Bidang Pengelolaan TN Wilayah I

32 Gambar 5 Citra landsat TNGGP 2.2. Aksesibilitas Cara mencapai Kawasan TNGGP Jakarta - Bogor - Cibodas, ± 100 km ±; 2,5 jam Bandung - Cipanas - Cibodas, ± 89 km ± 2 jam Bogor - SelabintanaSitugunung, ± 6075 km ± 2 jam

2.3. Topografi

Kawasan TNGGP merupakan rangkaian gunung berapi, terutama Gunung Gede 2.958 dpl dan Gunung Pangrango 3.019 m. dpl. Topografi bervariasi mulai dari landai hingga bergunung, dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 m dpl. Jurang dengan kedalaman sekitar 70 m banyak dijumpai di kedua kawasan tersebut. Sebagian besar kawasan TNGGP merupakan dataran tinggi tanah kering dan sebagian kecil merupakan daerah rawa, terutama di daerah sekitar Cibeureum yaitu rawa Gayonggong. Pada bagian selatan kawasan yaitu daerah Situgunung, memiliki kondisi lapangan yang berat karena terdapat bukit-bukit seperti bukit Masigit dengan 33 kelerengan 20-80. Kawasan Gunung Gede yang terletak di bagian Timur dihubungkan Gunung Pangrango oleh punggung bukit yang berbentuk sadel, sepanjang ± 2.500 meter dengan sisi-sisnya yang membentuk lereng-lereng curam berlembah menuju daratan Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

2.4. Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmid-Ferguson, TNGGP termasuk ke dalam tipe iklim A curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu TNGGP merupakan salah satu daerah terbasah di Pulau Jawa. Suhu udara rata-rata di puncak gunung antara 10° - 18° C pada siang hari dan pada malam hari 5 C. Musim hujan berlangsung pada bulan Oktober sd Mei. Curah hujan tahunan berkisar antara 3000 - 4.000 mm per tahun dengan curah hujan rata-rata per bulan 200 mm dan meningkat sampai 400 mm pada bulan Desember sd Maret. Kelembaban udara berkisar 80 - 90.

2.5. Hidrologi

Berdasarkan peta hidro-geologi Indonesia Skala 1:250.000 yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan tahun 1986, sebagian besar kawasan TNGGP merupakan akuifer daerah air tanah langka dan sebagian kecil merupakan akuifer produktif sedang dengan sebaran yang luas. Umumnya air tanah tidak tertekan dengan debit airnya kurang dari 5 literdetik. Daerah paling produktif kandungan sumber air tanahnya adalah daerah kaki Gunung Gede, yaitu daerah Cibadak Sukabumi dengan mutu air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum selain untuk air irigasi BBTNGGP 1995. Pola aliran sungai-sungai yang berada dalam kawasan TNGGP secara umum membentuk pola radial. Seperti halnya di daerah rangkaian pegunungan, sungai-sungai tersebut memisahkan punggung-punggung bukit dan membentuk sungai yang lebih lebar di daerah bawah. Dikaitkan dengan curah hujan tahunan yang tinggi rata-rata 2000 – 4200 mm, maka sebagian besar sungai-sungai di dalam kawasan TNGGP merupakan sungai abadi dengan mata air yang mempunyai debit rata-rata lebih kecil dari 10 literdetik. Hanya sungai-sungai di lereng Selatan Gunung Gede Pangrango yang bersatu