29 Tanjung Kerja, dengan wilayah kerja meliputi DAS Sibau dan DAS
Apalin. SPTN II memiliki 1 satu Resort Nanga Potan.
2. Bidang Pengelolaan TN Wilayah II
Kantor Bidang Pengelolaan TN Wilayah II berlokasi di Kedamin, Kecamatan Putussibau Selatan. Wilayah kerjanya meliputi DAS
Mendalam Dan DAS Kapuas Koheng. Tanggungjawab wilayah kerja ini didistribusikan kepada SPTN III dan IV, yang berlokasi di Tanjung
Karang dan Nanga Era. DAS Mendalam merupakan wilayah kerja dari SPTN III dan DAS Kapuas Koheng adalah wilayah kerja dari SPTN IV.
Di SPTN III dibentuk 1 satu buah Resort Nanga Hovat. Sementara itu untuk SPTN II dibentuk 2 dua buah resort yaitu Resort Bungan dan
Tanjung Lokang BB TNBK 2009.
Gambar 4 Struktur Organisasi Balai Besar TNBK
Kepala Balai Besar
Kepala Bagian Tata
Kepala Bidang Pengelolaan TN
Wilayah I
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Bidang Pengelolaan TN
Wilayah II Kepala Bidang
Teknis Ka, Sub
Bag Umum
Ka. Sub Bag Perencanaan
Kerjasama Ka. Sub
Bag Data, Humas
Evlap Kepala Seksi
Perlindungan Kepala Seksi
Pemanfaatan
Kepala Seksi Pengelolaan TN
Wilayah I Kepala Seksi
Pengelolaan TN Wilayah II
Kepala Seksi Pengelolaan TN
Wilayah IV Kepala Seksi
Pengelolaan TN Wilayah III
Ka. Resort PTN
Ka. Resort PTN Na.
Ka. Resort PTN Na.
Ka. Resort PTN Tj.
Ka. Resort PTN Na.
31
2. TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO
2.1. Letak dan luas
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah satu dari lima taman nasional pertama di Indonesia yang diumumkan pada tanggal 6 Maret 1980
oleh Menteri Pertanian. Tingginya keanekaragaman hayati yang dimilikinya, UNESCO menetapkan sebagai cagar Biosfer yang merupakan paru-paru
dunia. Taman nasional ini terletak di antara 10651 - 10702 BT dan 641 - 651 LS, secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur
dan Sukabumi. Ekosistem di dalamnya merupakan hutan tropis pegunungan yang relatif masih utuh terdiri dari dua puncak utama, yaitu Gunung Gede
2.958 m dpl dan Gunung Pangrango 3.019 m dpl. Secara administratif pemerintahan termasuk Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur, Propinsi
Jawa Barat. Sejarah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mempunyai posisi
dan peran penting dalam sejarah konservasi Indonesia. Sejarah konservasi di kawasan Gunung Gede Pangrango diawali dengan Cagar Biosfer Cibodas
oleh UNESCO melalui Program Man and Biosphere tahun 1977 dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP sebagai zona inti Cagar
Biosfer. Dilanjutkan dengan deklarasi Menteri Pertanian pada tanggal 6 Maret 1980, bahwa kawasan TNGGP ditetapkan sebagai Pelestarian Alam
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan luas 15.196 hektar. Kemudian pada tahun 1995 ditetapkan sebagai Sister Park. Melalui Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 174Kpts-II2003, tanggal 10 Juni 2003, luas TNGGP diperluas menjadi kurang lebih 21.975 hektar, yang
merupakan perluasan areal eks. Perum Perhutani. Dan atas dasar Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Nomor 002BAST
– HUKAMAS2009 Nomor 1237II-TU22009 tanggal 6 Agustus 2009 dan Perum Perhutani
Unit III Jawa Barat dan Banten Kepada BB TNGGP, luas kawasan yang diserahkan seluas 7.655 Ha. Dengan demikian total luas TNGGP adalah
22.851 Ha BB TNGGP 2009.