Sarana dan Prasarana Pengamanan

22 ke Dusun Tanjung Lokang dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam BB TNBK

2009. 1.3. Topografi

Keadaan topografi TNBK sebagian besar berbukit dan bergunung serta sedikit dataran dengan ketinggian tempat berkisar antara 150 m sampai dengan sekitar 2.000 m dari permukaan laut. Kawasan bukit dan gunung terdiri dari rangkaian pegunungan Kapuas Hulu di bagian Utara yang berbatasan dengan Sarawak dan di bagian Timur adalah pegunungan Muller yang berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur. Kawasan TNBK terbagi atas beberapa kelompok ketinggiannya terbesar pada kisaran 200 - 500 m sebanyak 38.51, diikuti oleh kisaran 500 - 700 m sebanyak 28.14, 700 - 1.000 m sebanyak 15.90 , 1.000 - 1.500 m sebanyak 11,19, lebih rendah dari 200 m sebanyak 5,34, dan yang berketinggian diatas 1.500 m dari permukaan laut hanya 0,92. Sebagian besar kawasan ini 61,15 mempunyai kelerengan yang terjal di atas 45 dan yang berlereng diantara 25 - 45 sebanyak 33,08 dari luas kawasan, serta hanya sebanyak 5,77 yang berlereng dibawah 25. Jadi TNBK hampir tidak mempunyai daerah landai kecuali pada lembah-lembah sungai yang relatif sempit BBTNBK 1999.

1.4. Iklim

Secara garis besar iklim di kawasan TNBK adalah tipikal iklim Kalimantan daerah pedalaman yang sangat basah. Mengacu pada stasiun pencatat terdekat yaitu Putussibau alt. 50 m dpl dari tahun 1974 sampai dengan tahun 1996, data curah hujan aktual pertahun berkisar antara 2.863 - 5.517 mm dengan jumlah hari hujan 120 - 309 per tahun. Bulan yang agak kering adalah antara bulan Juni - September walaupun jumlah curah hujannya masih diatas 100 mm setiap bulan. Tahun yang terkering terjadi pada tahun 1976 dengan curah hujan 2.863 mm dan hari hujan 120 per tahun. Sedangkan tahun terbasah terjadi pada tahun 1988 dengan curah hujan 5.517 mm dan hari hujan 184 per tahun. Tahun 1995 juga istimewa karena hari hujannya sebanyak 309, walaupun curah hujannya hanya 4.804 mm per tahun. Menurut 23 Schmidt Ferguson hal seperti ini termasuk iklim selalu basah type A dengan nilai Q = 2.6. Tipe dan pola iklim di kawasan Putussibau nampak tidak banyak berubah dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini terlihat bila dibandingkan dengan data Berlage Jr. 1949 yang mencatat data selama 40 tahun 1902 - 1941 menunjukan bahwa curah hujan rata-rata per tahunnya adalah 4.341 mm dengan jumlah hari hujan 182.2 per tahun. Berdasarkan data tahun 1974 - 1996 dari Bandara Pangsuma Putussibau pun menghasilkan nilai yang mirip yakni curah hujan 4.201 mm dengan jumlah hari hujan 177.8 per tahun. Hal ini menggambarkan bahwa iklim di sekitar TNBK tidak banyak berubah selama kurun waktu hampir 100 tahun BBTNBK 1999.

1.5. Hidrologi

Sistem hidrologi di kawasan TNBK cukup unik dengan ratusan jaringan sungai kecil dan besar yang termasuk dalam sistem besar Daerah Aliran Sungai DAS Kapuas. DAS Kapuas sendiri meliputi area seluas 9.874.910 hektar atau sekitar 67 dari Propinsi Kalimantan Barat yang seluas 14.680.700 hektar. Secara keseluruhan TNBK mempunyai lima bagian Sub DAS yaitu Sub DAS Embaloh di barat, Sub DAS Sibau-Menjakan dan Sub DAS Mendalam di bagian tengah, serta Sub DAS Hulu KapuasKoheng dan Sub DAS Bungan di bagian timur. Berdasarkan pola dan kerapatan aliran sungai dari analisis foto udara skala 1:25.000 serta dipadukan dengan struktur geologinya, kawasan TNBK dapat dibagi menjadi 13 unit bentang lahan terrain unit atau satuan ekologi ecological unit yang berbeda. Bentukan pola aliran sungai ini disebabkan oleh kelurusan-kelurusan yang dapat berupa patahan-patahan ataupun kekar- kekar. Seperti telah disebut dimuka, sungai-sungai di TNBK banyak yang dramatis dengan jurang yang terjal dan licin serta berlantai dasar batuan induk hitam akibat aktivitas vulkanik pada post-Eocene. Salah satu diantaranya adalah Sungai Embaloh yang batuan dasar sungainya berumur sangat tua dan tertanam dalam pada bagian lipatan yang curam dari batuan basalt dan andesit.