. Keanekaragaman Flora Keanekaragaman Fauna Keadaan Sosial Ekonomi

39 ke Banyuwangi. Dari Banyuwangi kemudian dilanjutkan menuju DambuntungPasaranyar dengan kendaraan umum BTNAP 1998.

3.3. Topografi

Kawasan TNAP terdiri dari daerah pantai, daratan dan rawa, daerah daratan hingga daerah perbukitan dan pegunungan, dengan ketinggian tempat dari 0 – 322 dpl dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis. Daerah pantai di TNAP melingkar mulai dari Segoro Anak Grajagan sampai Muncar dengan panjang garis pantai 108 km. Kelerengan kawasan mulai daerah datar 0 - 8 seluas 10.554 ha, landai 8 - 15 seluas 19.474 ha, agak curam 15 - 25 seluas 11.091 ha, serta curam 25 - 40 seluas 2301 ha B TNAP 2009. Gambar 7 Citra landsat TNAP 3.4. Iklim Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim kawasan Taman Nasional ini termasuk dalam tipe curah hujan E Q 100 – 167 dengan rata- rata curah hujan tahunan berkisar antara 100 - 1500 mm. Makin ke arah 40 bagian barat wilayah tersebut curah hujan semakin tinggi. Temperatur berkisar antara 22 - 31ºC dan pada musim kemarau panas suhu udara dapat mencapai 37º. Kelembaban udara berkisar antara 40-85. Angin yang berpengaruh di kawasan TNAP khususnya di wilayah Semenanjung Purwo adalah angin musim yaitu angin musim Barat yang basah dan angin musim Timur yang kering. Angin musim Barat terjadi pada bulan Oktober – April, dan berakibat musim hujan yang berlangsung pada bulan Oktober – April. Sementara itu angin musim Timur berlangsung pada Bulan April – Oktober dan pada saat itu terjadi musim kemarau BTNAP

1998. 3.5. Hidrologi

Jaringan sungai di kawasan TNAP berpola radial karena leher semenanjungnya menyempit. Aliran airnya langsung mengarah ke laut Samudera Hindia dan Selat Bali. Sungai di kawasan Alas Purwo, secara umum berupa sungai-sungai kecil aliran kurang dari 10 m dengan panjang kurang dari 5 km, namun jumlahnya sangat banyak sekitar 70 buah. Beberapa sungai seperti Sunglon Ombo dan Sungai Pancur berhubungan dengan sungai kawasan tanah yang mengalir di bawah kompleks perbukitan lipatan kapur daerah karst. Sungai Pancur mengalir dari sungai bawah tanah gua Istana dimanfaatkan untuk keperluan pengelolaan TNAP, terutama Pos Rowobendo, Pesanggrahan, Triangulasi dan Pos Pancur. Sungai yang ukurannya relatif besar Sungai Kemiri, Sungai Pail dan Sungai Paluh Agung dan Sungai Segoro Anak terdapat di daerah Bedul – Rowobendo, dimana aliran airnya mengumpul di bagian hilirnya dan membentuk daerah berawa. Sungai yang mengalir sepanjang tahun hanya terdapat di bagian Barat Taman Nasional yaitu Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Pada musim penghujan muara sungai jebol dan sungai mengalir jernih, Sungai Pancur mengalir sepanjang tahun yang pada musim kemarau airnya berasa sadah dan musim penghujan berasa tawar. Di beberapa tempat air sumber dalam jumlah kecil dapat diperoleh dari sistem rekahan atau celahan dari lapisan lapuk tebal serta endapan alluvium tipis. Sumber air semacam ini dapat ditemui di blok