Biota Asosiasi Kawasan Konservasi

Karang lunak sendiri mempunyai struktur rangka namun berbeda dengan karang keras. Jika karang keras mempunyai kemampuan mengendapkan kalsium karbonat, maka karang lunak mengendapkan senyawa-senyawa protein dan kolagen yang tidak sekeras kalsium sehingga teksturnya lebih lunak dan dapat dibengkokkan PPTK 2007 menemukan beberapa jenis karang lunak di Pulau pasi diantaranya Capnella sp, Nephthea sp, Sinularia flexibilis, S. polydactila, S. Dura, Lobophytum sp, Lobophytum strictum, Sarcophytum glaucum, Lithophyton sp, Heteroxenia sp, Dendronephtea sp, Clavularia sp, dan Sarcophytum trocheliophorum. Sponge Dalam struktur taksonomi, sponge merupakan nama lain dari Filum Porifera. Sponge merupakan hewan multi seluler sederhana, tubuhnya terdiri dari dua lapis sel yang mengapit satu lapisan fibrous matrix. Dengan tubuh yang disellimuti oleh jutaan pori-pori, sponge merupakan hewan lunak yang menyerap air dan menyaring bahan organik dalam air laut sebagai makanannya filter feeder yang sangat efisien. Baik bentuk maupun warna dari sponge ini sangat beragam, mulai dari yang berbentuk seperti tabung, gumpalan, hingga seperti mangkok besar. Warnanya juga demikian, mulai dari cokelat pucat hingga merah menyala. Struktur sponge yang hanya ditopang oleh spikula-spikula fiber, membuat tubuhnya agak lentur, namun tetap dapat berdiri tegak dan kokoh. PPTK 2007 menemukan beberapa jenis sponge di Pulau Pasi diantaranya Theonella sp, Liosina sp dan Clathria sp, Xestospongia sp, Callyspongia aerizusa, dan Theonella swinhoei. Juga terdapat sponge dari kelas Demospongiae, seperti Phyllospogia sp dan Haliclona sp. Hydra dan Algae Hydra merupakan jenis yang perlu diwaspadai jika ingin menyelam di terumbu karang. Dengan kandungan nematosit yang cukup banyak dan kuat, hewan ini mampu membuat iritasi pada kulit bila tersentuh, bahkan dapat berakibat lebih buruk lagi. Bentuknya yang tidak begitu membahayakan dapat menipu pandangan. Seperti pada jenis bulu ayam Aglaophenia yang menyerupai helaian daun yang berwarna pucat, merupakan salah satu jenis hidra yang kuat jenis nematositnya. Jika terkena, kulit akan meradang dan mengalami pembengkakan yang cukup serius jika tidak segera ditangani. Begitu pula dengan jenis yang hidra yang lebih halus, Lytocarpus yang tampak seperti tulang daun. Walau tidak separah bulu ayam, namun sengatannya juga membuat iritasi yang berkepanjangan pada kulit. Salah satu golongan hidra lainnya yang merupakan satu-satunya menyerupai jenis karang keras adalah karang api Millepora. Sengatannya terasa seperti membakar kulit, sehingga disebut sebagai karang api. Bentuknya mirip dengan karang keras, namun hewan ini tidak termasuk dalam golongan karang keras yang pada umumnya tidak menyengat. Beberapa hydra yang teramati oleh PPTK 2007 adalah Millepora sp, Stylasterina, Isis hippuris, Junceella fragilis, Cirrhiphates sp, dan Subergorgia sp Beberapa jenis alga yang ditemukan adalah jenis Halimeda sp, coralline alga dan beberapa jenis alga coklat. Ekinodermata Hewan ekinodermata dapat ditemui di hampir semua ekosistem, namun keanekaragaman yang paling tinggi terdapat pada ekosistem terumbu karang. Hewan ekinodermata meliputi jenis hewan yang memiliki duri, terbagi atas 5 kelompok besar yakni bintang laut, bintang ular, lilia laut, bulu babi, dan teripang, dan kesemuanya dapat ditemui di ekosistem terumbu karang. Selain berduri, hewan Ekinodermata ini mempunyai struktur tubuh yang khas, yakni terdiri atas 5 bagian atau lempengan. PPTK 2007 menemukan beberapa ekinodermata di Pulau Pasi berupa Linckia laevigata, L. Guildingi, Ophionereis spp, Oxycomanthus sp, Comaster spp dan beberapa jenis teripang. Ikan Karang Komunitas ikan merupakan salah satu komponen utama dalam ekosistem terumbu karang karena didapatkan dalam jumlah terbanyak dan menyolok. Karena jumlahnya yang besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu, maka terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong hubungan yang ada di dalam ekosistem terumbu. Salah satu sebab tingginya keragaman spesies di terumbu karang adalah variasi habitat terumbu yang terdiri dari karang, daerah berpasirr, teluk dan celah, daerah alga, dan juga perairan yang dangkal dan dalam serta zona-zona yang berbeda yang melintas karang Nybakken, 1992. Secara komersial, ikan-ikan karang memegang peranan penting dalam sektor perikanan dan pariwisata English et al. 1997. Ikan karang mempunyai sifat teritorial, dimana mereka akan menentukan wilayah kekuasaannya sehingga jika mereka diusik oleh penyelam, beberapa saat kemudian akan datang kembali ke wilayah tersebut. Contohnya pada jenis ikan betok laut Pomacentrus, ikan giru Amphiprion dan ikan kepe-kepe Chaetodon. Sedangkan yang bersifat migratori atau senantiasa berpindah ekosistem antara lain hiu nursery shark Carcharinus. PPTK 2007 menemukan total spesies yang diamati pada semua stasiun adalah sekitar 213 jenis ikan karang dari 33 suku. Sebaran jumlah spesies pada tiap transek, didapatkan berkisar antara 10 – 70 jenis setiap stasiunnya. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di Pulau Pasi yang secara administratif masuk ke dalam Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Pulau ini merupakan Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD Kabupaten Kepulauan Selayar Gambar 2. Pengambilan data biofisik dilakukan di perairan Pulau Pasi sebanyak 10 stasiun pengamatan. Penentuan titik stasiun dilakukan secara sengaja purpose sampling dengan mempertimbangkan keterwakilan kawasan secara keseluruhan yang sesuai untuk tujuan penelitian. Sebelum menentukan stasiun penelitian maka dilakukan survey awal dengan cara berenang dipermukaan untuk melihat dan menilai secara langsung kondisi ekosistem terumbu karang yang ada di kawasan tersebut Rapid Rural Inventori RRI. Dalam penentuan stasiun penelitian, kondisi dan karasteristik sumberdaya yang ada di kawasan tersebut dianggap memiliki karasteristik yang sama sehingga dapat dikategorikan ke dalam satu stasiun penelitian. Satu stasiun penelitian tersebut kemudian diperkirakan luasnya dengan pertimbangan kondisi fisik dan bilogis sumberdaya yang ada pada kawasan tersebut. Dari hasil RRI, diperoleh 10 stasiun pengamatan yang berada di sisi selatan sebanyak 3 stasiun, sisi barat 5 stasiun, dan utara pulau 2 stasiun Tabel 3. Sisi timur pulau tidak dilakukan penelitian karena merupakan selat antara Pulau Pasi dan Pulau Selayar dengan kondisi biofisik terumbu yang sempit dan merupakan jalur pelayaran tradisional. Tabel 3 Titik koordinat stasiun penelitian di Pulau Pasi Stasiun Koordinat Keterangan Bujur Timur Lintang Selatan 1 120° 25 28.45 6° 12 21.29 sisi selatan Pulau Pasi 2 120° 25 5.73 6° 12 41.83 sisi selatan Pulau Pasi 3 120° 24 23.54 6° 12 51.30 sisi selatan Pulau Pasi 4 120° 23 36.53 6° 11 59.39 sisi barat Pulau Pasi 5 120° 23 22.75 6° 10 51.00 sisi barat Pulau Pasi 6 120° 23 31.45 6° 8 44.02 sisi barat Pulau Pasi 7 120° 24 0.77 6° 7 20.10 sisi barat Pulau Pasi 8 120° 24 12.60 6° 6 33.48 sisi barat Pulau Pasi 9 120° 25 7.18 6° 5 0.60 sisi utara Pulau Pasi 10 120° 25 34.29 6° 5 44.50 sisi utara Pulau Pasi b b b b b b b b b b Dongkalang Kahu-Kahu Tg. Gosong P. Pasi P. Selayar Benteng 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6 °1 3 3 6 °1 3 3 6 °1 2 6 °1 2 6 °1 3 6 °1 3 6 °9 6 °9 6 °7 3 6 °7 3 6 °6 6 °6 6 °4 3 6 °4 3 120°2230 120°2230 120°2400 120°2400 120°2530 120°2530 120°2700 120°2700 120°2830 120°2830 120°3000 120°3000 Peta Lokasi Penelitian N 1000 2000 m Skala 1 : 125.000 Kedalaman m : 0 - 5 5 - 10 10 - 20 20 - 30 30 - 50 50 - 100 100 Tutupan Lahan Tipe Substrat Karang Campur Pasir Kebun Lamun Campur Pasir Mangrove Pasir Pemukiman TegalLadang Terumbu Karang 7° 6° 5° 7° 6° 5° 119° 120° 121° 119° 120° 121° Keterangan : b Stasiun Terumbu Karang Sungai Garis Pantai Daratan Selayar Gambar 2. Peta lokasi penelitian.