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan
Penduduk yang bermukim di sekitar kawasan daerah penyangga dan di dalam kawasan Taman Nasional Betung Kerihun pada umumnya adalah
suku Dayak. Terdapat 7 tujuh etnis masyarakat Dayak yang bermukim di sekitar kawasan TNBK, yaitu Dayak Iban dan Dayak Tamambaloh di bagian
barat kawasan; suku Dayak Taman Sibau, Dayak Kantu Dayak Kayaan,
Bukat di bagian tengah dan suku Dayak Punan di bagian timur kawasan.
Terdapat 12 desa yang terbagi dalam 34 dusun penyangga terdekat yang berada di dalam dan sekitar kawasan TNBK. Di bagian barat kawasan TNBK
terdapat Desa Manua Sadap dan Desa Pulau Manak Kecamatan Embaloh Hulu. Di Bagian Tengah terdapat Desa Sibau Hulu, Sibau Hilir, Nanga
Nyabau dan Benua Tengah untuk DAS Sibau dan Desa Datah Diaan, Padua Mendalam, Harapan Mulia di DAS Mendalam. Sementara itu di bagian timur
terdapat Desa Bungan Jaya, Desa Beringin Jaya dan Desa Tanjung Lokang, dimana Desa Bungan Jaya dan Tanjung Lokang berada di dalam kawasan
TNBK. Sebagian besar mata pencaharian mereka tergantung pada sumber daya alam sekitar tempat tinggal mereka, diantaranya sebagai peladang,
pemungut gaharu, pemungut tengkawang, pemburu dan pencari ikan BB TNBK 2009.
28
1.10. Organisasi
1.10.1. Struktur Organisasi
Pengelolaan Taman
Nasional Betung
Kerihun berada
dalam tanggungjawab Unit Pelaksana Teknis UPT Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam PHKA, Departemen Kehutanan. Sejak kawasan konservasi ini ditetapkan, UPT yang
bertanggungjawab langsung akan pengelolaan TNBK telah beberapa kali mengalami perubahan struktur organisasi, yakni : Sub Balai Konservasi
Sumber Daya Alam KSDA Kalimantan Barat 1995 – 1997; Unit
Taman Nasional TNBK 1997-2002; Balai TNBK 2002 – 2007 dan
Balai Besar TNBK sejak bulan Februari 2007 hingga saat ini. Pada tahun 2007, melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03Menhut-II2007
Tanggal 1 Februari 2007 Balai TNBK kembali mengalami kenaikan tingkat Eselon dengan menjadi instansi setingkat Eselon II b Balai Besar
TN tipe B. Struktur organisasi Balai Besar TNBK dapat dilihat pada
Gambar 4. 1.10.2. Pembagian Wilayah Kerja
Kantor pusat Balai Besar TNBK BBTNBK bertempat di Kota Putussibau yang merupakan ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat. Dengan perkembangan struktur organisasi sebagai balai besar, BTNBK melakukan pembagian wilayah kerja organisasinya sebagai
berikut :
1. Bidang Pengelolaan TN Wilayah I
Kantor Bidang Pengelolaan TN Wilayah I berlokasi di Desa Pulau Manak, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu. Wilayah
kerja Bidang Pengelolaan TN Wilayah I meliputi DAS Embaloh dan DAS Sibau. Seksi Pengelolaan TN SPTN Wilayah I yang berada di
bawah koordinasi Bidang Pengelolaan TN Wilayah I berlokasi di Lanjak, yang merupakan pintu perbatasan antara Indonesia dan
Malaysia. SPTN I ini memiliki wilayah kerja meliputi DAS Embaloh dengan 1 satu Resort Sadap. Sementara itu, SPTN II yang juga berada
dalam koordinasi Bidang Pengelolaan TN Wilayah I berlokasi di