Keterangan : IKW
= indeks kesesuaian wisata S Ni
= nilai parameter ke-i bobot x skor S Nmaks = nilai maksimum dari suatu kategori wisata
Ketentuan kelas kesesuaian untuk kegiatan wisata snorkeling adalah: S1 = sangat sesuai, dengan IKW 83 – 100
S2 = sesuai, dengan IKW 50 - 83 N
= tidak sesuai, dengan IKW 50 Untuk menilai kesesuaian lokasi wisata, maka disusun kategori yang dapat
menjelaskan kondisi sumberdaya seperti : Kategori S1 : Sangat sesuai highly suitable. Kawasan ekosistem terumbu
karang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari diving dan snorkelling secara lestari, atau hanya
mempunyai faktor pembatas yang kurang berarti dan tidak terpengaruh secara nyata terhadap kondisi kawasan tersebut, serta tidak menambah masukan input
untuk dikembangkan sebagai objek wisata bahari. Kategori S2 : Sesuai Suitable. Kawasan ekosistem terumbu karang yang
mempunyai pembatas agak berat untuk pemanfaatan sebagai kawasan wisata bahari secara lestari. Faktor pembatas akan mengurangi pemanfaatan kawasan,
sehingga diperlukan upaya tertentu dalam membatasi pemanfaatan dan mengupayakan konservasi dan rehabilitasi.
Kategori N : Tidak Sesuai Not Suitable Kawasan ekosistem terumbu karang yang mengalami tingkat kerusakan yang tinggi, sehingga tidak memungkinkan
untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari. Untuk itu sangat disarankan untuk dilakukan perbaikan dengan teknologi tinggi dengan tambahan
biaya dan perlu waktu yang lama untuk memulihkannya melalui konservasi dan rehabilitasi kawasan tersebut.
3.4.4 Indeks Kesesuaian Wisata
Analisa indeks kesesuaian wisata IKW merupakan lanjutan dari matriks kesesuaian wisata bahari kategori wisata senorkeling dan wisata selam. Rumus
yang digunakan untuk indeks kesesuaian wisata Yulianda, 2007 adalah :
IKW = Σ [NiNmaks] x 100
Keterangan : IKW
= Indeks kesesuaian wisata Ni
= Nilai parameter ke-i Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata
3.4.5 Analisis Deskriptif Persepsi Masyarakat dalam Pengembangan
Ekowisata Bahari Analisis data strategi pengembangan ekowisata ini bertujuan untuk
menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data kualitatif yang diperoleh dari hasil interview dan observasi mengenai persepsi
masyarakat tentang pengembangan ekowisata bahari di kawasan konservasi laut daerah. Data kualitatif yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif
yang tersajikan dalam bentuk tabel, gambar atau grafik.
3.4.6 Dukungan Sosial
Tekhnik yang digunakan untuk menentukan tingkat dukungan sosial adalah dengan menggunakan metode analisis multiatribut. Atribut sosial dalam
penelitian ini adalah tingkat keamanan, penerimaan masyarakat lokal, dukungan pemerintah, sarana transportasi laut, peruntukan kawasan, ketersediaan
peralatan wisata, akomodasi dan ketersediaan air tawar. Setiap atribut yang ditetapkan, memiliki bobot dan skor sesuai dengan
kepentingan suatu parameter dalam pengembangan wisata bahari. Bobot yang diberikan adalah 1, 3 dan 5, dan skor berkisar antara 0 – 2. Penentuan skor
berdasarkan urgensi atribut tersebut yang berpedoman pada indikator skor masing-masing atribut penilaian yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Matriks
analisis tingkat dukungan sosial dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Matriks analisis tingkat dukungan sosial kegiatan wisata bahari
No ParameterAtribut
Bobot Skor
Nilai Max Keterangan
1 Tingkat Keamanan
5 0 - 2
10 Sangat Penting
2 Penerimaan masyarakat Lokal
5 0 - 2
10 Sangat Penting
3 Dukungan Pemerintah
3 0 - 2
6 Penting
4 Dukungan swasta
3 0 - 2
6 Penting
5 Aksesibilitas
3 0 - 2
6 Penting
6 Peruntukan kawasan
1 0 - 2
2 Cukup Penting
7 Kelembagaan Masyarakat
1 0 - 2
2 Cukup Penting
8 Kearifan lokal
1 0 - 2
2 Cukup Penting
Nilai Maksimum 44
Sumber : Modifikasi dari Ketjulan, 2010